Legend Nih! Selalu Bikin Nyali Lawan Ciut Sebelum Bertanding, Rekor Juara Jalur Bomber Belum Terkalahkan

Legend Nih! Selalu Bikin Nyali Lawan Ciut Sebelum Bertanding, Rekor Juara Jalur Bomber Belum Terkalahkan
Jalur, Bomber (Baru)/F: Istimewa

TELUK KUANTAN, LIPO - Budaya pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, adalah suatu tradisi budaya yang telah berlangsung dari zaman penjajahan hingga sekarang. 

Pacu jalur ini diadakan setiap tahun dalam rangka memperingati hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang biasanya dilaksanakan pada bulan Agustus setiap tahunnya. 

Tradisi pacu jalur tidak hanya masuk dalam agenda wisata budaya Provinsi Riau, tapi sudah disematkan dalam agenda wisata budaya Nasional. 

Pacu jalur memiliki makna budaya yang terkandung di dalamnya, yaitu keuletan, kerjasama, kerja keras, ketangkasan, dan sportifitas.

Budaya khasanah dari Kuantan Singingi ini tidak hilang begitu saja oleh waktu dan dapat dipertahankan dari generasi ke generasi. 

Kegiatan pacu jalur telah menjadi wisata bagi masyarakat Kuantan Singingi yang ingin melihat jalur yang bertanding, bahkan tidak hanya masyarakat Kuantan Singingi saja tetapi para wisatawan luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia, banyak juga berdatangan untuk melihat pacu jalur. 

Bagi masyarakat Kuantan Singingi, perhelatan pacu jalur merupakan suatu yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Begitu sangat antusiasnya, tak jarang masyarakat Kuansing bekerja dan mengumpulkan uang dalam setahun, bahkan menjual harta benda untuk biaya menonton selama perhelatan itu berlangsung. Dan kelelahan yang dialami selama itu akan terobati dengan teriakan dan tepuk tangan saat memberikan dukungan kepada jalur andalannya dari tepian pacu jalur. 

Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua akan tumpah ruah pada saat berlangsungnya event Pacu Jalur tersebut. 

Namun, dibalik itu semua tanpa disadari tradisi Pacu Jalur sarat dengan praktik-praktik magis atau apa yang disebut dengan perdukunan (seni permainan ilmu kebatinan). 

Praktik perdukunan dan peramalan yang saat ini masih dipercayai sebagian besar masyarakat Kuansing dalam berbagai kegiatan ritual. Praktik magis ini sudah muncul pada awal proses perencanaan dan proses pembuatan jalur sampai kepada jalur tersebut ikut bertanding di arena sungai Batang Kuantan setiap tahunnya.

Pada awal-awal tradisi ini berlangsung di Kabupaten Kuantan Singingi jika satu Jalur itu meraih Juara I, II, dan III, maka sudah menjadi rahasia umum masyarakat akan berkata "Dukunnya Terlalu Kuat".

Koleksi Piala Jalur Bomber

Itulah salah satu pertimbangan mengapa redaksi liputanoke.com akan mengupas sejarah jalur legend dari Siberakun Kecamatan Benai, Kuansing, yakni jalur Bomber. 

Bagi warga Kuansing yang lahir di bawah tahun 80-an, dipastikan akan mengenal nama jalur Bomber Siberakun ini, setidaknya dari cerita mulut ke mulut.

Memang tak bisa disangkal, sejak tahun 1955, jalur Bomber Siberakun ini sudah berhasil merajai tepian Narosa, Teluk Kuantan. Sebuah Gelanggang pacu jalur yang sangat bergengsi di Kabupaten Kuansing, Riau.

Dari data yang berhasil ditelusuri redaksi liputanoke.com. Jalur Bomber Siberakun ini pertama kali menjuara tepian Narosa pada tahun 1959 dan tahun 1960, yakni dua tahun berturut-turut. Bomber kembali keluar sebagai juara pada tahun 1962.

