KRAKOW, Lipo-Pelatih Timnas U21 Spanyol Albert Celades mengantisipasi postur pemain muda Jerman ketika kedua kesebelasan bertemu pada final Piala Eropa 2017 di Stadion Cracovi, Krakow, Polandia, Sabtu (1/7) dini hari WIB.
Dia menginstruksikan pasukannya untuk meredam kekuatan Jerman yang kerap mengandalkan adu fisik di lapangan.
"Jerman punya postur yang sangat memungkinkan mereka memenangkan duel fisik, kami tak bisa gegabah menghadapi mereka," ujar dia dilansir ESPN, Kamis (29/6).
Namun, Celades juga yakin anak-anak asuhannya punya kemampuan yang dicemaskan oleh Jerman. Menilik dari laga kontra Italia, Saul Niguez dan kawan-kawan bermain luar biasa dengan sepenuhnya menguasai laga.
Kala itu, Spanyol mendominasi penguasaan bola dengan catatan mencapai 62 persen. "Kami punya kesempatan kembali jadi kampiun di ajang ini. Saya yakin kami punya banyak hal yang sangat dikhawatirkan oleh lawan dan kami siap mengeksplorasinya," kata pelatih berusia 41 tahun ini.
Pelatih Jerman Stefan Kuntz memahami tim Matador junior sangat difavoritkan untuk menjadi juara. "Ini akan jadi ujian bagi kami sekaligus juga untuk Spanyol. Saya pikir laga akan ketat karena kedua tim punya kualitas yang tak jauh berbeda," ujar Kuntz.
Menilik perjalanan di ajang ini, Spanyol menjadi satu-satunya tim yang sempurna menjalani turnamen. Dari empat laga dari babak penyisihan hingga semi final, Spanyol membabat semua laga dengan kemenangan. Pada laga semi final, Spanyol tampil meyakinkan ketika menekuk Italia U-21 dengan skor 3-1.
Catatan Jerman tidak gemilang seperti Spanyol. Tim Panser muda meraih tiga kemenangan dan sekali kalah sebelum mencapai final. Satu-satunya kekalahan Jerman terjadi ketika menghadapi Italia, yang justru mampu dibekap Spanyol. Langkah Jerman ke partai final juga kurang meyakinkan karena hanya menang lewat adu penalti melawan Inggris U-21.
Ikuti LIPO Online di Dia menginstruksikan pasukannya untuk meredam kekuatan Jerman yang kerap mengandalkan adu fisik di lapangan.
"Jerman punya postur yang sangat memungkinkan mereka memenangkan duel fisik, kami tak bisa gegabah menghadapi mereka," ujar dia dilansir ESPN, Kamis (29/6).
Namun, Celades juga yakin anak-anak asuhannya punya kemampuan yang dicemaskan oleh Jerman. Menilik dari laga kontra Italia, Saul Niguez dan kawan-kawan bermain luar biasa dengan sepenuhnya menguasai laga.
Kala itu, Spanyol mendominasi penguasaan bola dengan catatan mencapai 62 persen. "Kami punya kesempatan kembali jadi kampiun di ajang ini. Saya yakin kami punya banyak hal yang sangat dikhawatirkan oleh lawan dan kami siap mengeksplorasinya," kata pelatih berusia 41 tahun ini.
Pelatih Jerman Stefan Kuntz memahami tim Matador junior sangat difavoritkan untuk menjadi juara. "Ini akan jadi ujian bagi kami sekaligus juga untuk Spanyol. Saya pikir laga akan ketat karena kedua tim punya kualitas yang tak jauh berbeda," ujar Kuntz.
Menilik perjalanan di ajang ini, Spanyol menjadi satu-satunya tim yang sempurna menjalani turnamen. Dari empat laga dari babak penyisihan hingga semi final, Spanyol membabat semua laga dengan kemenangan. Pada laga semi final, Spanyol tampil meyakinkan ketika menekuk Italia U-21 dengan skor 3-1.
Catatan Jerman tidak gemilang seperti Spanyol. Tim Panser muda meraih tiga kemenangan dan sekali kalah sebelum mencapai final. Satu-satunya kekalahan Jerman terjadi ketika menghadapi Italia, yang justru mampu dibekap Spanyol. Langkah Jerman ke partai final juga kurang meyakinkan karena hanya menang lewat adu penalti melawan Inggris U-21.
Namun, Kuntz tetap yakin dengan pasukannya. "Tim ini sudah membuat saya bangga pada semi final. Saya yakin mereka bisa kembali mengulanginya saat melawan Spanyol," ujar dia. (Lipo*2/Rol)