PEKANBARU, LIPO - Gubernur Riau, diwakili Kepala Pelaksana BPBD Riau memimpin Apel Pagi sekaligus Penyerahan Bantuan Peralatan Kebakaran Hutan dan Lahan untuk Kabupaten/kota se Provinsi Riau, pada Senin (07/08/23). Penyerahan bantuan diserahkan di halaman kantor BPBD Riau.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau M. Edy Afrizal,SE.,MH, mengatakan, apel pagi ini merupakan Apel kesiapsiagaan kebakaran dalam rangka mengantisipasi dan penanggulangan karhutla.
"Secara bersamaan kita juga membagikan bantuan peralatan kebakaran kepada Kabupaten/kota" kata Edy kepada liputanoke.com oada Senin (07/08/23).
Dikatakan Edy, bantuan ini merupakan bantuan yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia yang diserahkan beberapa waktu yang lalu, dan ditambah bantuan dari anggaran Pemerintah Provinsi Riau.
"Sebagian Kabupaten sudah kita salurkan, ada beberapa Kabupaten sedang berproses penyalurannya," kata Edy.
Sebelumnya, BNPB Republik Indonesia menyerahkan delapan jenis perlengkapan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) untuk Provinsi Riau. Penyerahan langsung dilakukan oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
Adapun delapan jenis bantuan perlengkapan itu yaitu berupa pompa induk 11 unit, pompa selang 22 unit, pompa jinjing 44 unit, selang berjumlah 231 unit.
Kemudian ada Nozel 88 unit, Y konektor 88 unit, perlengkapan Alat Perlindungan Diri (APD) 220 paket, dan fleksibel tank berkapasitas 5.000 liter air ada sebanyak 11 unit.
Terkait karhutla yang terjadi, sejauh ini kata Edy, Pemprov Riau bersama forkopimda serta pihak-pihak yang terkait telah berupaya secara optimal melakukan langkah-langkah pemadaman dan penanganan lainnya untuk pengendalian karhutla.
"Kita juga sudah membentuk dan mengaktivasi posko Satgas karhutla, mulai dari tingkat Provinsi hingga daerah," jelas Edy.
Selain itu dalam penanganan ataupun pencegahan karhutla, ia menilai keberadaan dashboard Lancang Kuning Polda Riau sangat membantu.
"Terutama dalam deteksi dini, sangat membantu. Seperti memantau titik panas," lanjutnya.
Terkait karhutla yang masih terjadi di musim kemarau, BPBD dan sejumlah unsur lainnya kata Edy, masih melakukan pemadaman dan pendinginan di lapangan. Segala upaya dikerahkan baik dari darat maupun udara.
"Yang dihadapi tim di lapangan memang sangat sulit. Kadang lokasi jauh sulit dijangkau, sumber air minim. Belum lagi lahan yang terbakar jenisnya gambut. Asap diatas api nya dibawah tidak kelihatan," terang Edy.
Edy berharap masyarakat selalu waspada di musim kering karena sangat rawan terjadinya kebakaran.
"Kita minta kesadaran masyarakat termasuk korporasi agar tidak melakukan pembakaran lahan," himbaunya. (*1)