Buah Kesabaran Irmawani dan Marlina Raih Pendapatan Jutaan Rupiah

Buah Kesabaran Irmawani dan Marlina Raih Pendapatan Jutaan Rupiah
Para pembatik Rumah Batik Bono Andalan sedang menunjukan kebolehannya membatik di Pelalawan Expo 2016 awal Oktober 2016 lalu/Ist
PANGKALAN KERINCI, Lipo-Siapa bilang profesi sebagai pembatik tidak mendapatkan kentungan besar. Profesi ini mampu menghasilkan pendapatan yang jumlahnya tidak sedikit dengan bermodalkan kain dan canting.

Begitulah yang dirasakan oleh Ade Irmawani (32) dan Marlina (24), mereka sat ini berprofesi sebagai pembatik dari Rumah Batik Andalan binaan Community Development (CD) PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Sebelumnya Ade Irmawani merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) yang kesehariannya mengurusi suami dan anak. Wanita kelahiran Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ini memilih membatik dengan mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan CD RAPP. Berkat ketekunannya, ibu dua anak ini pernah mengikuti pelatihan membatik di Yogyakarta, Solo  pada tahun 2014 dan Pekalongan pada tahun 2015.

"Dari 50 orang hingga bertahan 10 orang, saya termasuk salah satu yang bertahan dan berkesempatan mengikuti pelatihan serta study banding melihat motif pewarnaan batik di Imogiri, Bantul, Yogyakarta selama tiga hari," ujar Irmawani ketika ditemui sedang mempraktekkan membatik di stand RAPP Expo Pelalawan Awal Oktober 2016 lalu.

Sambil memegang canting, Irmawani menceritakan pengalaman membatik pertama kali. Ia mengaku memiliki rasa penasaran dengan batik. Menurutnya yang sulit dari membatik itu adalah proses pewarnaan.

Saat ini ia telah membuat 5 motif batik diantaranya pecung rebung, akasia, payung sekaki dan kiambang. Hasil batik Irmayani beserta rekannya pun telah dipatenkan seperti akasia, ekaliptus, timun suri dan buah lakum.

"Alhamdulillah, saat ini saya sudah bisa membantu ekonomi keluarga. Dengan membatik biasanya saya memperoleh penghasilan sekitar Rp 5 juta hingga Rp 8 juta per proyeknya. Pertama bergabung, saya pernah menerima orderan 100 pcs syal dari Corporate Communication RAPP," ungkapnya.

Senada dengan Irmawani, kesuksesan dari ketekunan membatik juga dirasakan Marlina. Wanita kelahiran Siak Sri Indrapura ini baru bergabung dengan Rumah Batik Andalan pada bulan Maret lalu. Sama halnya dengan Irmawani, Marlina juga tekun mengikuti pelatihan membatik yang diadakan Community Development RAPP.

“Pertama kali membatik, saya mendapat informasi adanya pelatihan membatik dari RT setempat. Karena tertarik dan suami mendukung, akhirnya saya mengikuti pelatihan membatik hingga bergabung di Batik Rumah Andalan,” ujar Marlina.

Setelah bergabung dengan Rumah Batik Andalan, Marlina pernah menerima orderan dari luar negeri, seperti Singapura dan Hongkong sebanyak 200 psc. Kini, wanita pembatik yang memiliki anak satu ini telah bisa membantu suami dan memiliki penghasilan yang cukup dari hasil membatik.

“Untuk proses pengerjaannya, satu hari bisa siap 1 kain batik dengan metode cap yang panjangnya 2,2 meter dan 4 hari untuk batik dengan metode tulis," ujar Marlina saat memperlihatkan koleksi batik Bono khas Pelalawan. (Lipo*2)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index