Mandi Safar Tradisi Turun Temurun Yang Terus Terjaga di Teluk Pinang-GAS

Mandi Safar Tradisi Turun Temurun Yang Terus Terjaga di Teluk Pinang-GAS
Mandi safar/LIPO
Tembilahan,LIPO - Sejumlah masyarakat Kelurahan Teluk Pinang, Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS), Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengikuti prosesi Mandi Safar, Rabu (30/11/2016).

Kegiatan yang sudah dilakukan sejak puluhan tahun silam ini, dipusatkan di sebuah sumur atau telaga yang terletak di Jalan Telaga Musim, Parit 8 Kelurahan Teluk Pinang.

Pantauan awak media di lapangan, sejak pukul 05.00 WIB beberapa masyarakat sekitar sudah mulai mempersiapkan lokasi untuk tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin mengikuti Mandi Safar.

Setelah tikar dibentang di pinggir telaga, serta minuman dan berbagai makanan seperti kue-kue diletakkan, kegiatan langsung dimulai dengan pembacaan do'a selamat.

Saat itu, kerumunan masyarakat berangsur-angsur berdatangan dan memenuhi pinggiran telaga, untuk bersiap-siap mengambil air dan mandi.

Ketika pembacaan do'a selesai dan air yang telah dipersiapkan sebelumnya di dalam baskom dituangkan ke dalam telaga, barulah masyarakat secara serentak melakukan Mandi Safar.

Ketika mandi tersebut, sangat terlihat keakraban antar masyarakat yang hadir. Ada yang dengan isengnya menyiramkan air ke tubuh orang-orang yang ada disekitarnya, padahal mereka belum bersiap-siap untuk mandi.

Selain itu, ada juga yang berpura-pura berjalan mendekati teman atau kerabat yang dikenalnya dan kemudian mendorong teman atau kerabatnya itu masuk ke dalam telaga, sehingga tanpa sadar mereka sudah terjatuh di air, dengan pakaian lengkap masih menempel di badannya, yang kemudian disambut oleh gelak tawa seluruh masyarakat yang hadir dan melihat kejadian tersebut.

Sungguh pemandangan yang sulit ditemukan di hari-hari biasa, dimana masyarakat kebanyakan melakukan berbagai aktifitas rutin sehari-hari serta jarang bertemu dan berkumpul seperti saat itu, yang dipenuhi dengan gurau senda dan canda tawa.

Setelah selesai mandi, masyarakat pun berangsur-angsur kembali pulang ke rumahnya, dengan membawa seember atau segelen air telaga untuk keperluan di rumah.

"Mandi Safar ini adalah tradisi turun temurun, yang sampai sekarang masih terus terjaga," kata Ali, salah seorang masyarakat setempat.

Prosesi Mandi Safar yang dilakukan pada Hari Rabu di akhir Bulan Safar setiap tahunnya ini, juga bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi dan kebersamaan antar masyarakat.

"Sebelum mandi tadi, kita juga telah berdo'a memohon keselamatan kepada Allah SWT," tambahnya. (lipo*7)




Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index