Tak Lagi Satu Tujuan Dukung Capres, Efriza: KIB Sudah Bubar, Hanya Ada Kumpulan 3 Partai

Tak Lagi Satu Tujuan Dukung Capres, Efriza: KIB Sudah Bubar, Hanya Ada Kumpulan 3 Partai
Efriza/F: Istimewa

 

LIPO - Kemanakah arah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digawangi oleh tiga parpol yaitu Golkar, PAN dan PPP. Akankah selamat sampai Pilpres digelar? atau malah karam dan memilih sekoci lain?

Melihat arah dukungan di internal yang sedang pecah, dimana PPP dan PAN memberi sinyal dukungan ke Capres Ganjar Pranowo. Sedangkan Golkar ditinggal gamang sendirian, dan berusaha mendekat ke kubu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). 

Menurut pengamat politik Efriza dari Citra Institute kepada liputanoke.com, mengatakan jika KIB ini tidak serius. Melainkan lebih kepada kepentingan politis atau intervensi internal parpol.

"Ini menunjukkan Koalisi PAN-PPP-Golkar dalam KIB tidak benar-benar serius. Ini membuktikan bahwa mereka bergabung karena ada permasalahan dan tekanan di masing-masing partai, misal PPP jika tak membuat koalisi maka akan dirongrong oleh kadernya karena dianggap pasif dan tak peduli partai sedang diambang kenyataan akan tak lolos di Parlemen, Senayan," jelasnya Sabtu (27/5/2023).

Sedangkan, Zulkifli Hasan bermaksud ingin menunjukkan mereka masih kuat, internal masih bersatu, meski banyak ditinggal dan pindah ke Partai Ummat pasca konflik Zulhas dan Amien Rais, Zulhas juga ingin menunjukkan PAN masih diperhitungkan di kancah politik nasional. Sedangkan Airlangga Hartarto, khawatir akan dievaluasi karena sudah ditetapkan sebagai capres Golkar tapi tak bekerja keras menguatkan posisi tawarnya sebagai capres/cawapres. 

"Amat disayangkan, KIB koalisi pertama terbentuk dan punya kesepakatan politik bersama, malah bubar ketika PPP ke Ganjar, ini menunjukkan kesepakatan Politik tertulisnya bersifat kosong semata, tidak ada kekuatan mengikat masing-masing partai dalam koalisi, wajar akhirnya keputusan diputuskan sendiri oleh partai dalam koalisi tersebut," terangnya.

Ini menunjukkan masing-masing partai bersatu karena permasalahan saja, padahal ketiganya tidak pernah punya kesepakatan bersama, kecuali drama politik pencitraan di politik semata agar ketiganya diperhitungkan di kancah politik nasional.

"KIB saat ini sudah bubar. PAN amat memungkinkan kepada Ganjar. Apalagi PAN sudah menyatakan dirinya tergantung Presiden Jokowi. Jadi partai KIB sudah bubar Pasca PPP mengambil sikap sendiri dan tidak diikuti oleh PAN dan Golkar. Jadi KIB bukan lagi Koalisi Indonesia Bersatu, tetapi Kumpulan dari Tiga Partai semata," ulas dosen Ilmu Pemerintahan di 5 Universitas ini.

Menurut Efriza, besar kemungkinan PAN dan Golkar sepertinya akan didesain menuju empat poros, meski kecil peluangnya. Sebab jika poros koalisi hanya tiga calon, dikhawatirkan akan de ja vu, sebab KKIR dan KPP anggota koalisinya punya kekecewaan terhadap Jokowi. 

Pasca pertemuan Prabowo dengan SBY, amat dikhawatirkan ketika masuk putaran kedua, antara KKIR atau KPP yang lolos maka yang tidak lolos dapat saja bersatu mengalahkan koalisi PDIP-PPP. Bayangan kekalahan PDIP-PPP seperti kekalahan di DKI Jakarta amat mungkin terjadi, terulang kembali," jelasnya.

Jadi, isu PAN-GOLKAR akan tetap berkoalisi dan membentuk koalisi, meski koalisi ini bukan kuda hitam, namun bisa menjadi strategi untuk menguatkan Koalisi PDIP-PPP jika kemungkinannya KKIR tidak lolos putaran kedua uga Koalisi Golkar-PAN tidak lolos, maka dapat mempengaruhi pembicaraan menguatkan koalisi barisan partai-partai pendukung pemerintah akan bergabung bersama PDIP-PPP. 

Nah, putaran kedua jika Anies Lolos akan menguatkan dukungan kepada pemerintah. Anies memungkinkan kepada Prabowo, tetapi Golkar-PAN akan kepada pemerintah, hanya warnanya tidak benar-benar antara oposisi dan pendukung pemerintah. Sebab Prabowo tidak akan melakukan perlawanan keras menentang Jokowi karena niatnya KKIR melanjutkan program pemerintah.

Jadi isu koalisi keempat adalah mencegah kekuatan barisan pemerintah membelot, jika KPP lolos putaran kedua. Artinya ingin menunjukkan besarnya koalisi pendukung Pemerintah jika putara kedua terjadi, maka koalisi keempat dibutuhkan. 

'Namun, jika Prabowo yang lolos bertarung dengan Ganjar, koalisi Golkar-PAN," tukasnya. (*16) 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index