Sisi Lain dari Pertemuan Apeksi, Tampil Memukau, Jauh Terbang Elang Langsa Menuju Kota Bertuah

Sisi Lain dari Pertemuan Apeksi, Tampil Memukau, Jauh Terbang Elang Langsa Menuju Kota Bertuah
Salah satu yang mencuri perhatian adalah barisan dari Kota Langsa, Aceh/yobi

PEKANBARU, LIPO - Ratusan perwakilan dari berbagai daerah, mengenakan pakaian adat, berkumpul dalam Rapat Kerja Komisariat Wilayah I Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Raker Komwil I Apeksi) pada Jumat (03/05/2024). Setiap perwakilan daerah memeriahkan acara dengan menampilkan tarian khas mereka.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah barisan dari Kota Langsa, Aceh. Mereka tampil memukau dengan kostum-kostum uniknya. Identik dengan warna kostum corak merah, emas, dan hija. Rombongan pawai ini mempersembahkan keindahan budaya Aceh yang kaya.

Kota Langsa miliki kostum nan unik, salah satunya dengan kostum elang berwarna putih yang menghasilkan keindahan yang elegan. Lalu hadir pula kostum dengan miniatur rumah adat Aceh pada bahunya. Dan tak kalah menarik, terdapat kostum sembari menampilkan rempah-rempah khas milik kota yang miliki julukan kota terasi tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Langsa, Suhartini berikan keterangan. Menurutnya warna-warna yang dipilih untuk pakaian adat itu miliki makna tersendiri. Terdapat tiga warna yang mendominasi, mmulai dari warna merah lalu ada warna emas dan warna hijau.

Maknanya, menurutnya warna merah melambangkan warna keberanian warga Aceh. Lalu hadir warna emas yang mempersentasikan kerajaan. Tak khayal sebab Aceh pada masa lampau dihuni oleh banyak kerajaan. Sebut saja seperti Samudra Pasai hingga Kesultanan Aceh.  

Terakhir pada warna hijau. Warna yang tenang ini mencerminkan kesuburan pada kota dengan julukan Serambi Mekkah tersebut.

Menurutnya kostum yang mereka kenakan memiliki makna mendalam. Seperti rempah-rempah yang melambangkan sejarah perdagangan rempah dunia yang melalui Kota Langsa. Lalu Burung elang melambangkan keberanian, sementara rumah adat Aceh mewakili warisan tradisional mereka.

Melintasi dua Provinsi dengan beragam pemandangan. Mulai dari Aceh hadir dengan hutan-hutan tropis nan masih indah tak terjamah. Lalu melewati Medan hingga Riau yang lebih dominan pada Sawit. 800 Kilometer lebih pun ditempuh untuk hadir pada kegiatan tersebut. Pun demikian Suhartini merasa tak terbebani dan tetap menikmati perjalanan tersebut. 

"Saya beserta 50 orang lainnya berangkat dari Langsa dengan dua bus dan beberapa mobil pribadi. Perjalanan satu hari satu malam terasa ringan karena kami juga menikmati perjalanan sebagai perjalanan wisata," ungkap Suhartini kepada liputanoke.com

Kegiatan seperti Gebyar Gernas Bangga Buatan Indonesia (BBI), Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), Lancang Kuning Carnival tidak hanya memperlihatkan keindahan budaya, tetapi juga menginspirasi kepala daerah untuk mengembangkan potensi wisata dan budaya di daerahnya masing-masing.

"Hari ini kota Pekanbaru telah mengenalkan kepada masyarakat sekitar bahkan dunia bahwasannya kebudayaan beserta tari-tarian itu harus dilestarikan dan juga memupuk rasa cinta tanah air kepada generasi akan datang," tutup Suhartini.(***)

 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Pemko Pekanbaru

Index

Berita Lainnya

Index