Tuhan tidak menjanjikan langit itu selalu biru. Akan tetapi, Dia selalu memberi pelangi di setiap badai, berkah di setiap cobaan, dan jawaban dari setiap doa. Kata bijak inilah yang diyakini oleh Amiruddin (60 tahun), petani kelapa warga Desa Kempas Jaya, Kecmatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Sebagai petani kelapa bukanlah pekerjaan baru bagi Amiruddin yang biasa disapa Amir. Amir adalah salah seorang dari puluhan petani kepala yang berada di kampungnya, Kelapa yang dulu pernah membuatnya berjaya dalam soal ekonomi, kini tidak bisa lagi diharapkan karena kebun kelapa miliknya yang sudah semakin menua membuat produksinya terus menurun ditambah persoalan harga sampai saat ini juga sering tak menentu, kadang juga anjlok.
Secara usia, Amir tidak lagi muda. Akan tetapi, semangatnya tidak kalah dengan anak muda kebanyakkan. Ulet dan cekatan. Lihatlah, jemarinya lincah “menari” mengupas (menyulak) kelapa hasil panejn kebunnya yang berada tak jauh dari rumahnya..
Terasa asing memang. Sebab, puluhan tahun lamanya, Amir hanya kenal dengan aktivitas memanen kebun kelapanya yang dibantu beberapa orang yang sudah sejak lama membantunya dengan sistem upah.. “Lumayan, saya bisa menyekolahkan dan menghidupi 4 orang anak saya, walaupun penuh dengan kesederhanaan,,” tutur Amir membuka cerita.
“Akan tetapi,” jelas Amir. “kelapa miliknya yang sudah ditanamnya sejak puluhan tahun silam, masa produksinya juga semakin menurun. Sudah tua dan buahnya juga terus menuruni. “Ini sebenarnya harus ditanam bibit kelapa baru lagi (replanting). Tapi saya harus berfikir mencari tanaman alternatif sebagai pengganti selama masa penanaman bibit baru,” jelas pria kelahiran Kempas yang sejak dulu dilakoninya.
Amir bersyukur dengan adanya program program yang akan dialkukan Pemkab Indragiri Hilir untuk meningkatkan petani kepala di Inhil, termasuk untuk peremajaan kebun kepala rakyat.
Dan Iwan sangat yakin, apabila program yang akan dilakukan Pemkab Inhil dapat terealisasi, ke depannya tentu akan menghasilkan panen yang maksimal lagi, termasuk soal harga kepala yang akan terus membaik.” Tapi untuk kondisi saat ini saya masih mencoba “meneguk” manisnya kelapa di tengah produksi yang menurun dan harga yang terus jeblok untuk memenuhi kebutuhan hariannya bersama istri dan anak-anaknya.
Secara umum, meski mengalami penyusutan, perkebunan kelapa Indragiri Hilir tetap menjadi klaster perkebunan kelapa terbesar di Indonesia, serta produksi tahunannya mendominasi keseluruhan produksi kelapa nasional. Yang menjadikannya lebih spesial adalah budidaya kelapa Indragiri Hilir memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri dibandingkan dengan budidaya kelapa di daerah lainnya.
Faktor geografis Indragiri Hilir dengan dataran rendah dengan komposisi tanah rawa dan gambut serta pasang-surut aliran sungai secara periodik, kesemuanya mengharuskan pola budidaya kelapa dilakukan dengan cara yang berbeda dengan budidaya kelapa di tanah mineral.
Karena itu budidaya kelapa Indragiri Hilir memunculkan suatu kekayaan intelektual kolektif masyarakat Inhil dalam teknik agrikluturnya yang dikenal dengan istilah Trio Tata Air. Sistem budidaya kelapa dengan teknik Trio Tata Air ini memanfaatkan tiga unsur utama yaitu parit, tanggul, dan katup buka-tutup (klep) yang ketiganya berfungsi secara bersamaan mengontrol volume air yang ada pada perkebunan kelapa.
Budidaya kelapa sebagai komoditas ekspor sebenarnya telah dimulai pada masa kolonial Belanda pada akhir abad ke 19, ketika kebutuhan pasar global terhadap kopra (dried coconut kernel) melonjak untuk industri minyak dan lemak Eropa, semenjak itu produksi kopra nusantara mendominasi produksi kopra dunia sampai menjelang krisis global 1930an.
Pada masa tersebut pusat produksi kelapa nusantara berasal dari wilayah timur (Maluku dan Sulawesi), perusahaan-perusahaan perkebunan kolonial (onderneming) sempat berusaha membudidayakan kelapa namun kemudian mengalami kegagalan dan kebangkrutan karena berbagai macam faktor dan return of investment yang lambat dibandingkan jenis komoditas lain pada masanya, sebaliknya usaha perkebunan kelapa rakyat lebih sukses dan bertahan.
Strategi Pemkab Inhil
Strategi Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam menjaga stabilitas harga guna meningkatkatkan kesejahteraan petani kelapa di Inhil. Dalam konsep negara agraris, sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting terhadap teraf kehidupan masyarakat.
