PEKANBARU, LIPO - Ribuan wisatawan domestik dan mancanegara diprediksi akan memadati festival budaya pacu jalu pada Agustus 2025 mendatang.
Event tahunan Pacu Jalur di Tepian Narosa, Taluk Kuantan, yang kini menjadi pusat perhatian dunia ini diharapkan tidak hanya menjadi pesta budaya, tetapi juga mesin penggerak ekonomi daerah.
Pengamat ekonomi Universitas Riau, Dahlan Tampubolon, menyebut tingginya antusiasme wisatawan membawa dampak nyata terhadap perekonomian lokal. Salah satu indikator utama adalah melonjaknya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak hotel, restoran, retribusi parkir, hingga usaha mikro dan kecil.
“Setiap transaksi, mulai dari sewa kamar hingga pembelian makanan, langsung berkontribusi pada kas daerah yang bisa digunakan kembali untuk pembangunan,” ujarnya, Sabtu 19 Juli 2025.
Pariwisata dan Jasa Tumbuh Pesat
Selama Pacu Jalur berlangsung, tingkat hunian hotel dan penginapan di Kuantan Singingi mencapai 100 persen. Jasa transportasi darat, seperti travel reguler maupun dadakan, juga mengalami lonjakan penumpang.
“Jalur Pekanbaru–Taluk Kuantan sangat padat. Ojek, becak motor, hingga angkutan desa mengalami lonjakan permintaan,” kata Dahlan.
Selain itu, kawasan Tepian Narosa berubah menjadi sentra kuliner dadakan. Warung makan, restoran, dan pedagang kaki lima mencatat omzet berkali lipat. Makanan khas daerah seperti gulai batang pisang dan kue tradisional menjadi buruan wisatawan.
Pasar oleh-oleh juga tumbuh subur. Cinderamata seperti replika jalur mini, kain songket, dan kerajinan tangan lokal laris manis.
UMKM Bangkit, Ribuan Lapangan Kerja Terbuka
Menurut Dahlan, Pacu Jalur adalah momentum emas bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Produk lokal mulai dari makanan ringan hingga pakaian tradisional terjual habis dalam waktu singkat.
“Omzet UMKM naik tajam, meningkatkan pendapatan rumah tangga. Selain itu, acara ini menciptakan ribuan lapangan kerja temporer, dari panitia, petugas keamanan, hingga pedagang asongan,” paparnya.
Dorong Investasi dan Percepatan Infrastruktur
Lonjakan kebutuhan selama Pacu Jalur juga membuka peluang besar bagi masuknya investasi swasta. Banyak investor mulai melirik pembangunan hotel, restoran, hingga pusat oleh-oleh yang dapat beroperasi sepanjang tahun.
Dahlan menilai status Pacu Jalur sebagai event nasional bahkan internasional memberi posisi tawar yang kuat bagi Pemkab Kuantan Singingi untuk menarik dukungan dari berbagai pihak.
“Potensi pasarnya besar. Investor tentu tertarik jika ada jaminan kontinuitas dan pengembangan destinasi lain,” ucapnya.
Peluang Dapat DAK dan Kolaborasi dengan Kemenparekraf
Pemerintah daerah juga dinilai memiliki peluang besar untuk mengusulkan proyek infrastruktur melalui APBD Provinsi Riau dan Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN. Fokus utamanya mencakup pelebaran akses jalan, pengembangan transportasi publik, serta infrastruktur dasar seperti listrik dan sanitasi.
Kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dinilai krusial dalam mendukung promosi hingga pelatihan sumber daya manusia. Tahun ini, acara bahkan direncanakan menghadirkan pejabat pusat, influencer, dan musisi dunia untuk mendongkrak eksposur.
“Influencer memiliki jangkauan audiens global. Ini peluang besar memperkenalkan Kuantan Singingi ke mata dunia,” ujar Dahlan.
Bangun Ekosistem Wisata Berkelanjutan
Meski berlangsung musiman, Pacu Jalur diharapkan menjadi pintu masuk menuju pengembangan ekosistem pariwisata berkelanjutan. Menurut Dahlan, daerah perlu mengembangkan destinasi baru, memperkuat layanan wisata, serta melatih SDM lokal.
“Dampak ekonomi tak boleh hanya musiman. Diperlukan strategi jangka panjang agar pariwisata menjadi sektor andalan Kuantan Singingi,” pungkasnya.*****
GoogleNews
.jpg)
.jpeg)