Oknum Anggota Dewan Pelalawan Riau Terseret VCS Panas Ngaku Dijebak & Diperas

Oknum Anggota Dewan Pelalawan Riau Terseret VCS Panas Ngaku Dijebak & Diperas
Ilustrasi/int
LIPO - Perihal video panas, Video Chating Sex (VCS) yang lagi viral menyeret oknum anggota dewan di Pelalawan, Riau, lambat laun mulai terkuak. VSC tersebut beredar luas dan berujung ke pihak penegak hukum.

Berdasarkan informasi yang peroleh media dari kerabatnya, oknum anggota dewan yang disebut-sebut berinisial SH itu dijebak dan menjadi korban pemerasan. 

"Memang benar, sosok lelaki dalam video itu adalah kawan kita. Hanya saja, ia dijebak lantas diperas. Lantaran sudah tak kuat, terus menerus diperas, iapun membuat laporan polisi," terang sumber yang minta namanya dirahasiakan. 

Dikatakan Sumber ini, ia sudah mempelajari latar belakang kejadian menimpa kepada yang bersangkutan dalam hal ini korban SH. 

Peristiwanya, terjadi sudah lama yakni sekitar dua bulan lalu, dimana SH balik kampung ke Sumatera Utara (Sumut) di salah satu kabupaten untuk sebuah urusan.

Hanya saja, SH kala itu tertahan disana selama dua hari lantaran tidak mendapatkan tiket pesawat pulang ke kabupaten Pelalawan. 

"Nah, di tengah kesendirian di sebuah hotel, iseng-iseng main di Medsos untuk mengisi kejenuhan, chattingan dengan seorang perempuan," paparnya.


Chattingan inilah, kata dia, awal dari bencana bagi SH. Ia terjebak di tengah kesendirian oleh pelaku. 

"Namanya manusia pasti tak luput dari khilaf dan salah. SH tak sadar chattingan berujung ke VCS, dan pelaku merekam, ternyata bertujuan untuk melancarkan aksi jahatnya," jelas sumber ini.

Apa yang ditakutkan akhirnya menjadi kenyataan. Dimana setelah kejadian itu SH balik ke Pelalawan dan pelaku mulai melancarkan aksinya. Pelaku meminta sejumlah uang ke SH. 

"Setelah kejadian ini pelaku memeras dan SH tak sudah tak tahan. Apalagi, video itu disebarkan pelaku ke Medsos dan ia pun membuat laporan ke polisi," tandasnya.


SH sendiri saat dikonfirmasi media, tidak menapik, Ia mengakui bahwa dirinya menjadi korban jebakan hingga pemerasan. 

"Maaf, karena saya jadi korban jebakan, pemerasan, ancaman akhirnya saya sudah melapor ke Polda Riau," terang SH.

Atas kejadian ini, akhirnya ia mematikan nomor HP dan WA. Upaya ini dilakukan, kata dia, lantaran adanya pemberitaan di media yang tidak proporsional banyak terprovokasi.

"Disini perlu diluruskan, harusnya saya sebagai korban jebakan dan pemerasan tapi malah sebaliknya terkesan menambah tekanan," tandasnya singkat. (*1/CKP)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index