Selanjutnya setelah absen meraih juara satu selama 4 tahun, Bomber kembali menjadi juara dua tahun berturut-turut pada tahun 1966 dan tahun 1967. Dua tahun setelah itu tidak menjuarai Tepian Narosa. 

Bomber kembali juara 1 pada tahun 1970 dan tahun 1971. Pada tahun 1972 gelar juara direbut Toduang Kuantan dari Tanah Bekali Pangean.  

Bomber kembali menunjukkan kelasnya sebagai rajanya juara Tepian Narosa 5 tahun berturut turut, yakni dari tahun 1973 hingga tahun 1977. Dan terakhir kali, Jalur Bomber menjuarai tepian Narosa tahun 1979. Ini lah masa keemasan Jalur Bomber, dan hingga saat ini belum ada satupun jalur yang menyamai atau memecahkan rekornya. 

Sejak 1980 hingga tahun 2022 lalu, Bomber Siberakun tidak lagi menorehkan prestasinya di Tepian Narosa Teluk Kuantan.

Jalur Bomber (Baru) Sedang Berpacu

Menurut keterangan yang disampaikan salah seorang cucu dari pawang jalur Bomber, Rinaldi, yang kini meneruskan menjadi pawang Bomber asal Siberakun ini, bahwa jalur Bomber Siberakun ini memiliki beberapa kelebihan, mulai dari ukuran lambung yang cukup lebar dan dalam. Dimana lebar lambung lebih kurang 1,20 Cm sedangkan panjang 17 Depa. Bila 1 Depa dikalikan ke 1,80 Cm, tentu panjang jalur Bomber sekitar 25 meter lebih. 

"Untuk jalur Bomber ini ukurannya juga cukup panjang sekitar 17 depa, dengan jumlah anak pacu yang bisa diisi antara 58 hingga 61 anak pacuan," tutur pawang jalur yang biasa disapa pak Adi kepada liputanoke.com pada Minggu (30/07/23). 

Dikatakan, jenis kayu jalur Bomber ini yakni jenis Mersawa, jenis kayu ini cukup tahan hingga puluhan tahun. Untuk jalur Bomber ini terakhir kalinya ikut berpacu di arena Tepian Pincuran Sati di sekitar tahun 2000-an.

"Namun saat itu, Bomber hanya bertahan hingga hari kedua, karena kondisinya memang sudah kurang bagus dan sudah banyak yang bocor," terang cucu dari pawang Bomber Siberakun Datuk Maruddin (almarhum).

Hingga saat ini, Rinaldi masih terus mendalami ilmu kebatinan yang dimiliki kakeknya sehingga menghantarkan Bomber ditakuti dan disegani lawan maupun kawan. 

"Hingga saat ini saya masih mendalami apa yang ditinggalkan Datuk," kata Rinaldi. 

Melihat badan jalurnya yang berukuran jumbo, maka tak heran jalur-jalur lawan sering dibuat karam sebelum mencapai pancang (garis) finish. 

Ombak yang dihasilkan dari luncuran jalur ini selalu diwaspadai lawan-lawannya. Bila tak ingin karam, sebaiknya mengambil posisi menjauh. 

Bomber begitu dielu-elukan di masa itu. Dari saksi mata yang berhasil diwawancarai, saat Bomber berpacu meluncur dari pancang star, maka dari kejauhan akan diketahui Bomber berpacu  disisi mana. 

"Khas Bomber tidak dimiliki jalur lain, ayunan indah saat membelah air kuantan. Bila pengayuh sudah dibenamkan anak pacuan, tubuh bomber akan meliuk dan menghasilkan gelombang," kenal Datuk Jamal sambil mengisap rokok kreteknya dalam-dalam. 

Cerita yang beredar dan belum ada pihak yang berani membantahnya, ombak yang besar yang hasilkan jalur Bomber tidak terlepas dari hasil ritual pawang jalur Datuk Maruddin. Percaya atau tidak, kembali kepada pembaca untuk menyikapinya. (*1) 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Pacu Jalur

Index

Berita Lainnya

Index