LIPO - Polresta Pekanbaru yang menangani kasus meninggalnya ASN wanita di basement DPRD Riau belum berhasil menguak penyebab kematian korban sesungguhnya.
Untuk membuka tabir kasus ini secara terang benderang, sejumlah saksi sudah dimintai keterangan. Begitu juga alat bukti, masih didalami penyidik.
Penemuan mayat Fitri yang awalnya kuat diduga bunuh diri mulai terbantahkan setelah keluarnya hasil autopsi. Berdasarkan hasil autopsi, menunjukan adanya kekerasan benda tumpul di bagian leher korban (Fitri).
"Penyebab kematian adalah adanya kekerasan (benda) tumpul di leher yang menekan jalan nafas yang ditandai adanya asfiksia (mati lemas)," kata Andrie, kepada wartawan, Senin (12/9/2022) lalu.
Kemudian, dugaan masyarakat mulai bergeser, jangan-jangan Fitri tewas karena dibunuh. Lalu siapa pelakunya dan apa motifnya?.
Sejauh ini, pihak kepolisian mengaku masih terus melakukan pendalaman persesuaian keterangan saksi-saksi yang diperiksa untuk mengungkap kemungkinan dugaan lain, baik motip maupun penyebab kematian korban.
"Masih terus melakukan pendalaman dan pemeriksaan saksi-saksi. Alat bukti berupa elektronik serta CCTV masih terus kita analisa," Kata Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Andrie Setiawan, kepada wartawan, pada Jumat (16/9/2022).
Disamping mendalami rekaman CCTV, Polisi menyebutkan sudah memeriksa saksi 26 orang, termasuk teman dekat korban berinisial F, yang konon kabarnya sudah menikah siri.
Kasus ini hampir sepakan berlalu, Fitri ditemukan sudah meregang nyawa dengan seutas tali dalam mobil pada Sabtu (10/09/22) lalu. Polisi baru setakat mengabarkan hasil autopsi dan jumlah saksi yang diperiksa, sementara hasil analisa CCTV masih penuh misteri. (*1)