Uniknya Tiga Seni dan Budaya Dalam Satu Panggung

Uniknya Tiga Seni dan Budaya Dalam Satu Panggung
Para penari yang berasal dari IKM RK menampilkan tarian piring dalam PSB Riau komplek 2016/Ist
PANGKALAN KERINCI, Lipo-11 paguyuban yang berada di Riau Komplek PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dalam ivent Pekan Seni dan Budaya (PSB) 2016 secara bergantian menampilkan pertunjukan seni dan budaya  dari tanggal 2 hingga 7 Oktober 2016.

Setiap malam, sebanyak tiga paguyuban secara bergantian menampilkan kekayaan budayanya masing-masing di pentas Lapangan Merdeka Town site I RAPP ini.

PSB yang mengangkat teman ‘Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh’ pada Selasa (4/10) malam menampilkan Paguyuban Masyarakat Sunda (PANDAN WANGI), Himpunan Keluarga Muslim Asal Tapanuli (HIKMAT), Ikatan Keluarga Melayu Riau Kompleks (IKM RK).

PANDAN WANGI misalnya, paguyuban ini mempertontonkan pantun Jentreng yang dikemas dalam bentuk kabaret.  Ketua PANDAN WANGI, Cecep Yopi menjelaskan pantung jentreng ini ditampilkan dengan cerita rakyat, Lutung Kasarung.

"Konsepnya seperti story telling. Kami ingin mengenalkan seni budaya asli sunda, jadi masyarakat tidak hanya tahu Jaipongan, tapi yang lainnya, tahun ini kami mempertontonkan pantun Jentreng yang dikemas dalam bentuk kabaret " ucap karyawan Central Workshop RAPP ini.

Berbeda lagi dengan HIKMAT, paguyuban yang diketuai Akhir Hikmat ini menampilkan tarian Tor-tor Nauli Bulung dan drama tentang sejarah benteng Huraba. Penampilan ini diikuti oleh seluruh anggota HIKMAT yang berdomisili di Riau Komplek RAPP.

"Tarian  Tor-tor Nauli Bulung ini merupakan tarian yang ditampilkan saat acara pernikahan. Tampilan ini merupakan ajang perkenalan anak muda dalam mencari jodohnya. Tor-tor Nauli Bulung ini diikuti oleh anak muda, dan drama sejarah benteng Huraba ditampilkan oleh para orang tua," ujarnya.

Lain PANDAN WANGI dan HIKMAT, lain pula IKM RK. Menurut Ketua IKM RK Dasrul Amri mengatakan paguyuban dari tanah minang ini mengangkat tema tentang merantau.

Konsepnya, lanjut Dasrul, menampilkan tarian dari beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya Bali, Papua, dan diakhiri dengan tari piring yang berasal dari Sumatera Barat.

Penampilan tersebut menandakan budaya orang minang yang merantau. Namun, seberapa jauh mereka merantau, mereka selalu mengingat kampung halamannya.

"Penampilan ditutup dengan lagu Padamu Negeri karena walaupun kita berbeda, tetapi kita tetap cinta dan bakti kepada Indonesia," jelasnya.

Bupati Pelalawan, H M Harris mengucapkan terima kasih kepada RAPP karena turut melestarikan budaya yang ada di Indonesia. Hal ini membuktikan keberagaman dalam kehidupan masyarakat di Riau Komplek.

"Apresiasi dengan RAPP yang telah mengadakan Pekan Seni dan Budaya ini. Kegiatan ini dapat menarik para wisatawan dalam dan luar negeri, sehingga tidak hanya wisata alam yang kita miliki, tetapi juga wisata budaya. Tentunya kegiatan malam ini merupakan bukti kekayaan Indonesia," ucapnya.

Sementara itu, Direktur RAPP Rudi Fajar mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat untuk semua karena saling mengenal budaya Indonesia. Kegiatan ini menunjukkan keberagaman budaya bangsa dengan segala corak keseniannya.

"Tidak lupa ada kuliner dari daerah masing-masing. Ini bukti kita kaya seni dan budaya serta kuliner. Kegiatan ini sesuai dengan salah satu bentuk kepedulian RAPP dalam melestarikan budaya di Indonesia. Betapa kayanya budaya dan seni asli Indonesia ini. Sesuai dengan prinsip dari pendiri perusahaan, bapak Sukanto Tanoto yakni 4C, good for community, good for country, good for climate, dan good for company," ungkap Rudi Fajar. (Lipo*2)


Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index