Kunjungi Chevron, Abdul Wahid Pertanyakan Kesiapan Alih Kelola Blok Rokan

Kunjungi Chevron, Abdul Wahid Pertanyakan Kesiapan Alih Kelola Blok Rokan
Abdul Wahid saat Melakukan Kunjungan ke Chevron/LIPO 
PEKANBARU, LIPO - Dalam rangka kunjungan kerja, Anggota DPR RI, Komisi VII, H. Abdul Wahid, lakukan kunjungan ke PT. Chevron Pacific Indonesia, di Rumbai, Riau, Senin (20/07). 

Dalam kunjungannya ada beberapa hal penting yang disampaikan Abdul Wahid terkait kunjungannya kali ini, mengingat masa kontrak Chevron yang akan berakhir satu tahun kedepan, untuk menjadi bahan diskusi di DPR RI. 

"Setahun lagi Blok Rokan akan di kelola oleh Pertamina, ada beberapa hal penting yang menjadi perhatian kita, agar menjadi bahan diskusi di Panja nanti di DPR," pinta Wahid. 

Menurut Abdul Wahid, dengan berakhirnya kontrak Chevron, maka banyak hal-hal yang harus dikaji dalam alih kelola dari Chevron ke Pertamina, diantaranya terkait aset, pengelolaan infrastruktur IT, Kelistrikan, Ketenagakerjaan, dan pengelolaan lingkungan yang akhir-akhir ini jadi perbincangan. 

"Saya saat menjadi salahsatu anggota Panja. Penting bagi kami untuk mengetahui tata kelola apa yang saya singgung tadi, agar alih pengelolaan dari Chevron ke Pertamina bisa berjalan aman dan lancar," terang Wahid mantan anggota DPRD Riau ini. 

Menanggapi apa yang disampaikan Abdul Wahid, GM Corporate Affair, PT Chevron Pacific Indonesia, Sukamto Thamrin, menyampaikan, data dan informasi secara detail akan disampaikan kepada Abdul Wahid pada saat kunjungan bulan berikutnya. Karena dikatakan Sukamto, pada saat diskusi kali belum sempat menyiapkan data detail yang diperlukan oleh Abdul Wahid. 

"Semoga pertemuan berikutnya, data yang Bapak Wahid perlukan, kami siapkan," janji Sukamto. 

Dalam presentasi, Sukamto yang mewakil pihak Chevron memaparkan secara umum. 
Dikatakannya, Chevron di Indonesia telah 96 tahun, dengan menyerap tenaga kerja 98% secara Nasional. Memiliki 80 lapangan produksi, dengan 13.600 sumur. Mempunyai kapasitas listrik 588 MW, dengan pegawai 3.500 orang, dan telah memasang pipa penyalur sepanjang 13.000 km. 

Selama Chevron beroperasi di Indonesia, puncak produksi terjadi pada tahun 1971 hingga 1973. Dan setelah itu, hingga sekarang produksi terus mengalami penurunan. (*1)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index