Soal Banjir di Pekanbaru, Pj Muflihun: Bohong dengan 2 Tahun Bisa Diselesaikan, Itu Bohong!

Soal Banjir di Pekanbaru, Pj Muflihun: Bohong dengan 2 Tahun Bisa Diselesaikan, Itu Bohong!
Pj Wako Pekanbaru, Muflihun/F: LIPO

PEKANBARU, LIPO - Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, dijuluki “Kota Bertuah”. Namun lantaran sering digenangi banjir julukan tersebut sering diplesetkan menjadi “Kota Berkuah”.

Tak dipungkiri, persoalan banjir di Kota Pekanbaru masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah Pekanbaru. Setiap berganti kepemimpinan, persoalan banjir belum mampu teratasi. Meskipun tak jarang persoalan banjir ini selalu menjadi jualan bahan kampanye baik oleh calon Walikota maupun calon legislatif. 

Selain persoalan banjir yang selalu menghantui, persoalan sampah dan jalan rusak turut menjadi pelengkap persoalan Kota Pekanbaru. 

Di masa kepemimpinan Penjabat (Pj) Muflihun, persoalan banjir, sampah, dan jalan rusak juga menjadi persoalan prioritas yang akan dituntaskan. Meskipun hampir setiap hari menuai kritik, Muflihun terus berupaya menyelesaikan tiga persoalan yang kerap dijadikan tolak ukur keberhasilan   dalam memimpin Kota Pekanbaru. 

Khusus menangani persoalan banjir, Muflihun menegaskan bahwa Pemko telah bekerja keras mengatasinya.

Salah satu langkah solutif,  Pemko secara rutin melakukan pengerukan sungai dan parit besar. Bahkan, setiap rapat pembahasan persoalan banjir selalu menjadi agenda utama. 

“Masalah banjir itu (saya) berharap masyarakat agar bersabar. Bukan pemko tidak bekerja,” ujar Muflihun, dikutip liputanoke.com, Selasa 16 April 2024.

Menurut Muflihun, pemecahan masalah banjir di Pekanbaru tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi partisipasi aktif dan perilaku masyarakat turut menentukan. Seperti halnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan, termasuk dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sekitar drainase.

Keberadaan Rumah Toko (Ruko) yang berjejer di sepanjang jalan-jalan utama turut menjadi perhatian Pemko Pekanbaru. 

Muflihun mengajak seluruh pemilik atau penghuni ruko memiliki rasa tanggung jawab menjaga kelancaran drainase agar tidak menimbulkan genangan air, misalnya dengan membuat bak kontrol dan rajin membersihkannya. 

Padahal kata Muflihun, Pemko Pekanbaru telah membangun parit sebagai salah satu upaya mengatasi persoalan banjir. Namun, masih banyak oknum yang tidak bertanggung jawab merubah struktur bangunan dengan menjadikan  jembatan atau membangun tiang-tiang yang dapat menghambat aliran air. 

“Ini terkesan nanti tidak dipedulikan. Kami akan bersikap tegas. Nanti akan kami pecahkan jembatan itu demi kemaslahatan umat di Pekanbaru,” ujar alumni Magister Administrasi Publik Universitas Islam Riau itu.

Menurut Muflihun, penyebab utama terjadinya genangan air banjir adalah masalah drainase. Untuk memperlancar aliran air, pihak Pemko Pekanbaru telah membangun sejumlah gorong-gorong sebagai saluran air dari setiap drainase. 

“Kepada para camat agar bisa mengajak masyarakatnya aktif dalam melakukan gotong royong. Setidaknya, sekali seminggu satu parit dapat dibersihkan,” harap Muflihun. 

Dengan gotong royong, diharapkan mampu meminimalisir genangan air yang dapat berujung terjadinya banjir. 

“Bohong itu, kalau dengan durasi dua tahun bisa selesaikan banjir, tidak ada itu, bohong itu ya,” tukas  Muflihun.*****

 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Banjir

Index

Berita Lainnya

Index