Gulat PON Papua 2021 Ricuh, Ini Penyebabnya

Gulat PON Papua 2021 Ricuh, Ini Penyebabnya
PON Papua/ist
MERAUKE, LIPO - Pertandingan olahraga body contact yang penilaiannya masih manual berpotensi memicu keributan. Wasit atau juri terkadang subyektif dalam memberikan penilaian. Biasanya cenderung menguntungkan bagi atlet tuan rumah. Namun hal sebaliknya terjadi di PON XX Papua.

Setelah kericuhan muncul di cabang tinju beberapa hari lalu, giliran gulat yang menimbulkan kehebohan. Selain terjadi baku hantam antara dua kubu, perlengkapan pertandingan seperti televisi menjadi sasaran keributan.

Kericuhan di arena gulat PON Papua terjadi saat partai Kalimantan Selatan melawan Papua pada kelas 74 kilogram yang memperebutkan perunggu pada Senin (11/10), sekitar pukul 18.15 WIT. 

Kericuhan pada arena gulat PON Papua terjadi di GOR Hiad Say Merauke. Kericuhan muncul setelah kontingen tuan rumah menganggap keputusan hakim juri tidak fair dan menguntungkan Kalimantan Selatan.

Kericuhan di dalam arena itu menimbulkan kerusakan sejumlah fasilitas, termasuk sebuah televisi yang digunakan sebagai layar penilaian. Kericuhan dapat reda setelah aparat menenangkan ofisial kontingen Papua. Usai kericuhan, kontingen Papua walkout. 

Pengurus Pusat Persatuan Gulat seluruh Indonesia (PPGSI) Gusti Randa menyebutkan tim Papua memilih walkout dan mengadukan indikasi kecurangan wasit ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). 

“Ketidakpuasan dalam sebuah pertandingan adalah hal yang biasa. Penyelesaiannya tentu masing-masing pihak dapat menerima, agar pertandingan dapat dilakukan. Catatan PGSI, pertandingan tersebut dimenangkan secara walk out, karena tim Papua tidak mau bertanding,” jelas Gusti kepada wartawan di Merauke. 

Gusti menyambut baik jika tim Papua mengadukan persoalan ini ke BAORI. Menurut dia, ini langkah tepat. Usai ricuh, para hakim juri keluar gedung GOR dengan pengawalan ketat aparat keamanan.(lipo*3/rol) 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index