Harga GKP Anjlok, Gerbang Tani Tolak Rencana Pemerintah Impor Beras 1,5 Ton

Harga GKP Anjlok, Gerbang Tani Tolak Rencana Pemerintah Impor Beras 1,5 Ton
Idham Arsyad/LIPO
JAKARTA, LIPO - Rencana Pemerintah melakukan import beras sebesar 1 hingga 1,5 juta ton sebagaimana disampaikan oleh Menko Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sangat disayangkan dan harus ditolak. 

Rencana ini akan menyebabkan anjloknya harga harga jual gabah kering panen (GKP) di kalangan petani. Sehingga hasil panen yang dinikmati petani tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. 

Rencana import beras ini juga tidak tepat dari sisi waktu, karena berbarengan dengan musim panen para petani. Karena awal Maret hingga Mei, petani di sejumlah daerah memasuki masa panen raya. Mereka adalah petani di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, serta Kalimatan Selatan.  Hal itu dikatakan Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan (Gerbang Tani), Idham Arsyad, Rabu (10/03/21).

"Meskipun import beras masih dalam tahap rencana, tapi sudah mempengaruhi harga jual gabah kering panen petani. Kondisi ini akan dimanfaatkan oleh tengkulak untuk "memainkan harga" sehingga merugikan petani," jelas Idham Arsyad melalui relesenya, kepada liputanoke.com.

Selain itu, alasan Iron stock baik untuk cadangan yang disampaikan pemerintah juga layak dikaji kembali. Sebab alasan ini telah menyebabkan kerugian yang dialami jutaan patani di Indonesia dan berlawanan dengan data yang dikeluarkan oleh BPS. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statsistik mencatatkan terjadinya peningkatan produksi panen padi dari tahun 2019 yang mencapai  54.604.033,34 ton  menjadi 54.649.202,24 ton pada tahun 2020. Ada peningkatan mencapai 45.000 ton. Pada kuartal I tahun ini, BPS juga memperkirakan produksi beras akan meningkat 26%.

"Atas dasar itu, kami Dewan Pengurus Nasional (DPN) Gerbang Tani menyerukan menolak rencana impor ini," jelasnya.

Idham pun berharap pemerintah membatalkan rencana impor beras 1-1,5 juta ton. 

Dikatakan Idham, Bulog harus mendahulukan penyerapan gabah kering panen dari petani dengan harga yang layak. 

"Kita minta pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran sektor pertanian untuk menjaga stok  beras dan pangan lainnya," tutupnya. (*1)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index