PEKANBARU, LIPO - Kegiatan Karhutla Fun Run 2025 resmi digelar pada Minggu, 13 April 2025, bertepatan dengan pembukaan Car Free Day (CFD) Pekanbaru setelah libur panjang Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H.
Acara ini merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama Kepolisian Daerah (Polda) Riau sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kepada masyarakat yang diprediksi meningkat akibat cuaca ekstrem tahun ini.
Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyampaikan apresiasinya atas sinergi seluruh pihak dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
“Kegiatan Karhutla Fun Run ini diinisiasi oleh Pemprov Riau. Saya sangat berterima kasih, dan alhamdulillah, Kapolda Riau beserta jajaran berkomitmen kuat untuk mendukung kegiatan positif ini,” ujarnya.
Kegiatan ini berlangsung serentak di seluruh kabupaten dan kota se-Provinsi Riau, dengan total peserta mencapai sekitar 17 ribu orang. Peserta terdiri dari pelajar, mahasiswa, komunitas lari, instansi pemerintah, TNI-Polri, masyarakat umum, serta pihak swasta.
Gubernur Wahid menjelaskan bahwa Karhutla Fun Run bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga tentang membangun kesadaran akan bahaya karhutla.
“Karhutla bukan sekadar soal api dan lahan terbakar. Ini soal masa depan anak-anak kita, kesehatan, lingkungan, hingga citra daerah di mata nasional dan internasional,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan ini mengusung filosofi “Melindungi Tuah, Menjaga Marwah”. Tuah dimaknai sebagai keberkahan dan kekayaan alam Riau seperti hutan, gambut, dan keanekaragaman hayati. Sementara Marwah adalah kehormatan, identitas, dan harga diri masyarakat Riau.
“Kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa menjaga lingkungan berarti menjaga masa depan dan martabat daerah. Karhutla merusak bukan hanya alam, tetapi juga marwah Riau di hadapan bangsa dan dunia,” katanya.
Menurut Abdul Wahid Karhutla ini perlu upaya edukasi sejak dini, maka dari itu kegiatan ini melibatkan pelajar, mahasiswa, dan generasi muda sebagai agen perubahan.
Kegiatan ini juga melakukan sosialisasi disampaikan lewat pesan-pesan edukatif melalui materi kreatif: kaos bertema, banner interaktif, booth informasi, dan pembagian leaflet.
"Menggunakan platform media sosial Polri untuk kampanye pencegahan Karhutla secara digital. Mendorong budaya early warning dan partisipasi publik dalam pelaporan dini jika melihat tanda-tanda Karhutla. Mengajak masyarakat membentuk komunitas peduli lingkungan di lingkungannya masing-masing," jelasnya
Gubri berharap kedepan dengan adanya acara ini terbangunnya budaya sadar dan cinta lingkungan, agar masyarakat peduli dan teredukasi terhadap dampak Karhutla.
"Masyarakat menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar objek dari penanganan. Dan terwujudnya Provinsi Riau yang bebas Karhutla secara berkelanjutan," tutupnya.*****