PEKANBARU, LIPO - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat pertumbuhan ekonomi Riau sebesar 4,65 persen pada triwulan I tahun 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year).
Pertumbuhan tersebut dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010 yang mencapai Rp145,34 triliun. Sementara nilai PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp293,41 triliun.
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, mengatakan pertumbuhan ekonomi ini ditopang oleh kinerja kuat dari beberapa sektor utama. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 15,04 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami lonjakan tertinggi sebesar 14,98 persen.
“Ini menunjukkan peran penting sektor energi dan ekspor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Asep dalam keterangannya, Selasa 6 Mei 2025.
Namun, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter), ekonomi Riau mengalami kontraksi sebesar 0,29 persen. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kinerja buruk sektor Transportasi dan Pergudangan yang mengalami kontraksi hingga 12,70 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga mengalami penurunan tajam sebesar 19,88 persen.
Meski begitu, jika pertumbuhan ekonomi dihitung tanpa memperhitungkan sektor minyak dan gas (nonmigas), perekonomian Riau tumbuh lebih tinggi, yakni sebesar 5,59 persen. Angka ini lebih baik dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 3,95 persen.
"Secara nasional, Provinsi Riau tetap menjadi salah satu motor ekonomi Indonesia dengan kontribusi sebesar 5,16 persen terhadap total PDB nasional. Riau tercatat sebagai provinsi dengan PDRB terbesar keenam di Indonesia dan terbesar kedua di luar Pulau Jawa," terangnya.*****