PELALAWAN, LIPO – Kemajuan teknologi dan informasi telah banyak membantu berbagai bidang pekerjaan manusia.
Dalam dunia pendidikan, aplikasi Google Classroom dinilai telah banyak jasanya dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Berkat aplikasi tersebut, transfer pengetahuan bisa terus berjalan, utamanya ketika pandemi Covid-19.
Untuk mempermudah proses pembelajaran siswa, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau akan menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Pelalawan, Jumat (26/4) pagi, pukul 09.00 WIB.
Mengusung topik ”Belajar Asik dengan Google Class Room”, diskusi online yang akan diikuti secara nobar oleh pelajar sekolah menengah itu rencananya menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Pembina Utama Muda Pengawas Sekolah Kabupaten Pelalawan Maini Delti, musisi Rio Aries Kusnanto, dosen Universitas Udayana Bali Ni Komang Ayu Ambalika, dan Fitta Mamita selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera2604. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan hadiah e-wallet sebesar Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang dipilih karena mengajukan pertanyaan terbaik,” tulis Kemenkominfo dalam rilis kepada awak media, Kamis (25/4).
Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, saat pandemi aplikasi Google Classroom telah memungkinkan proses belajar siswa tak terhenti. Aplikasi yang merupakan tempat untuk berbagai kegiatan belajar mengajar lengkap itu, membantu pengajar dalam mengorganisir tugas dan nilai dengan mudah.
”Selain itu, meningkatkan kolaborasi, mendorong komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar di satu tempat. Google Classroom juga dikenal mudah dan dapat diakses dari mana saja. Google Classroom dapat membuat kelas, membuat materi, membuat penugasan, serta mengundang pendidik serta peserta didik di kelas,” tegas Kemenkominfo dalam rilis.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Pelalawan-Riau ini, merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemenkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
”Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman,” tulis Kemenkominfo.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemenkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (***)
GoogleNews
