LIPO - Komisi III DPRD Riau menggelar pertemuan perdana dengan mitra kerjanya, BRK Syariah dan Biro Perekonomian, untuk memperkenalkan diri dan mendiskusikan kondisi terkini masing-masing lembaga.
Pertemuan ini dipimpin oleh Ketua Komisi III, Edi Basri SH MSi. Senin 4 November 2024.
Edi Basri menjelaskan bahwa BRK Syariah saat ini mengalami kekurangan dua pimpinan, yaitu Direktur Bidang Pembiayaan dan Direktur OJK. Meskipun demikian, ia menyatakan kinerja bank tetap baik.
“Dalam satu hingga dua minggu ke depan, posisi tersebut diharapkan sudah terisi. Meskipun ada kekosongan, kinerja BRK Syariah tetap tidak terpengaruh,” ungkapnya.
Edi Basri juga menekankan pentingnya dukungan BUMD Riau untuk menjadikan BRK Syariah sebagai bank utama. Ia berharap semua BUMD dapat menggunakan BRK Syariah untuk rekening perusahaan dan karyawan mereka, guna meningkatkan kinerja bank tersebut.
“Ini perusahaan kita, dan sudah menjadi target kita untuk mengoptimalkan peran BRK Syariah sebagai bank utama,” tegasnya.
Selain itu, Edi Basri menyoroti kebutuhan modal BRK Syariah. Ia menyebutkan bahwa dari janji modal sebesar Rp360 miliar, baru Rp100 miliar yang dibayarkan. Ia berjanji akan mengkomunikasikan kekurangan tersebut dengan Pemprov Riau agar dapat segera diselesaikan.
Di sisi lain, Komisi III juga mengkritik isu kredit fiktif di BRK Syariah. Edi Basri meminta agar tindakan tegas diambil terhadap pihak-pihak yang terlibat.
“Jika sudah ada audit internal dan ditemukan kesalahan, tindakan harus segera diambil. Tidak seharusnya ada bantuan hukum bagi pihak yang jelas bersalah,” ujarnya, menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan tersebut.
Pertemuan ini diharapkannya dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kolaborasi antara DPRD Riau dan lembaga mitra untuk kemajuan ekonomi provinsi.(***)