COVID-19, Dilema Semua Orang yang Bernafas

COVID-19, Dilema Semua Orang yang Bernafas
Gebril Helmeiansyah Nurjaman/LIPO 
LIPO - Semakin banyaknya orang yang terjangkit virus corona karena lambatnya pemerintah dalam menangani penyebaran virus corona. Pemerintah seakan dilema dalam upaya penanganan, pemerintah juga seakan bahkan belum siap jika ada kemungkinan yang terburuk. 

Pemerintah hanya mengimbau bagi warga untuk work from home atau kerja di rumah dan pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran daring dari rumah selama 14 hari, dan belum ada upaya untuk lockdown, jadi apa plan pemerintah indonesia. Lembaga Australia bahkan menyoroti ketidak pastian pemerintah indonesia dalam menangani covid-19, lembaga think thank australia, lowy institute menganggap indonesia tidak siap dan kurang transparan. 

Respon menteri kesehatan Terawan Agus Putranto pula sangat mengkhawatiran, beliau menyarankan bahwa doa akan membantu indonesia aman dan terhindar dari virus, secara umum pemerintah telah gagal mengatasi sumber masalah,” ucap Bland dalam tulisannya yang berjudul Indonesia: Covid-19 Crisis Reveals Cracks in Jokowi Ad Hoc Politics pada Selasa (17/3) Imbas dari sekolah dan perguruan tinggi diliburkan terjadi pada penumpukan tugas, hal ini dianggap tidak efektif karena siswa banyak mengeluh soal tugas yang terlalu banyak dengan kurangnya penyampaian materi dari para guru maupun dosen yang mengajar. 

Memang cara ini baik dengan membuat siswa tidak keluar rumah, namun caranya kurang efektif karena dapat memicu stress dari pada siswa itu sendiri. Penyebaran corona di indonesia tergolong cepat, dan DKI Jakarta menjadi daerah dengan persebaran tercepat dengan 227 kasus positif Pasien dalam pengawasan (PDP) 480 orang dan Orang dalam pengawasan (ODP) 976 orang,” data ini bersumber dari situs resmi pemerintah daerah DKI Jakarta. Namun untuk kasus Orang dalam pengawasan (ODP) terbanyak terdapat di Jawa Barat dengan 961 orang, Pasien dalam pengawasan sebanyak (PDP) 112 orang, dan kasus positif sebanyak 55 orang. Data di atas dapat berubah sewaktu waktu, tergantung bagaimana penyebaran berlangsung. 

Metode yang dilakukan pemerintah untuk menghentikan penyebaran virus sebenarnya bagus namun semua tergantung bagaimana tingkat kepedulian dan kepatuhan masyarakat terhadap kesehatan pribadi dan orang lain, 14 hari dinilai cukup untuk menghentikan penyebaran virus karena ketika seseorang kontak dengan apapun yang dapat menginfeksinya dengan virus covid-19 maka minimal harus ditunggu selama 14 hari, orang itu aman jika tidak terjadi apa apa. 

Jadi libur selama 14 hari diharapkan dapat memotong rantai penularan virus. Namun jika masyarakat tidak mengindahkan peraturan tersebut dan tetap beraktivitas seperti biasa ditakutkan penyebaran covid-19 ini akan semakin cepat dan orang yang terjangkit semakin banyak kemudian rantai penyebaran tidak terputus, dan upaya memutus rantai penyebaran sia-sia. 

Pemerintah baru-baru ini sedang mempersiapkan tes secara besar besaran dalam menanggapi semakin banyaknya orang yang terjangkit covid-19, upaya ini diharapkan dapat menguak siapa saja yang terjangkit agar mendapat perawatan medis yang sesuai dengan tingkat keparahan orang yang terjangkit covid-19 ini. Sejauh ini sudah 369 orang, kemungkinan masih dapat bertambah jika masyarakat tidak mengindahkan aturan pemerintah dimana harus mengisolasi diri di rumah, dan kasus terbanyak ada di DKI Jakarta.

Dalam sektor ekonomi pasar bursa pun ikut terdampak, sejak awal tahun indeks harga pasar tahunan telah mengalami penurunan sebesar 21,3. 

Total kerugian akibat dari arus modal assing yang kabur mencapai Rp40,6 Triliun dari pasar modal dan SBN. Perry merinci netto outflow dari obligasi pemerintah sebesar Rp4,87 triliun terutama terjadi pada februari dan maret 2020 setelah virus corona menyebar ke luar cina. 

"Pada Januari 2020 masih terjadi net inflow, begitu 25 januari 2020 covid-19 merebak sehingga terjadi outflow," Perry Warijoyo selaku Gubernur Bank Indonesia.

