PEKANBARU, LIPO - Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), Chaidir, menyampaikan keprihatinannya atas lambannya penanganan persoalan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) oleh pemerintah pusat. Ia menduga, keterlambatan tersebut bukan tanpa alasan, tapi sengaja dibiarkan bertahun-tahun sehingga menimbulkan spekulasi dan hambatan dalam proses penertiban kawasan.
Chaidir menyebut, karena terlalu lama dibiarkan, kini muncul berbagai isu, termasuk dugaan adanya keterlibatan oknum aparat membekingi pihak-pihak tertentu di kawasan tersebut.
“Permasalahan TNTN ini sudah bertahun-tahun. Pemerintah pusat seolah membiarkannya sehingga muncul isu-isu liar, bahkan disebut ada oknum aparat yang membekingi,” ujar Chaidir, Selasa 1 Juli 2025 kemarin.
Dalam relokasi Chaidir meminta pemerintah harus menyertai dengan solusi jelas, supaya tidak merugikan masyarakat apalagi mereka sudah lama bermukim di kawasan tersebut.
“Masyarakat di sana bukan hanya memiliki kebun, tapi juga sudah membangun rumah, tempat ibadah, hingga sekolah. Jika memang harus direlokasi, pemerintah harus mencarikan solusi yang tidak merugikan rakyat,” tegas mantan Ketua DPRD Riau itu.
Chaidir juga menyampaikan bahwa saat ini sudah ada masyarakat yang bersedia mengembalikan lahan kepada negara secara sukarela. Menurutnya langkah itu menunjukkan bahwa masyarakat sebenarnya siap mendukung penertiban selama prosesnya adil dan manusiawi.
“Kuncinya adalah jangan sampai merugikan masyarakat. Kita semua mendukung penertiban, tapi jangan abaikan hak dan kehidupan warga yang sudah lama tinggal di sana,” pungkasnya.
Taman Nasional Tesso Nilo merupakan salah satu kawasan konservasi penting di Riau yang selama bertahun-tahun menghadapi persoalan perambahan, konflik lahan, dan lemahnya pengawasan.*****