BBM Naik Rakyat Menjerit, Mahasiswa: Pemerintah Seperti Kehilangan Arah

BBM Naik Rakyat Menjerit, Mahasiswa: Pemerintah Seperti Kehilangan Arah
Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM/int

PEKANBARU, LIPO- Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Riau (UR), menilai kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin membuat rakyat menjarit bahkan menderita.

03 September 2022, Pukul 14.30 wib, adalah hari dimana Presiden Jokowi memberikan kejutan bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sehingga masyarakat banyak berasumsi negatif akibat kenaikan harga BBM ini.

Apakah pemerintah tidak sadar kenaikan harga BBM akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat kecil?. Inflasi akan terjadi dan mengalami kenaikan dan juga harga pangan akan kembali naik, dampaknya membuat masyarakat kecil mengalami kesulitan.

"Dalam UUD 1945 dijelaskan, tujuan Indonesia itu adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Namun, masyarakat sudah mulai tidak percaya terhadap tujuan negara tersebut, karena masyarakat menganggap naiknya BBM ini bukan untuk mensejahterakan rakyat, tetapi malah membuat hidup rakyat semakin melarat dan menjerit," Kata Dewi Sekar Harum, salah satu Mahasiswa Faskultas Hulum, Universitas Riau, pada Selasa (13/09/2022).

UMR masyarakat masih di bawah rata-rata, tetapi dengan kenaikan harga BBM membuat seluruh harga bahan pokok menjadi naik, sehingga masyarakat kesulitan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Tidak mungkin dalam kondisi pemulihan ekonomi setelah dampak COVID-19 yang membuat terhentinya ekonomi masyarakat BBM malah dinaikin, karena UKM dan UMR masyarakat masih di bawah rata-rata." Ucap Dewi Sekar Harum lagi.

"Saran saya dalam masa krisis ekonomi sekarang seharusnya pemerintah tidak mengambil langkah untuk menaikkan harga BBM. Karena masyarakat sedang berada dalam fase pemulihan ekonomi dari dampak COVID-19. Seharusnya kalau memang subsidi dari BBM tersebut dicabut, terus disalurkan untuk masyarakat kecil yang UKM atau UMR masih di bawah rata-rata, sehingga dapat menstabilkan ekonomi mereka," Sambung Meisya Anindita Gusviar, Fakultas Hukum, Mahasiswa Universitas Riau.

Restu Andika, Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Riau, juga memberikan tanggapan terkait kenaikan harga BBM. Restu berpendapat, Pemerintah seharusnya mencari solusi dari dampak kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab jika pemerintah tidak cepat memberikan solusi maka akan mulai timbul rasa tidak percaya masyarakat terhadap pemerintah, sehingga munculnya asumsi tidak baik dan berujung demo dimana-mana.

"Menurut saya solusi jangka panjang harus diambil oleh pemerintah supaya tidak terjadi inflasi berkelanjutan. Di zaman sekarang hidup serba susah apalagi setelah menghadapi COVID-19. Subsidi pada BBM ditarik dengan alasan sesalu bertambah tiap tahun, coba subsidi yang ditarik itu disalurkan untuk UKM atau untuk masyarakat kecil seperti Bantuan Langsung Tunah (BLT) yang dulunya 150 perbulan ditambahkan 250 sampe 300 perbulan sehingga dengan bertambahnya bantuan tersebut sebagai pengganti subsidi BBM," Terang Restu Andika, Mahasiswa Fakultas Hukum, Mahasiswa Universitas Riau.

Ketika BBM naik tentu semua akan ikut naik, mulai dari komuditas pokok dan harga lain-lainnya akan ikut naik. Kenapa pada saat ini banyak gejolak atau kontra terhadap kebijakan yang ada karena pada dasarnya ketika BBM naik ini tentu akan menyusahkan masyarakat, banyak yang menyuarakan bahwasannya tidak seharusnya tidak dinaikkan, tetapi pada dasarnya hari ini BBM tetap dinaikkan.

Dari segi pengelolaan keuangan yang ada disubsidi negara Malaysia dengan harga BBM lebih rendah daripada Indonesia memperoleh keuntungan dari itu, tetapi Indonesia dengan harga yang naik melejit, akan tetapi tidak memperoleh keuntungan, malah rugi. (*1)

 

Ditulis :
Restu Andika (2209126325)
Meisya Anindita Gusviar (2209124361)
Dewi Sekar Harum (2209124390)
Mahasiswa/i Fakultas Hukum, Universitas Riau.

Dosen Pengampu:
Ilham Hudi, S.Pd.,M.Pd

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index