Bakal Capres Kerap ke Pesantren Melanggar atau Tidak? Bawaslu Pun Bingung

Bakal Capres Kerap ke Pesantren Melanggar atau Tidak? Bawaslu Pun Bingung
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja/rol

JAKARTA, LIPO -  Saat ini tiga bakal calon presiden (capres) dengan elektabilitas tertinggi saat ini, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, kerap bersilaturahim dengan pengasuh pimpinan pondok pesantren. 

Situasi ini membuat bingung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengingat pesantren merupakan tempat pendidikan.

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan, Bawaslu tidak bisa melarang para bakal capres melakukan silaturahim atau safari politik asalkan tidak ada ajakan untuk memilih. 

Di sisi lain, pondok pesantren merupakan tempat pendidikan yang notabene menjadi salah satu lokasi terlarang bagi kandidat dalam melakukan kampanye.

Masalahnya, pimpinan pondok pesantren biasanya tinggal di dalam kawasan pondok pesantren yang merupakan tempat pendidikan. Bawaslu akhirnya kesulitan untuk memastikan apakah bacapres mengunjungi pimpinan pondok pesantren atau tempat pendidikannya.

"Ini yang menjadi repotnya kami. Tidak terpisahnya antara tempatnya Pak Kiai dengan tempat pendidikannya. Ini yang kadang-kadang jadi kesulitan," kata Bagja kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Selain itu, Bagja melanjutkan, petugas Bawaslu terkadang tidak bisa masuk ke area pesantren untuk melakukan pengawasan. Pasalnya, lingkungan pesantren memang sangat terbatas. Kendati begitu, kata Bagja, pihaknya tetap berupaya melakukan pencegahan. panitia pengawas kecamatan (panwascam) telah diarahkan untuk melakukan pendekatan persuasif kepada para kiai pimpinan pondok pesantren.

"Teman-teman panwascam melakukan pendekatan persuasif kepada para kiai agar (kunjungan bacapres) tetap dalam kondisi silaturahim, bukan kampanye. Misalnya, kampanye di luar masa kampanye, nanti bisa jadi masalah besar," ujar Bagja. Masa kampanye Pemilu 2024 diketahui baru akan dimulai pada akhir November 2023.

Dalam beberapa waktu terakhir, tiga bakal capres dengan elektabilitas tertinggi kerap melakukan safari politik ke sejumlah pesantren di Pulau Jawa. Prabowo Subianto, misalnya, mengunjungi empat pondok pesantren di Mojokerto dan Jombang pada Ahad (21/5/2023).

Saat mengunjungi Ponpes Amanatul Ummah di Mojokerto pada Ahad (21/5/2023), Prabowo mengeklaim tidak meminta dukungan untuk Pilpres 2024. Namun, ia tak membantah meminta didoakan memenangkan kontestasi tahun depan.

Saat kedatangannya ke ponpes yang didirikan sejak 1868 oleh Syeikh Muhammad Hadi bin Thohir itu, Ganjar disambut langsung pengasuh ponpes KH Munif Zuhri beserta ratusan santri.

"Saya lama tidak ke sini. Yang pertama ya silaturahim, halal bi halal," ujar Ganjar seusai sowan.

Selain sowan dan Lebaran dengan KH Munif Zuhri atau akrab disapa Mbah Zuhri, Ganjar mengaku juga belajar banyak hal. Seperti pentingnya memajukan pendidikan keagamaan hingga merawat kebangsaan. Hal itu, kata Ganjar, karena keaktifan dan komitmen sosok Mbah Zuhri memajukan pendidikan keagamaan, khususnya di pesantren dengan menjalankan kerja sama dengan beberapa pakar dari kampus.

Wejangan itu diterimanya saat mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Huda Sragen, Plosorejo, Gondang, Selasa (23/5/2023).

"Ya, (nasihat) pribadi semuanya," kata Anies.

Di sisi lain, Anies juga mengatakan telah mengamati proses belajar mengajar di ponpes. Ia juga mengaku turut meneladani kepemimpinan Pemimpin Yayasan Nurul Huda, Abah Syarif. Pihaknya juga memberikan nasihat kepada para santri untuk belajar tentang kepemimpinan ponpes tersebut.

"Tadi saya sampaikan pada santri, para santri semua bisa belajar keteladanan pemimpin dari Abah Syarif yang bisa mengelola tempat ini dengan penuh kreativitas," katanya.

Menurut pandangannya, sistem pendidikan yang digunakan ponpes tersebut memanfaatkan semua sumber sebagai pembelajaran. Hal tersebut ia lihat juga bisa dijadikan rujukan ponpes lain.

"Memanfaatkan semua sumber daya yang ada sebagai sumber belajar sehingga proses pendidikannya itu komprehensif. Jadi, ini adalah salah satu contoh yang baik sekali untuk dijadikan rujukan tempat lain," katanya.

Beberapa waktu lalu, Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan, Bawaslu tak membedakan pengawasan terhadap kegiatan safari politik Ganjar maupun Anies. Pengawasan dilakukan menggunakan standar yang sama.

"Pengawasan kami terhadap Mas Ganjar sama seperti kami mengawasi Mas Anies. Cuma Mas Ganjar kami tambah dengan pengawasan penggunaan fasilitas negara karena dia gubernur Jawa Tengah," kata Bagja.

Bagja menyebut, pihaknya melakukan pengawasan untuk memastikan apakah ada unsur pelanggaran seperti penggunaan rumah ibadah, ajakan memilih, dan penggunaan fasilitas negara selama kegiatan safari politik. Beberapa waktu lalu, petugas Bawaslu daerah mengawasi safari politik Ganjar dan Anies di Jawa Timur.

Ganjar diketahui baru dalam beberapa pekan terakhir melakukan kegiatan safari politik. Sedangkan, Anies sudah lebih dulu bersafari, yakni sejak 2022. Safari Anies ke Masjid Raya Baiturrahman Aceh sempat dilaporkan ke Bawaslu.

Bawaslu pada akhir 2022 menolak laporan dugaan pelanggaran Anies tersebut karena eks gubernur DKI Jakarta itu belum resmi menjadi capres. Kendati demikian, Bawaslu menilai, kegiatan safari politik Anies ke sejumlah provinsi itu tidak etis karena masuk kategori kampanye terselubung. (lipo*3)









Sumber: Republika.co.id

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index