Tiga Anak Muda Ini Buktikan Inovasi Samsung Lahir dari Kearifan Lokal

Kamis, 28 Agustus 2025 | 16:10:57 WIB
Alishia Gozal, Siti Muslimah (Ima), dan Mutiara Ramadhani adalah tiga talenta muda yang menjadi bagian dari kesuksesan Samsung di Indonesia/ist

PEKANBARU, LIPO- Inovasi bukan hanya soal teknologi canggih. Di tangan tiga anak muda Indonesia, inovasi menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai budaya lokal dengan teknologi global.

Alishia Gozal, Siti Muslimah (Ima), dan Mutiara Ramadhani adalah tiga talenta muda yang menjadi bagian dari kesuksesan Samsung di Indonesia melalui inovasi-inovasi yang membumi, dekat dengan konsumen, dan mengangkat identitas bangsa.

Sebagai bagian dari tim Mobile eXperience Product Marketing Samsung Electronics Indonesia, Alishia Gozal tak hanya bertugas merancang strategi pemasaran, tetapi juga menciptakan pendekatan produk yang selaras dengan karakteristik konsumen Indonesia.

Mengamati kecintaan masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea Selatan, serta kebanggaan akan budaya lokal, Alishia menggagas ide kolaborasi desain Nusantara x Hangul pada aksesori Galaxy Wrap untuk produk Galaxy Z Fold6, Z Flip6, S24 series, dan S24 FE.

"Kami memahami bahwa konsumen Indonesia juga menggemari budaya Korea Selatan. Di saat yang sama, mereka juga bangga dengan budaya lokal."

"Dari insight ini, kami menghadirkan kolaborasi antara elemen Nusantara dan Hangul, sehingga pengguna bisa mempersonalisasi smartphone mereka dengan gaya yang unik dan bermakna secara budaya," jelas Alishia.

Tak hanya itu, Alishia juga terlibat dalam pengembangan dan promosi Galaxy AI Bahasa Indonesia fitur AI berbahasa Indonesia yang memungkinkan pengguna berkomunikasi dan menyelesaikan tugas sehari-hari secara lebih efisien dan personal.

"Kesuksesan sebuah inovasi dapat dilihat dari seberapa dalam sebuah produk, layanan, atau solusi bisa terhubung secara emosional dengan penggunanya," tambahnya.

Melalui kolaborasi lintas tim, ia juga turut menghadirkan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dan penuh keuntungan, seperti program Samsung Reservation+, penawaran trade-in, serta promosi pembelian ekosistem Samsung dalam satu transaksi.

Berbeda dari Alishia, Siti Muslimah  atau yang akrab disapa Ima berkontribusi di balik layar sebagai peneliti di Samsung R&D Institute Indonesia (SRIN).

Ima terlibat dalam pengembangan Galaxy AI Bahasa Indonesia, memastikan fitur ini tidak hanya dapat memahami input pengguna, tetapi juga mampu merespons secara kontekstual, sesuai dengan keragaman bahasa dan budaya Indonesia.

"Inovasi yang relevan tidak selalu datang dari teknologi tercanggih. Sering kali, inovasi yang signifikan lahir dari kebiasaan sederhana yang dilakukan sehari-hari," ungkap Ima.

Ia dan timnya melakukan studi lapangan untuk mempelajari cara masyarakat berbicara, termasuk aksen, kosakata, hingga konteks penggunaan bahasa dalam berbagai situasi, baik di kota besar maupun daerah pelosok.

"Saya pun sangat bangga saat tahu bahwa hasil kerja kami digunakan oleh banyak orang di Indonesia, dan bahkan menjadi inspirasi untuk negara lain," tambahnya.

Kini, Ima bersama enam peneliti lain terus menyempurnakan fitur Galaxy AI Bahasa Indonesia agar semakin natural digunakan, melalui serangkaian pengujian berbasis interaksi nyata pengguna.

Tak hanya Galaxy AI, SRIN juga mengembangkan beragam inovasi digital seperti Samsung Gift Indonesia, S-Lime, Samsung Pay, serta Salaam aplikasi religius yang mendampingi umat muslim Indonesia dalam beribadah, lengkap dengan Al-Qur’an digital, penentu arah kiblat, jadwal shalat, dan panduan haji.

Sementara itu, inovasi dari Mutiara Ramadhani, yang memulai karier di Samsung melalui program Management Trainee, lahir dari dapur masyarakat Indonesia. Dalam tim produk elektronik rumah tangga, Mutiara menggagas fitur Ungkep Compartment pada kulkas Samsung.

Fitur ini merupakan ruang khusus dengan teknologi soft freeze, yang menjaga bahan makanan seperti ayam ungkep tetap dingin tanpa membekukannya, sehingga bisa langsung dimasak tanpa perlu dicairkan.

"Dari insight konsumen Indonesia, kami menemukan peluang sekaligus cara baru untuk mengkomunikasikan fitur agar lebih relevan dengan kebutuhan mereka. Kami kemudian memperkenalkan nama ‘ungkep’ untuk fitur ini, dan respons dari konsumen Indonesia sangat positif,” jelas Mutiara.

Strategi ini sukses besar hingga diterapkan di negara lain, seperti Vietnam, yang juga memiliki kebiasaan membeli ikan segar setiap hari. Inovasi yang awalnya berakar dari tradisi kuliner Indonesia, kini menjadi solusi regional yang diadaptasi Samsung di Asia Tenggara.

Mutiara juga terlibat dalam peluncuran Bespoke AI Refrigerator, kulkas pintar dengan fitur AI yang terhubung ke aplikasi SmartThings, memungkinkan pengguna memantau konsumsi listrik, serta mendapatkan saran resep dari bahan makanan yang tersedia.

Cerita Alishia, Ima, dan Mutiara menjadi bukti bahwa inovasi Samsung di Indonesia tidak hanya datang dari luar negeri, tetapi juga dari anak-anak muda lokal yang memahami kebutuhan konsumen secara mendalam.

"Kami percaya bahwa inovasi yang berhasil adalah inovasi yang lahir dari pemahaman yang kuat akan kebutuhan konsumen, nilai budaya, dan kebiasaan masyarakat," ujar perwakilan Samsung Indonesia.

Melalui kombinasi teknologi global dan wawasan lokal, Samsung berhasil menciptakan produk dan layanan yang lebih dekat, relevan, dan bermakna bagi pengguna di Indonesia. Inilah contoh nyata bagaimana perusahaan teknologi global bisa tumbuh bersama masyarakat lokal.(***)

Tags

Terkini