JP98 Bandung Mempertanyakan 'Cawe-Cawe' Jokowi, Ada Kaitannya dengan Utang China?

JP98 Bandung Mempertanyakan 'Cawe-Cawe' Jokowi, Ada Kaitannya dengan Utang China?
Ilustrasi/ F: merdeka.com

LIPO - Tidak netral di Pilpres 2024 mendatang, menjadi sikap politik yang dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi). Istilah "cawe-cawe" yang digunakan Jokowi dianggap sebagai langkah untuk mencegah riak yang dianggap membahayakan bangsa. Namun Jokowi tidak menjelaskan lebih detail kelanjutan ucapannya tersebut.

Kritikan ini disampaikan Zaenal Muttaqin Koordinator JP98 Bandung terkait  klarifikasi Jokowi soal cawe-cawe yang disampaikan saat Rakernas PDIP.

"Jika cawe-cawe politik dikaitkan dengan pilpres, kenapa pencalonan seorang WNI yang dilindungi konstitusi dianggap membahayakan bangsa? Apa indikator pencalonan seorang warga negara dianggap membahayakan bangsa?" ungkap Zaenal kepada wartawan, Rabu pagi (7/6/2023).

Ia juga menilai pernyataan Jokowi tersebut justru menjadi blunder berbahaya terkait situasi politik saat ini. Tak hanya itu, Jokowi dianggap bisa memperkeruh keadaan. 

"Justru statement presiden tersebut menjadi hal yang membahayakan bangsa," kritiknya.

Ia juga melanjutkan opini tersebut akan berkembang secara liar. Termasuk soal hutang piutang Indonesia dengan China yang berpotensi tidak akan dilanjutkan oleh Presiden terpilih. Sehingga bisa memantik opini hutang tersebut akan membuat Indonesia jatuh dalam kekuasaan China jika hutang tersebut tak mampu dibayar.

"Kalau begitu, apa sebenarnya perjanjian dengan China dalam proyek kereta cepat dan IKN, sehingga kalau tidak dilanjutkan akan membahayakan bangsa?" tanyanya balik.

Zaenal  juga menyinggung perihal kejujuran atas nasib bangsa agar Indonesia tak jatuh pada lobang yang sama seperti banyak negara di Afrika. Terjebak utang China dan bangkrut.

"Dus, sekali lagi. Dalam situasi seperti ini kita membutuhkan konsolidasi dan persatuan bangsa, memilih satu presiden yang memiliki ketegasan dan keberanian membawa Indonesia keluar dari situasi jebakan utang China yang membahayakan bangsa," tegasnya. (*16) 

    

 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index