AMERIKA SERIKAT, LIPO-Kasus baterai ponsel yang meledak telah terjadi berulang kali. Namun, kini peneliti dari Stanford University telah megembangkan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah ledakan tersebut.
Ledakan pada baterai Li-ion, yakni yang biasa diaplikasikan pada alat elektronik terjadi lantaran ion dalam baterai bergerak terlalu cepat. Akibatnya, pelat lithium menjadi panas sehingga memicu ledakan.
Penemuan baru para peneliti tersebut, yaitu sebuah kapsul yang terbuat dari trifenil fosfat tahan api (TPP) yang dibungkus plastik. Nantinya, para produsen ponsel bisa menyertakan kapsul ini pada bungkus baterai. Lapisan akan meleleh jika terlalu panas, dan melepaskan cairan yang tahan api.
"Saya tertarik untuk memecahkan masalah mengenai keamanan baterai. Seperti pada smartphone Samsung saat ini keamanan baterai sedang menjadi perhatian," tutur ketua tim peneliti, Yi Cui, dinukil dari PBS, Sabtu (4/2/2017).
Di sisi lain para produsen elektronik sangat menyukai jenis baterai Li-ion karena ringan dan sangat reaktif. Baterai Li-ion cocok digunakan sebagai sumber listrik yang mudah diisi ulang.
Pencegahan ledakan baterai menjadi penting. Apalagi, saat ini peneliti juga mengembangkan mobil listrik. Artinya, jika terjadi masalah pada baterai, maka ledakan yang ditimbulkan akan lebih berbahaya ketimbang ponsel.
"Sekarang kami sangat berusaha untuk meningkatkan baterai Li-ion yang banyak digunakan masyarakat," imbuh seorang fellow di Laboratorium Nasional Pacific Northwest, Juni Liu.(lipo*3/okz)
Ledakan pada baterai Li-ion, yakni yang biasa diaplikasikan pada alat elektronik terjadi lantaran ion dalam baterai bergerak terlalu cepat. Akibatnya, pelat lithium menjadi panas sehingga memicu ledakan.
Penemuan baru para peneliti tersebut, yaitu sebuah kapsul yang terbuat dari trifenil fosfat tahan api (TPP) yang dibungkus plastik. Nantinya, para produsen ponsel bisa menyertakan kapsul ini pada bungkus baterai. Lapisan akan meleleh jika terlalu panas, dan melepaskan cairan yang tahan api.
"Saya tertarik untuk memecahkan masalah mengenai keamanan baterai. Seperti pada smartphone Samsung saat ini keamanan baterai sedang menjadi perhatian," tutur ketua tim peneliti, Yi Cui, dinukil dari PBS, Sabtu (4/2/2017).
Di sisi lain para produsen elektronik sangat menyukai jenis baterai Li-ion karena ringan dan sangat reaktif. Baterai Li-ion cocok digunakan sebagai sumber listrik yang mudah diisi ulang.
Pencegahan ledakan baterai menjadi penting. Apalagi, saat ini peneliti juga mengembangkan mobil listrik. Artinya, jika terjadi masalah pada baterai, maka ledakan yang ditimbulkan akan lebih berbahaya ketimbang ponsel.
"Sekarang kami sangat berusaha untuk meningkatkan baterai Li-ion yang banyak digunakan masyarakat," imbuh seorang fellow di Laboratorium Nasional Pacific Northwest, Juni Liu.(lipo*3/okz)