Tim PKK Rantau Pulung Belajar Ilmu Sanjai ke Bukittinggi

Tim PKK Rantau Pulung Belajar Ilmu Sanjai ke Bukittinggi
Kunjungan Study Pembelajaran Pelaku Usaha Kecil dan UP2K Kecamatan Rantau Pulung/Ist
JAKARTA, Lipo-Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) tidak hanya menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Ranah Minang. Kota dengan ikon Jam Gadang tersebut juga kerap menjadi inspirasi bagi pelaku usaha kecil menengah dan masyarakat yang berkunjung lantaran kaya akan industri jajanan khas dan kuliner.

Alhasil destinasi wisata yang diapit dua gunung Marapi dan Singgalang itu, saban hari selalu ramai dikunjungi wisatawan domistik dan mancanegara. Seperti yang dilakukan tim Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kecamatan Rantau Pulung (Ranpul), Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimatan Timur yang selama tiga hari (24-28 Oktober 2017) menjambangi daerah tersebut.

Layaknya pribahasa 'sekali mendayung dua pulau terlampui' begitulah kesan tersirat dari rombongan tim PKK Rantau Pulung yang dipimpin Camat Rantau Pulung, Mulyono dan Ketua Tim PKK Dessy Wahyu Fitrisia usai berkunjung ke Bukittinggi dan Kota Payakumbuh, Sumbar dengan mengusung tema Kunjungan Study Pembelajaran Pelaku Usaha Kecil dan UP2K Kecamatan Rantau Pulung.

Menurut Mulyono, kunjungan tim PKK Rantau Pulung ke Bukittinggi tersebut tidak hanya sekadar berwisata melainkan berguru ilmu sanjai dan jajanan khas daerah lainnya. 

Tim PKK yang mayoritas kaum ibu Rantau Pulung itu berkesempatan melihat langsung proses produksi kerupuk sanjai dari awal hingga kemasan di sejumlah industri rumahan (home industry) di Bukittinggi dan Kota Payakumbuh.

"Belajar ilmu sanjai dan makanan ringan lainnya yang berbahan baku singkong atau ubi kayuke Bukittinggi bagi tim PKK Rantau Pulung memang cukup beralasan. Pasalnya di daerah kami potensi untuk mengembangkan industri hilir dari bahan baku ubi kayu tersebut sangat besar dan potensial. Apalagi saat ini hamparan kebun ubi kayu di Rantau Pulung mencapai ratusan hektare. Besarnya potensi industri hilir dari ubi kayu itulah yang membuat kami ingin berguru ilmu sanjai dan makanan ringan lainnya yang berbahan baku singkong atau ubi kayu, " kata Mulyono kepada Liputanoke.com, di Jakarta, Ahad petang (29/10/2017).

Lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) angkatan tahun 2000 ini mengharapkan, tim PKK Rantau Pulung dapat mengembangkan industri kecil kerupuk sanjai dan jananan khas ubi lainnya terutama usai berkunjung dan berguru ke Bukittinggi.     

"Menariknya lagi, Tim PKK Rantau Pulung sudah menyiapkan nama jajanan khas yang bakal dikembangkan nanti yaitu Kerupuk Sanjai Rantau tentunya dengan kemasan menarik. Kami berharap jajanan khas ini bisa melecut ekonomi masyarakat Rantau Pulung dan menjadi salah satu ikon oleh-oleh Kabupaten Kutai Timur, " ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Tim PKK Rantau Pulung, Dessy Wahyu Fitrisia yang juga Kepala Seksi Kerjasama Dinas Pariwisata Pemkab Kutai Timur menyatakan, sepulang dari kunjungan ke Bukittinggi, para ibu yang sudah berguru ilmu sanjai akan langsung mecoba dan mengeluti usaha kerupuk sanjai di Rantau Pulung. 

"Bila mereka sudah produksi kami akan membawanya ke Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Kutai Timur, Encek U.R.Virgasih untuk meminta dukungan agar jajanan khas Rantau Pulung ini bisa menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Kutai Timur, ujar Dessy.(Lipo*2) 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index