Pasca Keluarga Pasien Ngamuk di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Gubri Minta Manajemen Lakukan Evaluasi

Senin, 31 Oktober 2022 | 11:50:49 WIB
Gubernur Riau, Syamsuar, Apel Pagi di RSUD Arifin Achmad/F: Kominfo Riau

PEKANBARU, LIPO - Peristiwa keluarga pasien mengamuk lantaran merasa dipermainkan terkait pelayanan oleh pihak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru beberapa hari yang lalu, tampaknya menjadi perhatian serius bagi Gubernur Riau, Syamsuar. Bagaimana tidak, saking kecewanya, keluarga pasien sampai-memecahkan kaca loket bank darah. Peristiwa itu pun sampai ke telinga Gubernur Riau. 

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar saat melaksanakan Apel apel pagi di RSUD Arifin Achmad, Senin (31/10/22), meskipun tidak menyinggung peristiwa keluarga pasien mengamuk di RSUD kemarin, namun Syamsuar meminta manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad melakukan evaluasi untuk peningkatan pelayanan agar lebih baik lagi kedepannya.

Karena menurutnya, RSUD Arifin Achmad merupakan rumah sakit Provinsi yang dibanggakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat Riau. serta  termasuk rumah sakit yang  lengkap dan bisa menangani berbagai penyakit. Walaupun masih ada hal kekurangan yang harus dibenahi.

"Mudah-mudahan kita bisa melakukan perbaikan di segala bidang bukan hanya satu bidang saja supaya nama rumah sakit ini baik," ucap Gubernur Riau, Syamsuar. 

Gubri mengaku, pemerintah juga terus berupaya menyiapkan sarana dan prasarana, tenaga dokter dan hal lainnya yang dibutuhkan masyarakat di rumah sakit ini.

Sebab terang dia, RSUD Arifin Achmad ini merupakan rumah sakit yang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat Riau yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

"Karena itulah orang sangat bergantung ke rumah sakit ini untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," ungkapnya.

Kekecewaan yang seperti dialami keluarga pasien, Maria, pada Sabtu (29/10/22) malam, bukanlah yang pertama. Sebelumnya di berbagai media juga memuat berita betapa bobroknya pelayanan medis di RSUD kebangaan masyarakat Riau ini. 

Menyikapi persoalan-persoalan yang muncul pun Dirut RSUD seakan sungkan untuk dimintai konfirmasi oleh media, tak jarang bila pihak media melakukan konfirmasi, Dirut menyuruh mengutip ke media lain. 

Kembali ke soal pelayanan, Gubernur Riau, Syamsuar, mengatakan, sudah saatnya melakukan evaluasi total terhadap manajemen RSUD Arifin Achmad, dengan mengesampingkan pertimbangan relasi politik demi mutu kesehatan masyarakat Riau. 

Berikut Kronologis Keluarga Pasien Mengamuk yang Karena Merasa Kecewa Atas Pelayanan RSUD Arifin Achmad pada Sabtu (29/10/22) malam;

Seorang keluarga pasien emosinya meluap-luap karena merasa dipermainkan petugas pelayanan di RSUD Arifin Achmad pada Sabtu (29/10/22) malam. 

Ia merasa dipermainkan dan sangat kecewa lantaran keluarganya pada saat itu sedang bertaruh nyawa karena sakit yang dideritanya, namun tidak dilayani dengan baik. 

Kemarahan keluarga pasien memuncak setelah petugas rumah sakit berdalih tidak memiliki stok alat untuk pengecekan darah. Bahkan saking emosinya, kaca jendela rumah sakit dipukul keluarga pasien.

Salah seorang kerabat pasien bernama Maria menceritakan, bahwa korban membutuhkan darah dikarenakan untuk penyakit kanker. Darah yang dibutuhkan yakni darah trombosit yang harus digunakan dalam 5 hari sebelum kadaluarsa.

Maria menyebutkan, awalnya dia mendapat jawaban dari Pihak RSUD Arifin Achmad bahwa untuk stok darah tidak ada. Lalu pihak keluarga pasien diminta mencari donor darah dan didapatlah dari anggota Brimob Polda Riau hingga masyarakat dan beberapa wartawan. Akhirnya darah terkumpul hingga 20 kantong

Setengah jam setelah diminta, kita sebar langsung datang mereka. Semua ramai mau donor darah. Tiba-tiba darahnya dipermainkan sama orang RSUD ini," kata Maria kepada sejumlah wartawan di RSUD Arifin Achmad.

Dia melanjutkan, setelah ditanya berulang kali, pihak RSUD Arifin Achmad baru mengaku bahwa stok darah sudah ada. Namun masalahnya alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada, sehingga belum bisa ditransfusi.

"Kami cek kenapa reagen tidak ada, katanya reagen menipis sejak 2 hari lalu dan habis siang tadi. Baru akan datang Selasa atau Rabu pekan depan, tapi itu juga tidak bisa dipastikan," ucapnya.

Mendengar penjelasan petugas yang tidak masuk akal, salah satu keluarga pasien mengamuk dan memukul kaca jendela rumah sakit. Sejumlah satpam langsung datang ke lokasi bank darah.

Terkait soal darah yang akan kadaluarsa jika tidak segera digunakan juga tidak dapat dijawab. Justru petugas bingung dan saling lempar tanggung jawab sesama petugas dan penanggung jawab Bank Darah, dokter Lusiana.p

Sementara darah trombosit atau darah putih itu kata PMI akan kadaluarsa 5 hari. Jadi tentu keluarga bingung, kalau kadaluarsa nanti kemana darah mau dicari lagi. Padahal siangnya sudah ditanya katanya aman dan akan segera diproses," ucapnya.

Kita kecewa dengan pelayanan di sini, program pak Gubernur Riau kan jelas. Pelayanan harus maksimal agar orang Riau tidak berobat ke Malaka atau Singapura, kalau begini bagaimana?" katanya kesal.

Karena tidak puas dengan jawaban dua petugas bank darah di RSUD Arifin Achmad karena tidak ada kepastian, sehingga terjadi cekcok. Padahal, pasien bernama Hironimus Patut Pahur sedang bertaruh nyawa dengan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.

Awalnya petugas bilang tidak ada reagen atau alat transfusi darah. Tiba-tiba setelah ribut baru bilang reagen sudah ada. Padahal katanya Selasa atau Rabu depan baru datang. Ini bukan pertama kali saja, berulang kali sudah keluhan disampaikan sama Dirut sejak awal. Kalau sudah sampai ke Dirut baru semua masalah dikerjakan," kata Maria. 

Dirut RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul Mammunah, pun datang menghampiri kerabat dari pasien dan mendengarkan permasalahan yang terjadi tersebut.

Setelah mendengarkan penjelasan keberatan atas pelayanan rumah sakit, Wan Fajriatul mengakui itu kesalahan petugas. Dia meminta maaf kepada kerabat pasien.

"Kami meminta maaf kepada keluarga pasien, ini memang kesalahan dari petugas kami," kata Fajriatul. (*1)

Terkini