Presiden Brasil Batalkan Rencana Pembelian Vaksin Corona di China

Presiden Brasil Batalkan Rencana Pembelian Vaksin Corona di China
Presiden Brasil Jair Bolsonaro /dtc
Brasil, LIPO - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan pada Rabu bahwa pemerintahnya sebenarnya tidak akan membeli vaksin yang dikembangkan China untuk melawan COVID-19. 

Hal ini diungkapkan sehari setelah menteri kesehatannya mengumumkan kesepakatan untuk membeli jutaan dosis.
"Orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapa pun .... Itulah sebabnya saya memutuskan untuk tidak membeli vaksin ini," tulis Bolsonaro dalam akun Facebooknya, seperti dilansir dari AFP, Kamis (22/10/2020).

Bolsonaro membuat posting itu setelah mendapat tekanan dari pendukungnya untuk melarang apa yang disebut "vaksin kediktatoran China": CoronaVac, yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi China, Sinovac.

Bolsonaro, yang pemerintahnya telah mempererat hubungan dengan China, mencemoohnya sebagai vaksin "dari negara lain itu," malah mendorong untuk memperoleh vaksin lain yang sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford di Inggris.

Sementara itu, lawan Bolsonaro, Gubernur Sao Paulo Joao Doria mendukung vaksin Corona, menyegel kesepakatan antara Sinovac dan Institut Butantan Brasil untuk menguji dan memproduksi vaksin di negara bagiannya.

Dalam postingan Facebook-nya, Bolsonaro menyebut CoronaVac sebagai "vaksin China Joao Doria".

"Ini adalah permainan politik. Sayangnya, hanya itu yang diketahui oleh gubernur (Doria) ini," kata Bolsonaro kepada wartawan saat berkunjung ke pangkalan angkatan laut Sao Paulo.

"Vaksin Butantan adalah vaksin Brasil, untuk semua warga Brasil. Kami tidak mengevaluasi vaksin berdasarkan kriteria politik atau ideologis," kata Doria dalam pidatonya di depan Senat di Brasilia.

Kementerian kesehatan sementara itu mengaitkan perselisihan itu dengan "salah tafsir" atas pernyataan Pazuello.

"Tidak ada komitmen kepada pemerintah Sao Paulo atau gubernurnya, untuk membeli vaksin, hanya nota kesepahaman yang tidak mengikat antara kementerian kesehatan dan Institut Butantan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pazuello, seorang jenderal militer, adalah menteri kesehatan ketiga pandemi di Brasil. Para pendahulunya pergi setelah bentrok dengan Bolsonaro, termasuk atas desakan presiden untuk menggunakan obat hydroxychloroquine untuk mengobati virus Corona meskipun penelitian menunjukkan itu tidak efektif.(lipo*3/dtc)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index