PEKANBARU, LIPO-Kepolisian Daerah (Polda) Riau menyatakan kondisi di Kota Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, sudah mulai kondusif pascabentrokan antara polisi dari Maporesta Meranti dengan warga pada Kamis (25/8) kemarin.
"Situasi sudah kondusif, aman dan terkendali. Tidak ada lagi indikasi massa berkumpul mengarah ke anarkis," kata Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, di Pekanbaru, Jumat (26/8).
Ia mengatakan saat ini Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto juga masih berada di Selat Panjang, untuk melakukan mediasi dengan tokoh masyarakat serta menenangkan suasana.
Polda Riau juga akan membentuk tim khusus yang akan menyelidiki pemicu amuk massa, yang informasinya akibat penangkapan oleh personel Polres Kepulauan Meranti yang tidak sesuai prosedur sehingga mengakibatkan seorang warga meninggal dunia.
"Kita kirim tim untuk investigasi untuk menyelidiki proses penangkapan itu. Kami meminta masyarakat untuk percayakan kepada kepolisian untuk penyelidikannya," ujarnya.
Guntur menjelaskan, kasus bentrokan tersebut berawal dari tewasnya seorang anggota Polres Meranti Brigadil Adil Tambunan pada Kamis (25/8) dini hari sekitar pukul 01.45 WIB, akibat sejumlah luka tusukan senjata tajam di sekujur tubuhnya.
Pascakejadian, Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar kemudian memerintahkan anggotanya untuk menangkap pelaku, yang diketahui adalah Apri Andi Pratama seorang pegawai honorer Dispenda Meranti.
Pelaku, Andi, berhasil dibekuk sekitar pukul 03.30 WIB atau dua jam setelah pembunuhan itu. Pelaku pembunuhan dibekuk anggota di Desa Mekarsari, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Pada saat penangkapan, pelaku dikabarkan melawan petugas menggunakan badik sehingga polisi yang sudah melakukan upaya persuasif dan memberikan tembakan peringatan terpaksa melumpuhkannya dengan dua kali tembakan pada bagian kaki.
Tidak lama berselang, pelaku meninggal. Sejumlah desas-desus menyebutkan pelaku tewas akibat dianiaya polisi setelah tertangkap. Namun, hal itu dibantah Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo.
"Pelaku tewas akibat kehabisan darah saat akan dibawa ke RSUD," kata Guntur.
Setelah tewasnya Andi, masyarakat Selatpanjang ramai-ramai mendatangi RSUD Meranti untuk menyaksikan langsung. Jumlah warga semakin banyak hingga mencapai ribuan. Warga menilai polisi secara sengaja menghabisi Andi saat penangkapan.
Suasana semakin memanas menjelang Kamis (25/8) siang. Sekitar 2.000 warga berkumpul dan bergerak dari RSUD ke Mapolres Meranti. Massa mengepung mapolres dan melempari dengan batu. Polisi bertahan dengan tameng dan sesekali meletuskan senjata peringatan ke udara.
Namun jumlah massa semakin banyak hingga terakhir seorang warga terjatuh dengan luka pada bagian kepala dan tewas di lokasi.
"Saat bentrokan, korban berinisial IR (45) terkena lemparan batu dari luar Mapolresta," katanya.
Guntur menambahkan selain terdapat satu korban jiwa, dampak dari kerusuhan telah mengakibatkan kerusakan pada kaca Markas Polresta Meranti di Selat Panjang.
Hingga kini, ratusan personel gabungan Brimob dan Sabhara Polda Riau, Polres Bengkalis, dan Polres Siak dikerahkan ke Meranti untuk menjaga kondisi usai kerusuhan. (Lipo*2)
Sumber : Antara
Ikuti LIPO Online di "Situasi sudah kondusif, aman dan terkendali. Tidak ada lagi indikasi massa berkumpul mengarah ke anarkis," kata Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, di Pekanbaru, Jumat (26/8).
Ia mengatakan saat ini Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto juga masih berada di Selat Panjang, untuk melakukan mediasi dengan tokoh masyarakat serta menenangkan suasana.
Polda Riau juga akan membentuk tim khusus yang akan menyelidiki pemicu amuk massa, yang informasinya akibat penangkapan oleh personel Polres Kepulauan Meranti yang tidak sesuai prosedur sehingga mengakibatkan seorang warga meninggal dunia.
"Kita kirim tim untuk investigasi untuk menyelidiki proses penangkapan itu. Kami meminta masyarakat untuk percayakan kepada kepolisian untuk penyelidikannya," ujarnya.
Guntur menjelaskan, kasus bentrokan tersebut berawal dari tewasnya seorang anggota Polres Meranti Brigadil Adil Tambunan pada Kamis (25/8) dini hari sekitar pukul 01.45 WIB, akibat sejumlah luka tusukan senjata tajam di sekujur tubuhnya.
Pascakejadian, Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar kemudian memerintahkan anggotanya untuk menangkap pelaku, yang diketahui adalah Apri Andi Pratama seorang pegawai honorer Dispenda Meranti.
Pelaku, Andi, berhasil dibekuk sekitar pukul 03.30 WIB atau dua jam setelah pembunuhan itu. Pelaku pembunuhan dibekuk anggota di Desa Mekarsari, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Pada saat penangkapan, pelaku dikabarkan melawan petugas menggunakan badik sehingga polisi yang sudah melakukan upaya persuasif dan memberikan tembakan peringatan terpaksa melumpuhkannya dengan dua kali tembakan pada bagian kaki.
Tidak lama berselang, pelaku meninggal. Sejumlah desas-desus menyebutkan pelaku tewas akibat dianiaya polisi setelah tertangkap. Namun, hal itu dibantah Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo.
"Pelaku tewas akibat kehabisan darah saat akan dibawa ke RSUD," kata Guntur.
Setelah tewasnya Andi, masyarakat Selatpanjang ramai-ramai mendatangi RSUD Meranti untuk menyaksikan langsung. Jumlah warga semakin banyak hingga mencapai ribuan. Warga menilai polisi secara sengaja menghabisi Andi saat penangkapan.
Suasana semakin memanas menjelang Kamis (25/8) siang. Sekitar 2.000 warga berkumpul dan bergerak dari RSUD ke Mapolres Meranti. Massa mengepung mapolres dan melempari dengan batu. Polisi bertahan dengan tameng dan sesekali meletuskan senjata peringatan ke udara.
Namun jumlah massa semakin banyak hingga terakhir seorang warga terjatuh dengan luka pada bagian kepala dan tewas di lokasi.
"Saat bentrokan, korban berinisial IR (45) terkena lemparan batu dari luar Mapolresta," katanya.
Guntur menambahkan selain terdapat satu korban jiwa, dampak dari kerusuhan telah mengakibatkan kerusakan pada kaca Markas Polresta Meranti di Selat Panjang.
Hingga kini, ratusan personel gabungan Brimob dan Sabhara Polda Riau, Polres Bengkalis, dan Polres Siak dikerahkan ke Meranti untuk menjaga kondisi usai kerusuhan. (Lipo*2)
Sumber : Antara