Hasil Survei Ditjen PKH Kementan RI: Ekosistem Industri Ayam Pekanbaru dan Inhu Dinilai Memenuhi Syarat

Senin, 01 Desember 2025 | 13:18:30 WIB
Ilustrasi/F: int

PEKANBARU, LIPO - Pemerintah Provinsi Riau, melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, telah menerima hasil survei tim dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian RI. 

Survei ini terkait  pembangunan ekosistem industri ayam Ras, untuk pemenuhan penyediaan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), di Provinsi Riau. 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, mengatakan berdasarkan hasil tersebut lokasi utama Pembangunan ekosistem industri ayam ras ini direncanakan di Pekanbaru, dan di Kabupaten Indragiri Hulu. Sedangkan di Kabupaten Kampar belum memenuhi syarat untuk pembangunan ekosistem industri ayam Ras. 

“Setelah dilakukan survey oleh tim dari Kementrian Peternakan dan Kesehatan Hewan, ada dua lahan yang sementara memenuhi syarat, yakni di Pekanbaru lahan Pemerintah Kota Pekanbaru, dan di Kabupaten Indragiri Hulu, lahan milik PTPN IV. Ini baru hasil survei dan kita masih menunggu kepastiannya untuk memulai pembangunan,” ujar Mimi Yuliani Nazir, Senin (1/12/25). 

Dijelaskan Mimi, secara nasional Riau termasuk salah satu Provinsi termasuk dalam kelompok daerah Tahap I untuk pengembangan ekosistem ini. Untuk di tingkat peternak, baik untuk peternak ayam broiler atau pedaging, maupun ayam layer atau petelur. Maka pemerintah akan menyiapkan regulasi pembiayaan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 3 persen. Untuk dana KUR ini pemerintah akan menyiapkan pembiayaan sebesar Rp50 Triliun untuk seluruh Indonesia. 

“Untuk aktivitas atau unit usaha yang akan dikembangkan, pada ekosistem baru industri ayam ras yang akan kerjakan di Riau itu ada budidaya parent stock Budidaya 2 unit layer dan broiler. Pembesaran pullet  5 unit, pembangunan pabrik pakan 1 unit, pembangunan RPU dan cold storage 5 unit. Pabrik pengolahan daging ayam 1 unit, pabrik pengolahan telur 1 unit. Dan untuk semua unit usaha telah disiapkan anggaran sebesar Rp1,304 Trilyun,” jelas Mimi. 

Program ini akan melibatkan usaha peternakan yang sudah ada sehingga pada dasarnya program ini bukan dimulai dari nol. Ekosistem yang sudah ada akan dipertahankan dan diperkuat. Tidak boleh mematikan usaha yang sudah ada. Hal-hal pendukung lainnya seperti transportasi.

“Nanti sumber bahan pakan dan pembiayaan akan dibahas secara paralel, dengan melibatkan BUMN yang akan mendukung program ini adalah PTPN IV dan PT Sang Hyang Sri serta akan melibatkan BUMD, yang ada di Provinsi Riau baik BUMD Provinsi maupun BUMD kabupaten dan kota,” ungkapnya. 

Untuk diketahui, Pemerintah berencana menanamkan investasi senilai Rp20 triliun guna membangun peternakan ayam pedaging dan petelur terintegrasI di berbagai daerah di Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Pembangunan ekosistem baru ayam ras ini menjadi bagian dari program hilirisasi pangan nasional. Melalui program ini pemerintah menargetkan pasokan daging ayam dan telur tetap aman di tengah meningkatnya kebutuhan akibat program MBG. Berdasarkan Perhitungan Bapanas, tambahan kebutuhan untuk mendukung program tersebut mencapai 700 ribu ton telur dan 1,1 juta ton ayam pedaging per tahun. *****

 

Terkini