Diberitakan Negatif oleh Media, OJK Beberkan Data BRK dalam Kondisi Sehat

Diberitakan Negatif oleh Media, OJK Beberkan Data BRK dalam Kondisi Sehat
OJK memberikan keterangan/int
Pekanbaru, LIPO-Otoritas Jasa Keuangan (OJK ) Provinsi Riau mengklaim kinerja bank milik Pemda setempat yakni Bank Riau Kepri (BRK) lima tahun terakhir ini sehat dan mengalami pertumbuhan dibuktikan dari semua indikator sehatnya sebuah bank.

 "Kinerja BRK tumbuh baik ini bisa diihat dari data laporan indikator kesehatan sebuah bank, tidak seperti yang diberitakan oleh para media belakangan ini, karena semua syarat sehatnya sebuah bank masih terpenuhi, " kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Riau, Yusril di acara konferensi pers di Pekanbaru, Senin.

Pemerintah Provinsi Riau dan Otoritas Jasa Keuangan  setempat melakukan konferensi pers terkait perkembangan kinerja Bank Riau Kepri, yang belakangan  pemberitaan di sejumlah media cenderung memojokkan  bank milik Pemda tersebut sehingga dikhawatirkan sangat sensitif terhadap nasabahnya.

 Acara itu dihadiri oleh Asisten II Setdaprov Riau Masperi, Kepala OJK Riau Yusri dan Kabag Pengawasan OJK Riau Elvira Azwan.

"Berdasarkan pemantauan kami beberapa hari ini, ada berita di beberapa media di Riau yang berkaitan dengan Bank Riau Kepri. Untuk itulah kami didampingi pemegang saham  meluruskan kondisi BRK sesungguhnya," kata Yusri.

Karena sebut Yusri yang tahu persis kinerja sebuah bank dan  industri keuangan apakah sehat atau tidak  adalah OJK. Termasuk BRK milik Pemda.

"Hanya OJK yang diberi kewenangan menilai sebuah bank sehat atau tidak, " tegasnya.

Yusril memaparkan satu persatu yang jadi indikator sehatnya BRK, dimulai dari struktur organisasi. Dia memaparkan, saat ini dengan kondisi tiga orang jajaran direktur, yakni Operasional, Kepatuhan masih memenuhi ketentuan dari OJK.

"Sesuai ketentuan syarat minimal kepengurusan tiga orang di BRK sudah terpenuhi, meskipun  masih ada dua jabatan yang kosong di jajaran direksi, " ujarnya.

Begitu juga dengan jaringan kantor bank ini selama lima tahun terakhir terus bertambah,  cabang ada 20, 77 capem, 41 kantor kas, 6 kas keliling dan 215 ATM
diseluruh kabupaten /kota.

 "Ada juga 52 unit layanan Syariah,  dari jaringan kantor OJK melihat sudah mampu melayani masyarakat yang ada di Riau-Kepri, " ujarnya.

Selain itu sebutnya dari segi aset BRK awalnya tahun 2011 hanya sebesar Rp17,1 triliun, kini 2017 bertumbuh 30,41 persen atau naik menjadi Rp25,5 triliun.

Kredit BRK sambung Yusri juga tumbuh 30,17 persen sejak 2011 yang hanya Rp8,6 triliun menjadi Rp15,5 triliun pada 2017.

DPK tumbuh 21,09 persen dari Rp13,2 triliun pada 2011 menjadi Rp16,5 triliun pada 2017.

Modal secara keseluruhan BRK tumbuh dari 2011 Rp1,4 triliun naik Rp 2,7 triliun di 2017.

"Sehingga sejak 2011 BRK sudah masuk kategori bank buku dua yakni bank umum berdasarkan kegiatan usahanya, " tutur Yusri.

Yusri juga menyatakan selain point diatas ada juga yang jadi ukuran penting kesehatan sebuah bank yakni diantaranya Capital Adequacy Ratio ( CAR) atau rasio kecukupan modal pada bank umum BRK tercatat pada 2011 jumlahnya 19,58 persen dalam lima tahun menjadi 22,09 persen.

"OJK mensyaratkan CAR minimal nasional saja 8 persen, berarti BRK cukup aman bisa mengkover berbagai kredit bermasalah, ada gangguan makro ekonomi, bank untuk ekspansi kredit juga cukup aman karena dia punya modal yang kuat, " tegasnya.

Ia menambahkan dilihat dari Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet BRK memang ada peningkatan dari 2,57 persen pada 2011 menjadi 3,92 persen pada 2017, namun nilai ini masih dibawah syarat batas maksimum bank yakni 5 persen.

"Itu NPL gross masih di tolelir OJK sementara dilihat  NPL netto BRK hanya 0,10 persen, " imbuhnya.

Ditambahkan dia dari segi Return On Assets (ROA) atau kemampuan bank menghasilkan laba, untuk kondisi BRK sejak 2011 tercatat besaran ROAnya 2,52  pada 2011 turun menjadi 2,28 pada 2017. Namun angka tersebut masih diatas ambang batas syarat ROA bank sehat yakni 1,4 persen .

"Jadi kesimpulannya kami OJK tidak melihat ada sinyal sedikitpun akan tanda-tanda kebangkrutan BRK , modal kuat, aset, dan laba bagus. Berita negatif selama ini bisa dimentahkan dengan data OJK dan dapat dipertanggungjawabkan, " pungkasnya.

Seperti  diberitakan sebelumnya
Komisi C DPRD Provinsi Riau, Suhardiman Amby berpendapat berdasarkan kajian yang dilakukan DPRD Provinsi Riau, Bank Riau Kepri tidak ada pertumbuhan, tidak ada perimbangan.

Bahkan dikatakannya potensi kebangkrutan BRK sudah mencapai 90 persen. Dalam dua tahun kedepan, kalau tidak di perbaiki dari sekarang selama dua tahun itu perusahaan akan bangkrut.(lipo*3/ant)

   

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index