Pro dan Kontra Film Layar Lebar ‘Kiblat’, MUI Turut Angkat Bicara

Pro dan Kontra Film Layar Lebar ‘Kiblat’, MUI Turut Angkat Bicara

LIPO - Film layar lebar “Kiblat”  akhir-akhir menjadi sorotan. Berbagai kritikan pedas memenuhi kolom komentar berbagai platform digital, seperti instagram, X (dulunya twitter) hingga facebook. Bukan tanpa sebab, kehadiran poster ini dianggap telah mencoreng agama.

Bukan tanpa sebab, banyak yang menganggap kehadiran poster film layar lebar yang menampilkan seorang wanita dengan mukena sedang lakukan gerakan sholat dengan wajah terbalik ke belakang, dan mulut seperti berteriak dengan dilatari sosok tubuh tanpa kepala yang penuh darah itu dianggap telah mencoreng agama.

Untuk diketahui, film Kiblat merupakan besutan Leo Pictures bekerja sama dengan Legacy Pictures dan 786 Production. 

Ketua Majelis Ulama Indonesia bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis juga turut mengomentari poster film tersebut. Dirinya menyayangkan bagaimana produser perfilman kerap menggunakan isu agama dalam menarik perhatian masyarakat. Menyikapi hal ini dirinya dengan tegas menolak.

“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untuk materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” ucap Cholil pada Instagram pribadi miliknya.

Cholil pun mengungkapkan alasan penolakannya. Pemilihan judul film dengan kata “kiblat”. Hal ini merupakan salah satu bentuk kampanye hitam. Sebab penggunaan kata kiblat diperuntukkan pada istilah orang shalat dan menghadap ke ka'bah. Akan tetapi dalam film Kiblat sendiri hal ini disalah artikan.

“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas di edar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” jelas dirinya. 

Sementara, Ervan Ismail, Wakil Ketua Lembaga Sensor Film, menyatakan, bahwa film Kiblat belum masuk dalam tahap sensor. Sampai saat ini, yang baru dibahas baru sebatas poster dan trailer. Menurut Ervan, poster dan trailer film Kiblat sudah mendapatkan Surat Tanda Lulus Sensor

“Jadi di kalangan anggota LSF itu sendiri, mengenai film ini ada protes dan seterusnya, Kami mengikuti (isunya), bahkan sampai pada tahap terakhir itu kalau tidak salah kan posternya sudah ditarik dan diperbaiki oleh produsen film," ujar Ervan pada Catatan Demokrasi tvOne pada Selasa malam (26/03/2024).

Dirinya juga mengatakan, bahwa film ini setelah ditinjau pada proses video trailer yang diberikan oleh Leo Pictures dianggap tak menimbulkan penodaan terhadap agama tertentu.  

“Kami menilai dari sisi dari gerakan-gerakan sholat yang berpotensi melanggar. Menghadap kiblat iya, lafal ucapan, doa ataupun surah yang dibacakan juga betul. Jadi tidak ada unsur memperolok, melenceng dan seterusnya,” jelas dirinya.*****

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Film

Index

Berita Lainnya

Index