LIPO - Bupati Indragiri Hilir H. Herman, SE, MT yang diwakili oleh Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Indragiri Hilir, Nursal, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia,Rapat koordinasi tersebut dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring dan diikuti oleh pemerintah provinsi serta kabupaten/kota se-Indonesia, Senin 15 Desember 2025.
Rapat koordinasi ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga serta ketersediaan bahan kebutuhan pokok di daerah, khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Dalam rapat tersebut, pemerintah pusat menekankan pentingnya langkah-langkah konkret pengendalian inflasi di daerah, antara lain melalui pemantauan harga secara berkala, menjaga kelancaran distribusi barang, serta pelaksanaan operasi pasar apabila diperlukan. Pemerintah daerah juga diminta untuk terus memperkuat peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) agar respons terhadap potensi kenaikan harga dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Berdasarkan paparan nasional pada rapat koordinasi tersebut, inflasi umum bulan ke bulan (month to month) pada November 2025 terhadap Oktober 2025 tercatat sebesar 0,17 persen, sementara inflasi umum tahun kalender (year on year) pada November 2025 terhadap Desember 2024 berada pada angka 2,27 persen.
Adapun inflasi komponen Year to Date (YTD) November 2025 terdiri dari inflasi inti sebesar 2,18 persen, inflasi harga yang diatur pemerintah sebesar 1,55 persen, dan inflasi bergejolak sebesar 3,37 persen. Kontributor terbesar andil inflasi YTD berasal dari komponen inti sebesar 1,40 persen, diikuti komponen bergejolak sebesar 0,56 persen, serta komponen harga diatur pemerintah sebesar 0,31 persen.
Pada level komoditas, emas perhiasan menjadi penyumbang andil inflasi terbesar secara YTD November 2025 dengan kontribusi sebesar 0,71 persen. Komoditas lain yang turut memberikan andil inflasi antara lain cabai merah, beras, tarif akademi/perguruan tinggi, sigaret kretek mesin (SKM), daging ayam ras, sewa rumah, sigaret kretek tangan (SKT), dan kopi bubuk. Sementara itu, beberapa komoditas seperti cabai rawit, tomat, bawang putih, dan biaya sekolah menengah atas tercatat memberikan andil deflasi.
Sementara berdasarkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) Minggu II Desember 2025, tercatat sebanyak 37 provinsi mengalami kenaikan IPH, dan 1 provinsi mengalami penurunan IPH dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas utama yang menjadi penyumbang kenaikan IPH di 37 provinsi tersebut antara lain cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, dan bawang merah.(Adv/Diskominfopers)