Menyoal HGU PT TSM, FM-PPM Segera Suarakan Aspirasi Masyarakat Pulau Mendol ke Pusat

Menyoal HGU PT TSM, FM-PPM Segera Suarakan Aspirasi Masyarakat Pulau Mendol ke Pusat
FM-PPM Audensi dengan Anggota DPRD Riau/ist

PEKANBARU, LIPO - Sejumlah pemuda dan tokoh masyarakat Pulau Mendol, Kabupaten Pelalawan, Riau, yang tergabung dalam Forum Masyarakat Penyelamat Pulau Mendol (FM-PPM) menyambangi kantor DPRD Provinsi Riau, pada Rabu (31/08/22). Kedatangan FM-PPM ke gedung rakyat tersebut dalam rangka menyuarakan aspirasi dari masyarakat.

Rombongan langsung diterima langsung oleh Ketua DPRD Provinsi Riau, Yulisman, di Ruang Pertemuan Gedung DPRD Provinsi Riau.

Selain dihadiri oleh Rombongan FM-PPM, audiensi ini juga dihadiri oleh beberapa pejabat dan legislator asal Kabupaten Pelalawan, diantaranya Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan Baharudin, Legislator asal Pelalawan Sewitri, SE dari Fraksi Golkar dan juga Dt. Nasir Penyalai dari LAM Provinsi Riau yang juga merupakan Tokoh Masyarakat Penyalai.

Pertenuan ini hadir dari Pihak FM-PPM, Said Abu Supian, selaku Koordinator dan beberapa tokoh masyarakat, serta tokoh pemuda dan mahasiswa.

Kazzaini KS yang merupakan tokoh masyarakat Pulau Mendol kepada forum mengatakan, maksud dan tujuan dari audiensi tersebut adalah dalam rangka menyuarakan aspirasi dari masyarakat Pulau Mendol terkait keberadan Perusahaan Tri Setia Usaha Mandiri yang telah menempatkan sejumlah alat berat di Pulau tersebut.

"Kami mewakili Masyarakat Pulau Mendol merasa keberadaan PT ini sudah sangat meresahkan masyarakat," ujarnya.

Lebih lanjut Kazzaini mengatakan, Pulau Mendol yang lebih dikenal dengan nama Penyalai ini, sudah identik dengan mata pencaharian bertani dan Nelayan, dengan adanya PT ini membuat sistem mata pencaharian masyarakat menjadi terganggu.

"Apalagi komoditas yang meraka bawakan ini adalah sawit yang kita kenal sangat banyak menyerap air, dan kontur tanah dari penyalai ini juga pada dasarnya tidak cocok dengan tanaman tersebut. oleh karena itu masyarakat berharap agar penempatan alat berat ini segera ditarik dari lokasi," paparnya.

Kazzaini juga mengatakan, pada dasarnya Warga Penyalai tidak pernah menolak kedatangan investor, asalkan tidak mengganggu ekosistem dan mata pencaharian masyarakat,

"Dengan luas sekitar 30.641 Hektar pulau ini yang didiami oleh berbagai macam etnis dan suku bangsa membuktikan bahwa masyarakat Penyalai bisa menerima siapa saja dengan baik, dengan keberadaan perusahaan yang telah menguasai hampir 20% dari luas pulau ini membuat masyarakat terganggu, kita tidak anti investasi tapi jangan sawit dan akasia yang dibawa kesini karena dapat mengakibatkan masyarakat terjebak dalam kemiskinan," tegasnya.

Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan, Baharudin, SH, MH mengatakan, dari pihak Pemerintah Kabupaten Pelalawan sendiri sudah mendengar langsung pemaparan yang disampaikan oleh masyarakat dalam agenda rapat dengar pendapat tentang keberadaan Perusahaan yang telah banyak menimbulkan keresahan itu, secara umum pihak Pemerintah Kabupaten Pelalawan dalam hal ini Bupati Pelalawan sudah mencabut Izin Usaha Perkebunan Perusahaan karena dinilai telah banyak melakukan pelanggaran dan sudah sering diberi surat Peringatan dari Pemerintah.

"Pemerintah mendukung pencabutan izin dari perusahaan ini dengan alasan keberadaanya yang tidak tepat, selain itu juga kekhawatirankita dengan adanya abrasi yang sudah semakin luar biasa yang semakin mengikis pinggiran pulau," ujarnya.

Lagipula Penyalai sendiri sebut Baharudin sudah ditetapkan sebagai Food Estate dengan komoditas pangan yang mengarah kepada sumber makanan diantaranya Padi, Kelapa dan sagu.

"Kita sepakat permasalahan ini disuarakan ke Gubernur dan Pemerintah Pusat," katanya.

Sementara, Ketua DPRD Provinsi Riau, Yulisman, S.Si., MM. dalam tanggapannya terhadap pemaparan masalah yang terjadi di Penyalai ini mengatakan, siap menindaklanjuti laporan dan pengaduan yang disampaikan.

"Pengaduan ini akan segera kita proses ke Pusat, serta bekerjasama dengan pihak yang berwenang," sebutnya.

Kedepannya Forum ini akan berangkat langsung ke Jakarta untuk menemui Kementerian ATR/BPN, Komisi II DPR RI dan Presiden Joko Widodo.

Hal ini disampaikan oleh salah seorang peserta rombongan, Said Abu Sofyan kepada wartawan.

"Insya Allah kita akan berangkat ke Jakarta sekitar 09 September nanti," tutupnya. (*1)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index