GWERU, LIPO-Seorang pria di Zimbabwe bersikeras mengaku tidak bersalah atas tuduhan pembakaran dengan sengaja dua perempuan di Gweru. Kepada hakim, pria berumur 43 tahun itu meyakinkan, dirinya terlalu mabuk dan tak sadar saat menuangkan bensin ke kamar korban.
"Saya memiliki masalah serius sejak 2014. Setiap kali minum bir, saya akan hilang akal," ujar Garikayi Zvawanda, seperti disitat News24,
Kisah bermula ketika Zvawanda sedang mabuk berat. Dia merasa patah hati malam itu. Dia yakin kekasihnya, Sibanda Nancy Loraine Sibanda, meninggalkan dirinya karena lelaki lain.
Ia pun mendatangi kamar pacarnya dan mulai menyiramkan 9 liter bensin ke sekeliling ruangan. Saat kejadian, Sibanda sedang tertidur pulas bersama keponakan perempuannya, Cynthia Hlabangana. Ketika api membesar, mereka kehabisan waktu untuk menyelamatkan diri.
Keduanya terluka parah. Untunglah insiden ini cepat dilaporkan dan korban bisa dilarikan ke rumah sakit. Namun sayang, maut tak bisa ditolak. Sibanda dan Hlabangana akhirnya menyerah pada rasa sakit yang ditinggalkan luka bakar tersebut. Sibanda meninggal pada 4 Desember 2016 dan keponakannya menyusul dua hari kemudian.
Sebelumnya, kasus serupa pernah muncul di pengadilan Zimbabwe. Seorang pria berusia 19 tahun di Bulilima terbukti melakukan upaya pembunuhan dan perusakan bangunan, setelah membakar rumah pacarnya yang dituding telah menularkan penyakit seksual padanya.
Pacarnya, Mercy Ndlovu membantah tuduhan Victor Mpofu. Kasus ini ditangani oleh Pengadilan Negeri Plumtree setahun lalu.(lipo*3/okz)
"Saya memiliki masalah serius sejak 2014. Setiap kali minum bir, saya akan hilang akal," ujar Garikayi Zvawanda, seperti disitat News24,
Kisah bermula ketika Zvawanda sedang mabuk berat. Dia merasa patah hati malam itu. Dia yakin kekasihnya, Sibanda Nancy Loraine Sibanda, meninggalkan dirinya karena lelaki lain.
Ia pun mendatangi kamar pacarnya dan mulai menyiramkan 9 liter bensin ke sekeliling ruangan. Saat kejadian, Sibanda sedang tertidur pulas bersama keponakan perempuannya, Cynthia Hlabangana. Ketika api membesar, mereka kehabisan waktu untuk menyelamatkan diri.
Keduanya terluka parah. Untunglah insiden ini cepat dilaporkan dan korban bisa dilarikan ke rumah sakit. Namun sayang, maut tak bisa ditolak. Sibanda dan Hlabangana akhirnya menyerah pada rasa sakit yang ditinggalkan luka bakar tersebut. Sibanda meninggal pada 4 Desember 2016 dan keponakannya menyusul dua hari kemudian.
Sebelumnya, kasus serupa pernah muncul di pengadilan Zimbabwe. Seorang pria berusia 19 tahun di Bulilima terbukti melakukan upaya pembunuhan dan perusakan bangunan, setelah membakar rumah pacarnya yang dituding telah menularkan penyakit seksual padanya.
Pacarnya, Mercy Ndlovu membantah tuduhan Victor Mpofu. Kasus ini ditangani oleh Pengadilan Negeri Plumtree setahun lalu.(lipo*3/okz)
GoogleNews
.jpeg)