Bahkan kegiatan jual beli pun ikut meneerima akibat dari covid-19 ini banyak masyarakat yang panik dan akibatnya harga pangan di pasaran melonjak naik, bahkan terjadi penimbunan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Penimbunan masker bekas pun bahkan terjadi di daerah astana anyar bandung, hal ini sangatlah meresahkan masyarakat karena oknum tersebut memanfaatkan kepanikan massa untuk kepentingan pribadi. 

Ini tidak manusiawi karena ketika masyarakat panik dan sedang kebingungan dengan keadaan saat ini. Masyarakat pun diharapkan dapat tenang dengan menjaga metabolisme tubuh dengan mencuci tangan dengan benar dengan minimal 20 detik pada air mengalir dan menggunakan sabun, rutin berolah raga ringan di rumah, menjaga pola hidup sehat, rajin mengkonsumsi vitamin, dan tidur dengan cukup serta menghindari kontak dengan luar semaksimal mungkin. 

Namun tetap saja banyak orang yang tetap beraktivitas diluar karena satu faktor dan yang lainnya. Kita tidak dapat menyalahkan meraka yang tetap beraktivitas diluar, mungkin karena faktor pekerjaan yang membuat mereka mau tidak mau harus bekerja diluar, hal ini pun menjadi pr bagi pemerintah bagaimana caranya membuat masyarakat yang tidak bisa melakukan "work from home" ini agar dapat bekerja di rumah. 

Atau mungkin bagi pedagang kecil yang tidak bisa bekerja di rumah dikarenakan mereka harus berkeliling menjual barang dagangan nya. Menurut warga yang tetap beraktivitas diluar, mereka sebenarnya ingin berdiam diri di rumah namun bagaimana lagi karena tuntutan ekonomi mereka jadi harus tetap beraktivitas diluar meskipun was-was.

Wisma atlet kemayoran pun disulap oleh pemerintah menjadi rumah sakit darurat untuk pasien corona, pemerintah menyebutkan bahwa wisma atlet dapat menampung 22 ribu pasien covid-19. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden indonesia Joko Widodo di istana Merdeka. 

Pengoprasian rumah sakit ini akan dilaksanakan pada waktu dekat, beliau mengatakan bahwa salah satu yang dibutuhkan saat ini adalah rumah isolasi dan rumah sakit. 

Selain wisma atlet Pulau Galang pun menjadi tempat isolasi. Pulau bekas penampungan pengungsi Vietnam yang memiliki luas areal 20 hektar yang berada di Batam Kepulauan Riau dan berjarak sekitar 56 kilometer dari kota Batam ini disebutkan akan memiliki tiga zona. Zona A meliputi mess petugas, dokkter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, ruang laundry, gudang, lalu power house. Zona B terdiri atas fasilitas penampungan dan pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, laboratorium, ruang sterilisasi,GwaT, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helikopter, dan zona utilitas. Sedangkan untuk Zona C disiapkan bila dibutuhkan cadangan lahan. 

Pulau galang ini dikabarkan akan rampung dan selesai beroprasi pada sabtu (28/3/20) dan diharapkan dapat membantu dalam upaya pemerintah dalam mengembalikan kondisi indonesia yang normal seperti sedia kala.

Media sosial pun sempat dihebohkan dengan berita hoax yang mengatakan bawang putih dapat menyembuhkan corona akibatnya warga berbondong bondong membeli bawang putih dan akibatnya harga bawang putih sempat melonjak tinggi di pasaran namun faktanya, menurut ahli vaksin dari OMNI Hospital Pulomas, dr. Dirga Sakti Rambe, SpPD mengklaim bahwa beritu hoax. Beliau mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada vaksin yang teruji untuk virus corona. 

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh mentri kesehatan, beliau menggatakan bahwa sampai saat ini masih belum ada obat yang efektif untuk corona. Pasien yang sembuh dari covid-19 pun karena metabolisme yang tinggi dan hanya dibantu obat. 

Cina pun mengatakan bahwa obat flu jepang “AVIGAN” dikatakan efektif untuk penyakit corona. Avigan merupakan obat favipiravir yang dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical, obat ini dikembangkan sejak 2014 dan jepang mulai memberikan obat ini terhadap pasien corona sejak februari. 

200 pasien sudah melaksanakan uji klinis di rumah sakit Wuhan dan Shenzhen dan hasilnya gejala pneumonia mereka berkurang lalu dengan cepat negatif dari corona. 

Bagi pasien yang menggunakan obat ini dikabarkan lebih cepat sembuh dari yang tidak menggunakan. 

Presiden indonesia pun dikabarkan akan membeli 5 juta obati avigan dan Chloroquine, hal ini tentu saja membawa angin segar bagi masyarakat indonesia, hal tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi covid-19 ini yang membuat masyarakat resah. (lipo*1)




Oleh: 
Gebril Helmeiansyah Nurjaman
Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index