Penjaga Alat Berat Ditemukan Mengapung dalam Kolam, Penyebab Kematian Masih Misteri

Rabu, 20 Juli 2022 | 21:16:17 WIB
Lokasi Penemuan Korban/ist
INHU, LIPO - Ahmad Jaiz (52) Warga Desa Morong, Kecamatan Sei Lala Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, ditemukan tewas.

Ahmad Jaiz diketahui berkerja menjaga alat berat di kolam, saat ditemukan tertelungkup tidak bernyawa pada Rabu, 20 Juli 2022.

Kapolres Indragiri Hulu AKBP Bachtiar Alponso S.I.K melalui Kapolsek Pasir Penyu Unit Reskrim Ipda Daniel S.Panjaitan menjelaskan, penemuan jenazah Ahmad Jaiz di Kolam dekat pondok sebuah kebun sawit milik warga.

Sebelumnya, Almarhum Ahmad Jaiz dinyatakan hilang oleh keluarganya dan dan melapor ke Polsek Pasir Penyu.

Berdasarkan laporan, korban menjaga alat berat pada hari Senin 18 Juli 2022, semenjak itu tidak kembali ke rumah, dan pada hari ini (Kamis) jenazah Ahmad Jaiz telah ditemukan mengapung di kolam.

"Kami awalnya dapat laporan dari Bhabinkamtimas setempat bahwa ditemukan jenazah di kolam, dan Unit Reskrim Polsek Pasir Penyu gerak cepat mendatangi TKP, ternyata jenazah tersebut merupakan Ahmad Jaiz yang dilaporkan pihak keluarga yang hilang pada sejak hari Selasa usai hari Senin menjaga alat berat sebagai PK tak kunjung Pulang," Jelas Kanit Reskrim Ipda Dahniel S. Panjaitan saat dikonfirmasi.

Dijelaskan lebih lanjut, dugaan sementara ini Ahmad Jaiz meninggal  akibat kekerasan, karena di bagian kepala secara terdapat luka. Dugaan itu diperkuat karena tidak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP) terdapat barang bukti 1 Unit Sepeda Motor Jenis Honda Revo milik Korban, Parang, Linggis dan  Cangkul.

"Dugaan sementara ada kekerasan pada korban dan di lokasi ditemukan barang bukti seperti cangkul, parang dan lingis. Sementara ini jenazah kita evakuasi ke RSUD Indrasari Pematang Reba untuk dilakukan visum," Jelasnya.

Saat ini pihak Polsek Pasir Penyu sedang menunggu surat visum dari dokter, untuk mengetahui penyebab kematian korban. 

"Nanti akan kita update kembali setelah hasil lengkap keluar dan apakah nantinya pihak keluarga ingin diotopsi atau tidak itu keputusan pihak keluarga, karena untuk otopsi itu orang Polda, sementara jika dilihat kasat mata diduga ada kekerasan," tutup Dahniel S.Panjaitan. (*15) 

Terkini