Suara PDIP Naik di Riau, Ganjar-Mahfud Kok Kalah?, Ini Kata Pengamat

Suara PDIP Naik di Riau, Ganjar-Mahfud Kok Kalah?, Ini Kata Pengamat
Akademisi Rawa El Amady/F: ist

PEKANBARU, LIPO - Akademisi Rawa El Amady, memberikan analisisnya terkait klaim suara PDIP Riau naik berdasarkan hitung cepat Pemilu Legislatif (Pileg), tapi justru tidak mampu mendongkrak suara paslon yang mereka usung yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Menurut Rawa, faktor Ganjar-Mahfud kalah di Riau karena massa pendukung ketiga calon presiden dan wakil presiden mengambang. Kendatipun demikian Rawa yakin semua pemilih PDIP memilih Ganjar.

"Ini disebabkan massa mengambang memilih Prabowo dan Anis, Gerindra kita lihat tidak menang di Riau padahal Prabowo menang," kata Rawa kepada liputanoke.com, Selasa 27 Februari 2024.

Untuk diketahui perolehan suara Ganjar-Mahfud saat ini berada di posisi paling buncit atau urutan tiga di bawah Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.  

Berdasarkan real KPU hari ini Selasa 27 Februari 2024, perolehan suara Paslon capres - cawapres 03 ini hanya meraih 16,7 persen, sementara Paslon 02 Prabowo-Gibran 58,84 persen dan Paslon 01 24, 46 persen.

Terkait mengapa PDIP menang di Riau di pemilu 2024 ini, menurut dosen Unilak ini, ada beberapa faktor, pertama karena PDIP memiliki massa ideologis yang hubungan emosional dengan dengan presiden RI pertama Soekarno sangat kuat. Sehingga kader-kader yang menyentuh akar rumput sudah menjalin keterikatan yang sangat erat dengan pemilihnya sejak lama. Bahkan, jauh-jauh hari sebelum Pemilu.

"Ditambahkan lagi Ketua Umum nya PDIP adalah anak Soekarno. Jadi tidak dipungkiri pendukung PDIP merupakan pendukung yang tetap dan solid," ujarnya. 

Alasan kedua, suara PDIP naik  karena faktor pemecah suara dari pengikut Soekarno hampir tidak ada. Sehingga tidak ada saingan. 

"Seharusnya suara PDIP itu mencapai 40 persen dari jumlah pemilih," jelasnya.

Alasan terakhir kata Rawa, bahwa Partai di luar PDIP cukup banyak. Sehingga suara di luar pendukung setia PDIP itu direbut oleh banyak partai. 

"Di Riau ini ada 42 persen saudara kita suku jawa  cobalah lihat pemilihan bupati posisi wakil selalu dipegang suku Jawa kalau calon bupatinya bukan dari jawa. Jadi pendukung PDIP merupakan pendukung yang tetap dan solid," tambahnya.

Sebelumnya, PDIP Riau mengklaim meraih suara tertinggi dan dipastikan memperoleh jabatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini. Kemenangan PDIP ini membuat Partai Golkar tumbang pada jabatan Ketua DPRD Riau.

Zukri Misran, Ketua Dewan Pimpinan Daerah, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Provinsi Riau, mengatakan, bahwa jumlah perolehan kursi tersebut diprediksi sudah sejak awal sebelum pemilu 2024 dimulai.

"Kita melakukan pemetaan secara matang dan riset secara mendalam dengan target maksimal dapat Ketua DPRD Riau dan, Alhamdulilah target tersebut tercapai berkat kerja gotong royong seluruh kader PDI Perjuangan dan simpatisan di seluruh Riau," ungkap Zukri, Senin 26 Februari 2024.

Selain itu juga kata Zukri, seluruh kader partai mulai dari tingkat Kabupaten/kota hingga ranting bahkan badan dan sayap organisasi partai dikerahkan secara maksimal dan fokus bisa memenangkan partai dan Calon Presiden Ganjar-Mahfud.

Untuk diketahui, dengan direbutnya kursi Ketua DPRD Riau dari parlemen ini menjadi catatan sejarah bagi PDIP Perjuangan Riau, karena prestasi tersebut kali pertama partai berlogo banteng moncong putih menjadi juara pada Pemilu dibawah kepemimpinan Zukri Misran.*****

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Pemilu 2024

Index

Berita Lainnya

Index