PEKANBARU, LIPO - Seratus hari sudah kepemimpinan Bupati Rokan Hilir (Rohil) Bistamam dan Wakil Bupati Jhoni Charles pasca pelantikan. Tokoh masyarakat Rohil, Husaimi Hamidi, memberikan catatan awal terkait kinerja mereka.
Husaimi menyoroti beberapa hal dalam 100 hari pertama pemerintahan Bistamam-Jhoni Charles. Pertama, terkait kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 yang disahkan terlambat. Menurutnya, keterlambatan ini sangat berpengaruh pada kebijakan bupati dan wakil bupati dalam menjalankan program.
"Keterlambatan APBD itu sangat berpengaruh pada kebijakan bupati dan wakil bupati," ujar Husaimi Hamidi, Senin 2 Juni 2025.
Kedua, mengenai isu perumahan honorer. Husaimi menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah pusat memang tidak lagi memperbolehkan pengangkatan honorer.
"Menurut saya itu bukan kegagalan bupati, tapi ini keharusan. Kalau dipaksakan, kita mau bayar pakai apa, membangun dengan apa?," tanyanya.
Kemudian Husaimi yang juga juru kampanye Bistamam dan Jhoni Charles mengingatkan agar Bupati dan Wakil Bupati Rohil kembali mencoba melihat janji-janji politik mereka kepada masyarakat. Ia berharap minimal 50 persen dari janji tersebut dapat tercapai dalam lima tahun ke depan.
"Kalau 100 persen berat, tergantung uang, apalagi APBD kita cuma 2 triliun," katanya.
Oleh karena itu, Husaimi berharap Bupati Rohil tetap tenang menghadapi kritik. "Kita berharap kepada Bupati Rohil adem, meski ada penilaian negatif, karena hal biasa seorang pemimpin. Siapa takut kritik, tidak usah menjadi pemimpin," tegasnya.
Ia menyarankan pemimpin untuk mengerjakan sesuai porsi dan bisa melaksanakan janji karena antusiasme masyarakat untuk perubahan Rohil sangat tinggi.
Kemudian, Husaimi juga memberikan pesan kepada tim sukses. "Tim sukses jangan ganggu bupati, masukan ini dan ini. Biarlah bupati melakukan tugasnya, kerjanya. Tim sukses jangan menjadi calo, tapi diharapkan agen pembangunan," pungkasnya.*****