Bengkalis, LIPO-Irmi Syakip Arsalan, Sekretaris Komisi IV DPRD Bengkalis, sangat menyayangkan kejadian tidak tersedianya stok kantong darah di RSUD Bengkalis.
Seharusnya tidak boleh dalam keadaan kosong dan setiap petugas harus terus mencatat dan memesan bila stok mulai berkurang.
Bahkan, beberapa hari yang lalu, dirinya juga mendapat laporan dari warga, jika alat pencuci darah pun tidak berfungsi. Hal ini sangat membuat hati miris, bayangkan saja, semua alat yang di beli dari uang rakyat itu merupakan kualitas yang sangat baik. Tetapi kenapa bisa tak berfungsi dan ada juga yang kehabisan stok.
"Miris kita melihatnya, kenapa bisa habis stok kantong darahnya. Kemarin juga dapat info, alat cuci darah pun tak berfungsi. Apa saja kerja manajemen RSUD itu," tanya anggota yang membidangi masalah kesehatan dan pendidikan ini.
Menurutnya, dengan kejadian seperti ini, sudah jelas jika kinerja manajemen RSUD Bengkalis sangat bobrok dan tidak memiliki rasa simpati kepada pasiennya. Ke depan dirinya akan mengajak rekan-rekannya di Komisi IV DPRD untuk mengambil langkah dan mempertanyakan kinerja manajemen RSUD Bengkalis ini.
"Kalau seperti ini, kinerja manajemennya yang bobrok. Saya akan mengajak rekan-rekan dikomisi IV buat mengambil langkah untuk mempertanyakan ini ke RSUD. Kasihan masyarakat yang butuh pertolongan medis jika kinerja RSUD nya seperti ini," cetusnya.
Pada berita sebelumnya, pihak RSUD Bengkalis, ditenggarai tidak memiliki persediaan kantong darah. Hal ini terkuak ketika salah satu pasien, Sarah Adeeba, membutuhkan donor darah.
Ketika pihak keluarga pasien, Sugianto, ingin mendonorkan darahnya, pihak RSUD Bengkalis ternyata tidak memiliki stok kantong darah. Kenyataan itu sangat mencengangkan keluarga pasien. Mereka menilai, ironis jika RSUD andalan di Bengkalis tidak memiliki stok kantong darah.
"Bagaimana keluarga pasien bisa mendonorkan darah, bila kantung darah saja tidak dimiliki pihak Rumah Sakit," kata Sugianto yang akrab di sapa Anto di RSUD Bengkalis, Minggu (11/9/2016).(lipo*8)
Seharusnya tidak boleh dalam keadaan kosong dan setiap petugas harus terus mencatat dan memesan bila stok mulai berkurang.
Bahkan, beberapa hari yang lalu, dirinya juga mendapat laporan dari warga, jika alat pencuci darah pun tidak berfungsi. Hal ini sangat membuat hati miris, bayangkan saja, semua alat yang di beli dari uang rakyat itu merupakan kualitas yang sangat baik. Tetapi kenapa bisa tak berfungsi dan ada juga yang kehabisan stok.
"Miris kita melihatnya, kenapa bisa habis stok kantong darahnya. Kemarin juga dapat info, alat cuci darah pun tak berfungsi. Apa saja kerja manajemen RSUD itu," tanya anggota yang membidangi masalah kesehatan dan pendidikan ini.
Menurutnya, dengan kejadian seperti ini, sudah jelas jika kinerja manajemen RSUD Bengkalis sangat bobrok dan tidak memiliki rasa simpati kepada pasiennya. Ke depan dirinya akan mengajak rekan-rekannya di Komisi IV DPRD untuk mengambil langkah dan mempertanyakan kinerja manajemen RSUD Bengkalis ini.
"Kalau seperti ini, kinerja manajemennya yang bobrok. Saya akan mengajak rekan-rekan dikomisi IV buat mengambil langkah untuk mempertanyakan ini ke RSUD. Kasihan masyarakat yang butuh pertolongan medis jika kinerja RSUD nya seperti ini," cetusnya.
Pada berita sebelumnya, pihak RSUD Bengkalis, ditenggarai tidak memiliki persediaan kantong darah. Hal ini terkuak ketika salah satu pasien, Sarah Adeeba, membutuhkan donor darah.
Ketika pihak keluarga pasien, Sugianto, ingin mendonorkan darahnya, pihak RSUD Bengkalis ternyata tidak memiliki stok kantong darah. Kenyataan itu sangat mencengangkan keluarga pasien. Mereka menilai, ironis jika RSUD andalan di Bengkalis tidak memiliki stok kantong darah.
"Bagaimana keluarga pasien bisa mendonorkan darah, bila kantung darah saja tidak dimiliki pihak Rumah Sakit," kata Sugianto yang akrab di sapa Anto di RSUD Bengkalis, Minggu (11/9/2016).(lipo*8)