Januari Sampai Agustus 2016 Kasus DBD di Meranti meningkat

Januari Sampai Agustus 2016 Kasus DBD di Meranti meningkat
ilustrasi/net
Meranti, LIPO-Kasus Demam Berdarah (DBD) Dari bulan januari hingga Agustus 2016 di Kabupaten Kepulauan Meranti tercatat 154 kasus, Jumlah tersebut meningkat kalau dibandingkan di tahun 2015 kemarin.

Sedangkan jumlah kasus DBD dikeseluruhan pada tahun 2015 tercatat hampir sekitar 310 kasus.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Meranti dr Irwan Suwandi melalui Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Lingkungan (PMKL) Diskes Kabupaten Kepulauan Meranti, dr Ria Sari, pada Selasa (06/09) tadi siang, saat ditemui wartawan liputanoke.com diruang kerjanya.

Terkait penanganan dalam kasus ini, dirinya mengatakan saat ini tidak ada kendala, "Alhamdulillah tidak ada kendala, ujarnya. Dikarenakan penanganannya itu sendiri pertama kali di Puskesmas dan untuk rujukannya ke Rumah Sakit Unit Daerah (RSUD) Kepulauan Meranti," jelasnya.

"Dan sebetulnya, kalau untuk pengetahuan kita bersama, kasus DBD ini termasuk dengan penyakit akibat virus. Jadi, kalau virus ini tidak ada obatnya, paling tidak kita mengobati pada gejala-gejala yang timbul," jelas dr Ria.

"Karenakan kasus nyamuk inikan terdapat dari lingkungan sekitar, masyarakat seharusnya tetap dengan melakukan 3M+ (menutup, menguras, mengubur) dimana semua itu agar terhindar dari kasus DBD," jelasnya lagi.

Terkait gejala yang timbul dalam kasus DBD tersebut, dr Ria menjelaskan kalau gejala awal terjadinya DBD yakni dengan gejala awalnya demam disertai dengan bintik kemerahan pada kulit, serta nantinya akan berkelanjutan dengan terjadinya pendarahan dan nanti bisa disertai dengan gusi berdarah, hidung mengeluarkan darah.

"Yang paling lebih beratnya lagi kasusnya, bisa sampai muntah berdarah dan BAB (Buang air besar) berdarah," pungkasnya. Tidak hanya itu saja, dr Ria juga menghimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan. Karena dari penyakit nyamuk ini berasal dari lingkungan. "Jadi kalau lingkungan kita bersih, insyaAllah kita akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk itu sendiri," himbaunya.

"Jadi, tetap pencegahannya ya 3M+ itu tadi, menutup penampungan air, dimana rata-rata masyarakat kitakan menggunakan tempat penampungan air, dimana tempat itu jangan dibiarkan dalam keadaan terbuka, memang kalau semenit ataupun sedetik aja terbuka, nyamuk akan cepat hinggap dan betelor disana," himbaunya kembali.

"Mengubur barang-barang bekas, dimana barang-barang bekas itu dapat menjadi sarang untuk nyamuk. Menguras tempat-tempat air minimal sekali dalam seminggu, agar telor nyamuk yang ada itu akan hilang. Selain itu, yang plus disini diantaranya memasukan buku abate atau larvasida kedalam tempat-tempat penampungan air, dan bisa juga tidak menggantung baju-baju bekas pakai atau kotor dibalik pintu atau didinding-dinding rumah," himbaunya mengakhiri.(*SS)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index