Kekuatan Magis dan Unsur Seni

Menembus Batas Logika! Dukun Jalur Beberkan Cara Dirinya Berkomunikasi dengan Jin untuk Meraih Juara

Menembus Batas Logika! Dukun Jalur Beberkan Cara Dirinya Berkomunikasi dengan Jin untuk Meraih Juara
Ilustrasi- Pacu Jalur/F: istimewa

LIPO - Di sejumlah daerah di Indonesia memiliki tradisi yang terdapat di tengah masyarakat. Demikian juga dengan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Kuansing memiliki tradisi yang unik yakni pacu jalur. Helat pacu jalur adalah merupakan kebanggaan masyarakat Kuansing yang pelaksanaanya ditunggu tunggu setiap tahunnya.

Tradisi pacu jalur ini secara kasat mata hanya merupakan tontonan semata. Namun, di balik itu semua diyakini bahwa masih berlangsungnya praktik magis atau perdukunan.

Boleh percaya boleh tidak, kembali kepada diri masing-masing untuk menyikapinya. Perihal adanya magis di arena pacu jalur dan selalu menjadi perbincangan berhasil dipecahkan liputanoke.com saat berhasil memewancarai salah satu dukun atau pawang jalur. 

Redaksi liputanoke.com cukup berhati-hati saat mengulik sejumlah ritual yang dilakukan sang dukun selama berinteraksi di dunia lain.  

Dengan alasan demi sebuah kearifan lokal yang tidak dapat terpisahkan dari pacu jalur itu sendiri, akhirnya sang dukun bersedia membeberkan bagaimana Ia bekerja menembus batas-batas logika. 

Mantan pawang jalur, Yapan Rizon, merupakan putra kelahiran Kuansing. Kepada liputanoke.com Ia menceritakan, bahwa praktik  magis atau kegiatan perdukunan tersebut berlangsung mulai dari awal perencanaan suatu desa atau kampung ingin membuat jalur.

Dalam setiap tahapan- tahapan pembuatan jalur tersebut, peran seorang dukun atau pawang sangat penting demi terlaksananya pembuatan jalur tersebut.

Bahkan, tak jarang masyarakat meyakini bahwa jika dukun dari jalur tersebut terkenal, kuat, hebat maka diyakini jalur tersebut akan memperoleh kemenangan dalam lomba pacu jalur.

Sebagai catatan bahwa ukuran dan kapasitas jalur serta jumlah anak pacunya dalam lomba ini tidak dipersoalkan. Karena mitos yang berkembang di tengah masyarakat, bahwa kemenangan ditentukan dari kekuatan magis yang ada pada kayu serta kesaktian dukun atau pawang dalam mengendalikan jalur.

Yafan Rizon mengaku pernah menjadi pawang jalur pada event pacu jalur di tepian Narosa Teluk Kuantan pada tahun 2004 dan 2005 dengan jalur yang berbeda.

Pada tahun 2004 dia menjadi pawang jalur Merak Jingga dari Desa Sawah, Kecamatan Kuantan Tengah.

"Pada tahun itu Merak jingga mencapai prestasi puncak yakni meraih juara dua di Tepian Narosa," terangnya kepada liputanoke.com pada Jumat (28/07/23). 

Selanjutnya pada tahun berikutnya yakni tahun 2005 dirinya menjadi pawang jalur Soriak Sarumpun Tolang Batutu dari Desa Pulau Binjai Kecamatan Kuantan Mudik.

"Untuk dua tahun itu, dua jalur yang dia pawangi sama sama meraih juara dua," papar Yafan.

Sebagai pawang jalur kata Yafan, tugasnya adalah bagaimana supaya jalur yang ia pawangi menjadi juara. Meski jalur yang dia pegang bukan termasuk jalur yang laju. Artinya kalau dilihat dari peringkat jalur yang ada hanya berada di peringkat 50-an.

"Disinilah tugas pawang bagaimana menggabungkan magis sebagai pawang dengan unsur seni dalam pacu jalur ini," ujarnya.

Biasanya sebagai pawang ini, dia bekerja pada malam hari bagaimana melakukan komunikasi dengan Jin sebagai penunggu jalur ini.

"Di sini terjadi debat dengan jin, tentang apa yang akan dilakukan. Misalnya pada malam itu sudah ditentukan lawan jalur yang akan dihadapi besok. Jadi pada malamnya kita sudah tau jalur mana yang akan menjadi lawan, dan jalan sebelah mana nantinya kita berpacu. Hasil komunikasi dengan penunggu ini juga disampaikan kepada masyarakat," ujarnya 

Pada malamnya katanya,  tak jarang juga mendapat  serangan serangan dari jalur lain yang diarahkan ke jalur yang dipawanginya, mereka biasanya mengirim dalam bentuk "Paramayo".

"Inilah tugas kita untuk mengantisipasi serangan Paramayo ini agar tidak jatuh di jalur kita. Biasa kalau ada serangan Paramayo ini akan dibelokkan ke rumah," terangnya.

Dikatakan kalau Paramayo ini tepat sasaran, biasanya pengaruhnya adalah anak pacu kita bisa jadi kurang semangat, jalur juga bisa karam saat berpacu. 

"Jadi disinilah peran pawang ini antara magis dengan seni digabungkan. Seninya bagaimana supaya lawan menjadi lemah. Tapi itu hanya sebatas di arena pacu jalur tidak berlanjut ke hari-hari berikutnya setelah pacu usai. Jadi habis di gelanggang pacu. Praktik (perdukunan) tidak sampai untuk mencelakakan, karena pacu jalur sifatnya seni permainan untuk merekatkan masyarakat Kuantan," pungkasnya.

Demikian juga dengan 2 jalur yang dihantarkannya menjadi juara 2 tersebut. Caranya, dirinya berdiskusi dengan jin jalur, bagaimana caranya nanti jalurnya tidak berhadapan dengan jalur-jalur andalan. 

"Sebelum cabut undian kami (dirinya dan jin) sudah bekerja agar jalur kami nantinya berhadapan dengan jalur satu peringkat, sampai nanti tersisa 1 jalur andalan jadi jawara dan jalur kita lolos di peringkat juara 2," tukasnya. 

Uniknya, peringkat juara yang akan diraih jalurnya diumumkan ke masyarakat satu pekan menjelang turun gelanggang pacuan. (*1) 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Pacu Jalur

Index

Berita Lainnya

Index