Dasyatnya Tsunami Jawa! 9,1 Magnitudo Bisa Picu Gelombang 20 Meter, Waktu Evakuasi Cuma 15 Menit

Ahad, 27 September 2020 | 00:45:49 WIB
Ilustrasi/Int
LIPO - Gulungan ombak raksasa diperkirakan hanya butuh waktu selama 20 menit untuk sampai pinggir pantai setelah gempa bumi Megathrust Magnitudo Mw 9,1. Artinya, waktu evakuasi harus selesai menjelang 20 menit. Kalkulasi berdasarkan riset ini bila potensi pulau Jawa dihantam stunami maha dasyat itu terjadi.

Dilansir CNBC Indonesia, menanggapi riset ini, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, salah satu Peneliti BMKG Dr. Pepen Supendi terlibat langsung dalam penelitian tersebut terutama dalam pengolahan data dan analisis seismisitasnya.

Kesiapan Indonesia menghadapi potensi tersebut pada 2008, BMKG telah mengoperasikan Sistem Monitoring dan Peringatan Dini Tsunami untuk mengantisipasi dampak gempa bumi Megathrust seperti yang pernah terjadi di Aceh. Kala itu waktu tiba gelombang tsunami ke pantai terdekat kurang lebih 20 menit.

Baca:Beredar Video Pemilihan Anggota BPD Ricuh, Waka DPRD Inhu Minta Dinas Terkait Turun Tangan

"Sistem yg dibangun tersebut dioperasikan dengan menggunakan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligent (AI) untuk menghitung secara cepat parameter gempa bumi, magnitudo dan lokasi hiposenter gempa bumi, yang kemudian secara otomatis dengan pemodelan matematis dapat dihitung (diestimasi) potensi kejadian tsunaminya," kata Dwikorita saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (25/09/2020).

Dengan begitu dapat disebarluaskan secara otomatis Info kejadian gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami melalui BNPB, BPBD, Televisi, dan berbagai moda diseminasi informasi lainnya SMS, telepon atau fax, media sosial, aplikasi info BMKG. Sehingga dalam waktu 3-5 menit setelah gempa terjadi.

Baca:Aksi Melalawan Hukum oleh KKB Membuat Pasukan TNI-Polri Hilang Kesabaran, Perburuanpun Dimulai

"Artinya, masih tersisa waktu sekitar 15-17 menit sebelum perkiraan datangnya gelombang tsunami untuk evakuasi," kata dia.

Meski demikian, dia menegaskan adanya Riset dan Sistem Peringatan Dini tersebut belum cukup untuk benar-benar melindungi masyarakat dari ancaman bahaya tsunami. Harus tetap ada kesiapan masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam merespons Peringatan Dini tersebut secara cepat dan tepat, bahkan dalam menyiapkan sarana prasarana evakuasi.

"Selain itu, masyarakat harus terus diedukasi supaya semakin aware terhadap bahaya gempa dan tsunami yang ada di wilayahnya," kata dia.

Dwikorita juga menjelaskan riset yang dilakukan merupakan multidisiplin data, ilmu, dan lintas instansi untuk mengkaji potensi gempa bumi terjadi di zona seismic gap pada sumber gempa Megathrust Selatan Jawa. Selain itu juga memodelkan dampak gempa bumi Megathrust tersebut berupa ketinggian gelombang tsunami di pantai selatan Jawa.

"Jadi pada area seismic gap di zona sumber gempa Megathrust ini dijadikan sebagai input dalam pemodelan tsunami dengan menggunakan beberapa skenario; skenario 1 jika hanya segmen Megathtust selatan Jawa Barat saja yang pecah," katanya.

Baca:Ini Bumi Perkemahan yang Baru di Kabupaten Siak, Alfedri Menamakannya Telago Batin Bungsu Minas

Skenario 2 jika hanya segmen Megatrust selatan Jawa Timur saja yang pecah, lalu skenario terburuknya jika kedua segmen ini pecah bersamaan bisa menghasilkan magnitudo Mw 9,1. Berdasarkan pemodelan tersebut dapat menyebabkan tsunami dengan ketinggian maksimum 20 meter di selatan Jawa bagian Barat (lebih tepatnya di selatan Banten) dan 12 meter di selatan Jawa Timur, dengan ketinggian tsunami rata-rata 4,5 meter.

"Dari hasil riset tersebut waktu datangnya gelombang tsunami sekitar 20 menit," katanya. (*1)

Terkini