Pekanbaru, LIPO - Tudingan Pertamina tentang andil cakada dalam kelangkaan premium di Riau, mendapat respon serius dari parlemen Riau.
Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman, menyebut dirinya sangsi atas kabar yang diutarakan Pertamina itu. Politisi Demokrat tersebut berharap Pertamina dapat membuktikan omongannya.
Kendati begitu, Dedet (sapaan karib Noviwaldy) mengaku akan membentuk tim pencari fakta untuk membuktikan tudingan ini, kalau perlu pihaknya juga akan memanggil SKK Migas.
"Tidak mungkin Pertamina mengatakan demikian, ini pernyataan gila. Namun saya akan memerintahkan Komisi III DPRD Riau untuk mempelajari kuota premium di Riau," imbuhnya, kepada LIPO, Kamis (15/3/2018).
Politisi asal Pekanbaru itu menambahkan, nantinya Komisi III akan mengecek apakah kuota premium untuk Riau sudah 100% atau belum.
"Jika tidak 100% tentu ada pihak tertentu yang memainkan tata niaga ini dengan menimbun bahan bakar. Maka dari itu ini tuduhan serius harus dibuktikan," tambahnya.
Untuk diketahui, Selasa (13/3) lalu, Pertamina menyebut kelangkaan Premium di Riau diduga dikarenakan permainan oknum jelang dimulainya pilkada.
"Untuk (kelangkaan premium) di Riau mungkin politik, mau Pilkada," terang Muhammad Iskandar, Direktur Pemasaran Korporat dan Retail Pertamina. Demikian dikutip LIPO dari CNN.
Tudingan itu juga dikuatkan oleh Jumali Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina. Menurut Jumali kelangkaan Premium di Riau juga disebabkan karena salah satu calon kepala daerah di Riau memiliki SPBU.
‎"Ini mau ada Pilkada. Kebetulan, salah satu calon itu memang punya SPBU. Saya tidak tahu apakah dihubungkan itu atau enggak ." (lipo*15)
Ikuti LIPO Online di Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman, menyebut dirinya sangsi atas kabar yang diutarakan Pertamina itu. Politisi Demokrat tersebut berharap Pertamina dapat membuktikan omongannya.
Kendati begitu, Dedet (sapaan karib Noviwaldy) mengaku akan membentuk tim pencari fakta untuk membuktikan tudingan ini, kalau perlu pihaknya juga akan memanggil SKK Migas.
"Tidak mungkin Pertamina mengatakan demikian, ini pernyataan gila. Namun saya akan memerintahkan Komisi III DPRD Riau untuk mempelajari kuota premium di Riau," imbuhnya, kepada LIPO, Kamis (15/3/2018).
Politisi asal Pekanbaru itu menambahkan, nantinya Komisi III akan mengecek apakah kuota premium untuk Riau sudah 100% atau belum.
"Jika tidak 100% tentu ada pihak tertentu yang memainkan tata niaga ini dengan menimbun bahan bakar. Maka dari itu ini tuduhan serius harus dibuktikan," tambahnya.
Untuk diketahui, Selasa (13/3) lalu, Pertamina menyebut kelangkaan Premium di Riau diduga dikarenakan permainan oknum jelang dimulainya pilkada.
"Untuk (kelangkaan premium) di Riau mungkin politik, mau Pilkada," terang Muhammad Iskandar, Direktur Pemasaran Korporat dan Retail Pertamina. Demikian dikutip LIPO dari CNN.
Tudingan itu juga dikuatkan oleh Jumali Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina. Menurut Jumali kelangkaan Premium di Riau juga disebabkan karena salah satu calon kepala daerah di Riau memiliki SPBU.
‎"Ini mau ada Pilkada. Kebetulan, salah satu calon itu memang punya SPBU. Saya tidak tahu apakah dihubungkan itu atau enggak ." (lipo*15)