Ferizal Ridwan, Calon Bupati Termiskin di Indonesia

Ferizal Ridwan, Calon Bupati Termiskin di Indonesia
Ferizal Ridwan (Istimewa)
Sarilamak (Lipo)--Saat semua perhatian orang teralih ke Pilkada Kota Surakarta, dimana ada persaingan bak David and Goliath, antara putera sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming ditantang oleh pasangan 'Tukang Jahit dan Ketua RW', pada Pilkada Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat juga ada cerita yang hampir sama.

Ferizal Ridwan, yang merupakan Wakil Bupati Petahana, yang saat ini maju sebagai calon bupati diketahui memiliki harta yang minus, harus berhadapan dengan para calon lain yang memiliki kekayaan Milyaran Rupiah, bahkan ada yang malah sudah bisa disebut konglomerat, karena memilik kekayaan yang diatas 50 Milyar.

Hal ini dapat dilihat pada laporan kekayaan (LHKPN) yang dilaporkan pada bulan Mei 2020 lalu, dimana harta calon bupati dari perseorangan ini minus 121 juta Rupiah alias memiliki hutang sebesar 121 juta.

Dengan laporan ini, hampir bisa dipastikan Ferizal Ridwan merupakan calon bupati termiskin pada Pilkada Serentak 2020 di Indonesia.

Berbeda dengan pasangan 'Bajo' yang menjadi lawan Putera Presiden, yang memang murni berasal dari kalangan rakyat biasa, uniknya Ferizal Ridwan adalah Wakil Bupati Petahana Kabupaten Limapuluh Kota periode 2016-2021.

Setidaknya jika laporan harta kekayaan yang disampaikan adalah benar, maka terbukti bahwa masih ada pejabat yang tidak mengejar harta di negara ini.Karena seperti ungkapan yang sering dikatakan oleh Putera Daerah Kecamatan Lareh Sago Halaban ini,  "Berpolitik adalah Perjuangan dan menjadi Pejabat adalah Pengabdian".

Menurut Ferizal Ridwan, sebelum menjadi Wakil Bupati periode 2016-2021, dia mengalami pengurangan harta yang drastis, karena pada laporan kekayaan yang diserahkan pada tahun 2015 lalu, dia tercatat masih memiliki harta sebesar 619 juta rupiah.

"Uang saya banyak habis untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tidak dibiayai oleh APBD, seperti memindahkan makam Bapak Bangsa Tan Malaka, itu murni dari bekerja sama dengan sahabat-sahabat yang peduli dengan perjuangan beliau, tidak ada dana dari APBD daerah," terang pemuda yang biasa disapa Buya Fery ini, Sabtu (03/10).

Sosialisasi dan Blusukan dengan Sepeda Motor

Selain tercatat minus harta kekayaan, Ferizal Ridwan diketahui juga tidak memiliki kendaraan pribadi, seperti mobil.

Satu-satunya kendaraan yang dia miliki adalah sepeda motor Yamaha NMax, yang ini pun belum bisa dicatat sebagai harta pribadinya, karena masih dalam cicilan kredit.

Sepeda motor ini jugalah yang sangat diandalkannya untuk melakukan sosialisasi dan blusukan dalam menghadapi masa-masa kampanye ini.

Saat ditemui di rumah sederhana, yang informasinya adalah milik istri (bantuan dari keluarga istrinya, red) di daerah Sarilamak, Tanjung Pati, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, pada Sabtu Pagi (03/10), calon bupati yang disebut calon terkuat dan diunggulkan berbagai survei ini terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi meninjau warga yang dilaporkan dalam kesulitan ekonomi.

Ditemani oleh salah seorang Walkat (pengawal melekat) yang ditugaskan oleh pihak kepolisian kepada masing-masing calon bupati dan wakil bupati, terlihat Ferizal tanpa canggung mengendarai sepeda motornya dengan membonceng pengawal tersebut.

"Sebelum jadi wakil bupati, saya sudah terbiasa memakai sepeda motor. Saya kan tidak bisa menyetir mobil, jadi sepeda motor adalah keterpaksaan yang dijadikan hobby," ujar Buya Fery dengan tawa khasnya.

Saat ditanyakan apakah tidak mengalami kesulitan melakukan sosialisasi dengan sepeda motor, Ferizal mengakui banyak kendala dan halangan.

"Ya pastilah, kalau hujan atau cuaca lagi tidak bagus. Terhalanglah, kadang sudah janji bertemu masyarakat hari hujan, terpaksa dibatalkan. Namun mau gimana lagi, kita harus hadapi, jadikan kelemahan ini jadi kekuatan. Cuma istri dan anak-anak yang kuatir, karena sering pulang malam dan kena angin," ujar calon bupati yang dikenal sangat merakyat ini.

"Insya Allah nanti ada mobil, ada adik-adik yang binaan kita dulu, sekarang di Jakarta. Dia udah mau pinjamkan mobil, tapi gak tau juga kapan sampainya, mungkin masih di penyeberangan Merak-Bakauheuni," sambungnya dengan tawa yang cukup khas tersebut.

Dengan kondisi yang tidak memiliki dana atau modal, keyakinan Ferizal Ridwan untuk memenangi pilkada Kabupaten Limapuluh Kota ini sangat kuat, karena menurutnya uang atau modal bukanlah yang utama, karena bisa dikalahkan dengan kekuatan silaturrahmi.

"Masyarakat kita ini tidak silau dengan uang, rasa 'minang' itu ada pada silaturrahmi dan kita sudah menjalin itu bertahun-tahun, bukan ujuk-ujuk saat pencalonan bupati saja," terang Ferizal yang juga mantan anggota DPRD periode 2004-2009 ini.

Dan kekuatan silaturrahmi ini sepertinya juga yang membuat banyak oara tokoh berada dibarisan pendukungnya, bahkan 2 orang tokoh senior Kabupaten Limapuluh Kota, yang juga mantan bupati di Kabupaten yang terkenal dengan objek wisata Lembah Harau dan Kelok 9 ini, terlihat berada pada barisan pendukungnya, yaitu dr Alis Marajo, mantan bupati periode 2000-2005 dan 2010-2015, serta DR Amri Darwis, mantan bupati 2005-2010.

Para mantan ketua DPRD dan anggota DPRD serta tokoh-tokoh ulama dan tokoh senior lainnya juga banyak berada di barisannya. Hal ini semakin memperkuat peluangnya untuk menjadi orang no 1 di Kabupaten Limapuluh Kota, karena sebagian besar tokoh pemuda juga telah bergabung bersamanya sejak lama.

"Alhamdulillah, ini semua berkat kekuatan silaturrahmi. Namun semua keputusan tetap pada Yang Maha Kuasa," tutup Buya Fery, sapaan 'buya' sendiri di Minang adalah sebutan bagi orang alim yang berilmu.(**)










Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index