Harga TBS Sawit Kembali Naik Pasca Pembukaan Ekspor CPO oleh Pemerintah

Harga TBS Sawit Kembali Naik Pasca Pembukaan Ekspor CPO oleh Pemerintah
Ilustrasi/int
JAKARTA, LIPO - Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung menyebut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit  naik kembali pascapembukaan ekspor CPO  yang dilakukan pemerintah. 

"Sejak tanggal 18 siang itu, itu harga TBS sudah naik dari Rp1.600 naik menjadi Rp.2.200 dan tadi Kamis siang sudah naik menjadi Rp2.600. Ini kan semuanya pasar yang merespons ini," ungkapnya.

Ia mengapresiasi keputusan Pemerintah yang akan kembali membuka ekspor CPO mulai Senin (23/05/2022) mendatang.

"Terima kasih kepada pak Presiden Jokowi yang sudah merespons kami petani yang sudah tertatih-tatih tetapi kami menunjukkan jiwa kebesaran hati kami sebagai petani sawit untuk tidak bertindak anarkis kami melakukan aksi dengan menunjukkan kebudayaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke itu adalah dipersatukan oleh kelapa sawit," kata Gulat dalam perbincangan bersama  Pro 3 RRI, Kamis (19/5/2022) malam. 

Pemerintah memastikan akan kembali membuka ekspor minyak goreng mulai Senin (23/05/2022) mendatang. Keputusan tersebut diambil pemerintah setelah memperhatikan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini serta mempertimbangkan para tenaga kerja dan petani di industri sawit.

Hal tersebut disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/05/2022) sebagaimana dikutip dari Setkab.go.id.

“Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga kerja di industri sawit, baik petani, pekerja, dan juga tenaga pendukung lainnya, maka saya memutuskan bahwa ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin, 23 Mei 2022,” ujar Presiden.

Presiden pun menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau dan mengawasi dengan ketat untuk memastikan minyak goreng tersedia dengan harga terjangkau di tanah air.

“Meskipun ekspor dibuka, pemerintah akan tetap mengawasi dan memantau dengan ketat untuk memastikan pasokan tetap terpenuhi dengan harga terjangkau,” ujarnya.

Kepala Negara mengungkapkan, sejak kebijakan pelarangan ekspor minyak goreng diterapkan, pemerintah terus memantau dan mendorong berbagai langkah untuk memastikan ketersediaan minyak goreng agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan pengecekan langsung di lapangan dan laporan yang diterima, Presiden menyampaikan bahwa pasokan minyak goreng terus bertambah.

“Kebutuhan nasional untuk minyak goreng curah adalah sebesar kurang lebih 194 ribu ton per bulannya. Pada bulan Maret, sebelum dilakukan pelarangan ekspor, pasokan kita hanya mencapai 64,5 ribu ton. Namun setelah dilakukan pelarangan ekspor di bulan April, pasokan kita mencapai 211 ribu ton per bulannya, melebihi kebutuhan nasional bulanan kita,” ungkapnya.(lipo*3)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index