Investasi Bodong tak Pernah Berhenti Mengintai Masyarakat, Pemerintah dan Masyarakat Harus Bangun Komunikasi

Investasi Bodong tak Pernah Berhenti Mengintai Masyarakat, Pemerintah dan Masyarakat Harus Bangun Komunikasi
Jhony Charles./lipo

PEKANBARU, LIPO - Di zaman yang serba canggih seperti saat ini, modus yang dilakukan pelaku kejahatan juga semakin beragam. Termasuk di antaranya kejahatan ekonomi, seperti investasi bodong. Karena itu masyarakat juga harus selalu memasang sikap waspada.

Di sisi lain, pemerintah juga memiliki tugas untuk melakukan pengawasan secara ketat terhadap pihak-pihak yang menawarkan jasa investasi kepada masyarakat.

Dengan demikian, aksi pelaku aksi penipuan seperti investasi bodong dapat diantisipasi sejak dini dan masyarakat pun tidak lagi menjadi korban para pelaku kejahatan jenis ini. Apalagi kerugian yang dialami masyarakat akibat investasi bodong ini biasanya tidak sedikit.

"Idealnya, memang harus ada komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Di satu sisi, pemerintah melakukan pengawasan dengan ketat. Masyarakat juga jangan segan-segan bertanya jika merasa ada yang aneh dari pihak-pihak yang menawarkan investasi," saran tokoh pemuda Riau, Jhony Charles.

Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Sekjen DPW Partai NasDem Riau ini menambahkan, selama ini aksi inestasi bodong ini baru terkuak, setelah memakan korban dalam jumlah banyak. Parahnya lagi, antara pihak yang menawarkan investasi dan korban, kebanyakan sudah saling kenal. Bahkan tidak jarang, pihak yang ikut menawarkan jasa investasi itu juga sebenarnya juga termasuk korban. Mereka ikut menawarkan investasi karena berharap ada keuntungan besar yang telah menanti. Jadi tidak saja dirugikan secara materi, hubungan baik di antara masyarakat juga ikut ternoda.

Sedangkan bentuk investasi yang ditanamkan juga beragam. Mulai dari investasi emas, perkebunan, pertambangan dan lain sebagainya.

"Modusnya biasanya sama. Awalnya ada beberapa orang yang mengaku sudah merasakan manfaatnya. Sehingga yang lain jadi tergiur dan ikut-ikutan menanamkan investasi. Harapannya tentu saja supaya bisa mendapat keuntungan berlipat ganda Ketika pengikutnya sudah banyak dan dana yang diperoleh sudah demikian besar, baru belangnya ketahuan. Pihak pengelola tiba-tiba menghilang entah ke mana. Tinggal masyarakat yang kebingungan karena dana mereka juga ikut hilang," ujarnya lagi, Selasa (10/1/2023).

Minim Literasi

Sebelumnya, ancaman tentang masih adanya aksi investasi bodong itu, juga dibenarkan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau, M Lutfi.

Untuk Provinsi Riau, Lutfi menjelaskan, salah satu faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi, karena masih minimnya literasi masyarakat tentang investasi bodong tersebut.

Apalagi investasi bodong itu beraksi seperti bunglon. Pelaku atau jaringan pelaku aksi ini selalu berbenah dan ganti baju menyesuaikan dengan kecanggihan teknologi dan keterbukaan ruang digital saat ini.

Artinya, siapa pun sangat potensial untuk terjerat investasi bodong. Satu-satunya penangkal hanyalah dengan memperkuat literasi keuangan masing-masing individu sehingga bisa bertindak bijak dalam melakukan investasi.

“Jika sudah terjerat investasi bodong, jangan pernah berharap uang kamu akan kembali 100.persen,” ujarnya seperti dilansir media lokal, Senin kemarin.

Menyikapi hal itu, Jhony Charles kembali mengingatkan, untuk menghindari terulangnya kejadian serupa, perlu adanya sinergi dan komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat.

"Keduanya harus saling melindungi. Apalagi untuk di Riau, kejadian seperti ini sudah terjadi beberapa kali. Kita harapkan kejadian serupa jangan sampai terulang lagi. Masyarakat juga yang paling banyak dirugikan," ingat pria yang maju sebagai caleg DPR RI ini.

Jhony juga mengimbau masyarakat agar jangan mudah tergoda dengan janji-janji menggiurkan dari lembaga ekonomi yang.tidak jelas keberadaannya.

"Teliti dulu, bila dirasakan ada yang janggal, langsung saja dilaporkan kepada pihak atau instansi yang berwenang. Jangan cepat mudah tergoda dengan iming-iming besar. Karena kalau itu cuma investasi bodong, alamat menyesal di belakangan hari," ingatnya. ***

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index