LIPO - Pengusaha perkebunan kelapa sawit se Provinsi Riau berkumpul berkumpul di Balai Serindit Gedung Daerah Riau, Jalan Diponegoro Pekanbaru, pada Rabu (24/01/24).
Mereka memenuhi undangan Gubernur Riau (Gubri) Edy Natar Nasution membahas persoalan-persoalan yang terjadi di wilayah operasional masing-masing, terutama mengenai konflik dengan masyarakat.
Selain mengundang pihak perusahaan, Gubri Edy Natar juga mengundang sejumlah Asosiasi, seperti Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau, Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Riau, Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (ASPEKPIR) Riau.
Forkopimda dan seluruh bupati/walikota, Badan Pertanahan, Lembaga Adat Melayu dan para pemangku kepentingan lainnya tampak hadir dalam pertemuan itu.
Dijelaskan Gubri Edy Natar, pihak sengaja mengundang pengusaha perkebunan sawit dalam rangka rapat koordinasi penyelesaian konflik lahan dan sosialisasi fasilitas pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar.
"Saya sengaja mengumpulkan seluruh perusahaan perkebunan sawit dan para pemangku kepentingan karena banyaknya keluhan masyarakat yang diekspresikan melalui aksi unjuk rasa, terkait ketidakadilan bagi masyarakat yang berada di sekitar perusahaan perkebunan," ucap Gubri, pada Rabu (24/01/24).
Dikatakan Gubri, persoalan perusahaan dengan masyarakat jangan dibiarkan berlarut-larut karena bisa menjadi bom waktu. Ia mengatakan, konflik masih saja terjadi dan tak kunjung diselesaikan dengan tuntas.
“Aksi unjuk rasa masyarakat sudah beberapa kali di awal tahun 2024. Ini terjadi karena banyaknya konflik lahan antara perusahaan perkebunan sawit dengan masyarakat yang sudah lama, namun sampai saat ini tak kunjung selesai," ujarnya.
Atas persoalan ini, lanjut Gubri, maka kepala daerah penting membantu masyarakat menyelesaikan persoalan konflik lahan tersebut dengan cara seadil-adilnya. Sehingga terciptanya keadilan bagi masyarakat dan ada sebuah kepastian bagi pelaku usaha.
"Karena itu, hari ini saya kumpulkan semua perusahaan perkebunan sawit, bupati walikota dan pemangku kepentingan untuk mendiskusikan persoalan konflik ini dengan baik, dan ditemukan keputusan yang adil, serta tidak merugikan antara kedua belah pihak, baik itu masyarakat dan perusahaan," pungkasnya.
Berikut Perusahaan Kelapa Sawit yang Diundang Gubernur Riau;
- Pimpinan PT. Astra Group (8 Perusahaan)
- Pimpinan PT Duta Palma Nusantara Group (10 Perusahaan)
- Pimpinan PT Gandaerah Group (4 Perusahaan)
- Pimpinan PT Perkebunan Nusantara V (20 Lokasi Kebun)
- Pimpinan PT. Asian Agri Group (6 Perusahaan)
- Pimpinan PT First Resouces Group (16 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Panca Eka Group (10 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Pulau Sambu Group (9 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Indofood Plantation (5 Perusahaan)
- Pimpinan PT Minamas Group (4 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Peputra Group (4 Perusahaan)
- Pimpinan PT Sinar Mas Group (6 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Sugih Indah Sejati Group (6 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Wilmar Group (3 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Adei Plantations (4 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Musim Mas Group (3 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Torganda Group (2 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Adimulya Agrolestari Group (2 Perusahaan)
- Pimpinan PT. Tri Bakti Sarimas
- Pimpinan PT. Meskom Agro Sarimas Indonesia
- Pimpinan PT. TH Indo Plantations
- Pimpinan PT. Bina Pitri Jaya
- Pimpinan PT. Teguh Karsa Wana Lestari
- Pimpinan PT. Sewangi Sejati Luhur
- Pimpinan PT. Citra Riau Sarana
- Pimpinan PT. Ganda Buanindo
- Pimpinan PT. Hutahaean
- Pimpinan PT. Simas Sawit Aliantan
- Pimpinan PT. Guno Dodos
- Pimpinan PT. Tasma Puja
- Pimpinan PT. Wasundari Indah
- Pimpinan PT. Padasa Enam Utama
- Pimpinan PT. Teso Indah
- Pimpinan PT. Marita Makmur
- Pimpinan PT. Sumber Jaya Indah Nusa Coy
- Pimpinan PT. Wana Subur Sawit Indah
- Pimpinan PT. Agro Mitra Rokan
- Pimpinan PT. Cahaya Amal Gemilang
- Pimpinan PT. Anugerah Niaga Sawindo
- Pimpinan PT. Sawit Rokan Semesta