Kehidupan yang baik merupakan tujuan yang utama dari petani yang mana bergantung dari pendapatan yang diperoleh dari hasil panen, akan tetapi pada kenyataan yang ada di lapangan banyak petani yang mempunyai penghasilan rendah sehingga sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan para petani tersebut.
Pembangunan dalam sektor pertanian jadi sangat penting dikarenakan banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya di bidang ini khususnya daerah pedesaan.
Kelapa menjadi sumber utama penghasilan utama di daerah ini, selain itu juga potensi lain yang ada didaerah ini adalah kelapa sawit, pinang, sayuran dan sebagainya.
Untuk pemasaran kelapa sendiri biasanya menggunakan jalur laut dan darat. Buah kelapa biasanya diekspor kepada Negara Malaysia dan Thailand. Selain di eksport kelapa yang dihasilkan oleh petani akan dijual ke perusahaan terbatas (PT) yang berada di Kabupaten Inhil diantarnya ada PT. Pulau Sambu Kualaenok, PT. Sambu Guntung, PT. Kokonako, PT. Inhil Sarimas
Untuk pemasaran kelapa sendiri saat ini Kabupaten Inhil masih bergantung dengan Negara Malaysia, apabila Negara Malaysia tidak membeli kelapa dari petani di Inhil maka harga kelapa akan cenderung murah dan kemungkinan terburuknya adalah akan terjadi monopoli perdagangan oleh perusahan swasta yang ada di Kabupaten Inhil.
Dari hasil wawancara petani kelapa mengatakan bahwa saat ini kesejahteraan petani belum berada di tingkat yang baik. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan nasib petani kelapa, selanjutnya juga petani tersebut mengatakan untuk bertahan hidup jika mengandalkan hasil kelapa saja tidak cukup. Untuk itu petani kelapa mencari penghasilan tambahan untuk menambah penghasilan sehari-hari.
Sementara itu, Bupati Wardan menyebutkan juga, ada tantangan dan rintangan bagi para petani kelapa di Kabupaten Inhil selama ini dalam menjual atau mendistribusikan kelapa mereka kepada pembeli. Harga kelapa yang masih terlalu rendah dibeli dan adanya banjir atau kebun petani rusak, itu juga menjadi permasalahan besar petani kelapa di Inhil. Namun, rintangan itu terus diupayakan Pemkab Inhil untuk mencarikan solusi konkret.
"Ada dua inovasi yang diikutsertakan dalam ajang Innovatife Government Award (IGA) Kemendagri RI Tahun 2022. Yaitu, SiTangkas (Sistem Pembangunan Tanggul Mekanik dengan Swakelola) dan Kelapa Hibrida (Kegiatan Pola Partisipatif Untuk Hilirisasi Bersifat Mandiri dan Berdaya Saing). Bahkan Inovasi SiTangkas menjadi, salah-satu Inovasi andalan yang dijadikan sampel dalam rangka validasi dari Tim Kemendagri beberapa waktu yang lalu," jelas mantan Kepala Dinas Pendidikan Riau itu lagi.
Pengembangan Potensi Desa Perkebunan Kelapa Kabupaten Indragiri Hilir merupakan kabupaten yang menjadikan perkebunan sebagai basis ekonomi wilayahnya. Kecamatan Enok merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir dengan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani, baik itu sebagai petani tanaman pangan, petani hortikultura maupun sebagai petani perkebunan, salah satunya perkebunan kelapa yang menjadi sentra perkebunan terbesar di Indonesia.
Selama ini hasil perkebunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir hanya untuk memenuhi kebutuhan industri olahan air kelapa untuk dibuat menjadi minuman kemasan berskala nasional dan internasional. Namun masyarakat belum memanfaatkan seutuhnya produk turunan dari kelapa yang dapat membantu menambah nilai ekonomis dari produksi perkebunan kelapa.
Ada beberapa faktor dan kondisi yang membuat sulit mengembangkan potensi perkebunan kelapa ini. Beberapa peneliti dan praktisi pengembangan desa melakukan penelitian terkait beberapa faktor diantaranya, rendahnya kreativitas yang hanya menjual kelapa bulat. Etos kerja petani dalam pengelolaan kelapa, pengembangan kelembagaan khusus yang menangani komoditi kelapa sebagai komoditi unggulan Kabupaten Indragiri Hilir, pengembangan peralatan dan teknologi yang digunakan untuk mengolah produk turunan kelapa, serta kerjasama yang dilakukan pemerintah dengan perusahaan pengolahan kelapa juga masih butuh banyak dorongan agar hasilnya dapat optimal bagi kesejahteraan masyarakat petani kelapa.
Wardan sendiri sebagai bupati yang juga ikut dibesarkan dari penjualan kelapa, mempunyai impian besar tentang kelapa. Banyak rencana sudah dibuat. Di antaranya membangun museum kelapa, mendirikan politeknik perkebunan kelapa, satu rumah satu produk kelapa, dan agrowisata kelapa. Hingga membuat tagline untuk kesejahteraan masyarakat Inhil “Kelapa Menjulang Masyarakat Gemilang”. Semoga (elpi alkhairi)