Parodi Pacu Jalur Mendunia! Warganet Bayangkan Bupati Kuansing Jadi 'Tukang Tari' dan Lakoni Aksi Terjun

Parodi Pacu Jalur Mendunia! Warganet Bayangkan Bupati Kuansing Jadi 'Tukang Tari' dan Lakoni Aksi Terjun
Suhardiman Amby jadi Timboruang Jalur Titian Akar Lubuak Balanti/F: kominfos

LIPO - Festival Budaya Pacu Jalur, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, belakangan mendadak viral di berbagai platform media sosial (Medos). Bahkan sejumlah Content Creator mancanegara secara masif memparodikan pacu jalur di akun medsos nya masing-masing. 

Kehidupan sosial masyarakat Kuansing sangat tergambar utuh di kegiatan pacu jalur batang kuantang. Dimana, anak-anak, orang dewasa, tua muda, laki-laki dan perempuan terlibat dan memiliki peran masing-masing.

Pacu jalur juga mampu mengenyampingkan strata sosial masyarakatnya. Lihat saja, tak hanya seorang Camat jadi anak pacuan, sekelas Bupati pun harus mengerjakan menimba air yang masuk ke jalur (sampan/perahu, red) saat menjadi anak pacuan. 

Peran yang diambil Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, di dalam jalur sebagai "Timbo Ruang" saat berpacu, sudah biasa baginya. Lahir dan besar, kemudian memimpin negerinya sendiri (Bupati, red) mengemban tugas "timbo ruang" menjadi hal yang lumrah. 

"Peran sebagai timbo ruang sebenarnya seperti peran pemimpin juga. Kita yang memberi aba-aba, menentukan arah jalur, kapan kita gas kapan kita santai mendayung atau mengayuh, tak ketinggalan kita pun harus menimba air dalam jalur. Bahkan kita pun turut serta mendayung," Kata Bupati Kuansing Suhardiman Amby kepada liputanoke.com pada Sabtu (26/08/23), saat ditanyakan soal dirinya viral ikut langsung menjadi anak pacuan. 

Usai dirinya (Suhardiman Amby) jadi sorotan jadi "timbo ruang", banyak warganet menantang Bupati jadi "tukang tari" di haluan jalur. Lalu melakukan aksi terjun, apakah Suhardiman Amby tak ingin mencobanya   seperti anak-anak yang viral itu?. 

"Saya tak berani membayangkan jadi tukang tari, karena peran itu untuk anak-anak. Dan itu sangat sulit dilakukan, karena membutuhkan keseimbangan dan kelenturan tubuh, tidak semua anak juga yang mampu melakukannya," kata Suhardiman. 

Menjalani masa kecil di kampung halaman, Suhardiman mengaku pernah mencoba peran itu (tukang tari). Ia mengatakan, sangat tak mudah melakoninya. Tak ingin mencoba peran tukang tari bukan karena takut disuruh terjun seperti aksi anak-anak tukang tari itu, melainkan karena peran itu bukan untuk orang dewasa. 

"Bukan karena takut disuruh terjun, tapi usia kita sudah tidak pas di posisi itu, peran itu untuk anak-anak," sambungnya. 

Aksi anak-anak Kuantan dengan budaya pacu jalurnya tentu diharapkan tetap lestari. Semangat "Ka Mudiak Sarontak Gala, Ka Ulak Sarontak Dayuang" diharapkan menjadi pegangan masyarakat Kuansing, Riau. 

Bupati Suhardiman Amby berharap event pacu jalur bisa menambah nilai persatuan. 

"Di tepian kita kompak bersatu, kita berharap masyarakat Kuansing bisa memberikan sambutan dan layanan yang baik kepada pengunjung, yang menonton tidak hanya datang dari daerah di sekitar Kuansing, juga banyak dari luar daerah, bahkan mancanegara," tukas Suhardiman Amby. 

Event budaya pacu jalur yang sudah berusia satu abad lebih ini tentu juga diharapkan berdampak ekonomi kepada masyarakat. Tidak hanya bagi pedagang, bahkan kepada para Content Creator di daerah Kuansing. 

Pemerintah Kuansing sudah selayaknya memberikan apresiasi dan memberikan ruang yang luas kepada Content Creator lokal untuk berkreasi, lantaran fenomena viral budaya pacu Jalur tersebut tidak terlepas dari peran mereka. 

Fenomena parodi pacu jalur yang viral  ini sangat menguntungkan dunia Pariwisata Kuansing, tinggal pemerintah Kuansing bagaimana mengatur strategi menangkap fenomena viral itu dan mengemas budaya pacu jalur semakin menarik sehingga semakin dikenal dunia. (*1) 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Pacu Jalur

Index

Berita Lainnya

Index